-->

Stigmatisasi Buruk Ibu-ibu Pengajian


Oleh: Ummu Alvin

Pidato kontroversi yang diucapkan Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, mengundang kegaduhan publik, bahkan sangat menyakiti hati umat Islam.Dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023), ketika membahas masalah anak stunting, Megawati justru mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu. Menurutnya, ibu-ibu banyak waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Megawati pun sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak(republika.co.id, 19/02/23).

Aktivitas pengajian dianggap sebagai  penyebab kaum ibu melupakan asupan gizi anak atau dengan kata lain Megawati berpendapat bahwa pengajian menjadi penyebab stunting.Rakyat tentunya berharap bahwa dari lisan pejabat publik tercetus ide-ide yang kreatif dan solutif. Namun, apa yang disampaikan Ibu Megawati sebagai pejabat publik kontradiktif dengan persoalan yang tengah dibahas.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani yang mampu dikonsumsi rakyat Indonesia.

Yang lebih tepat lagi stunting terjadi karena beratnya beban hidup saat ini, kemiskinan terus bertambah,dengan kesulitan ekonomi,PHK dimana-mana,sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan ditambah lagi dengan adanya PERPPU Cipta Kerja yang hanya mengutamakan kepentingan pengusaha, semakin menambah sempurna derita rakyat, jangankan untuk memperhatikan asupan gizi anak,untuk makan ala kadarnya saja susah.

Maka adalah wajar jika stunting menjadi ancaman besar saat ini karena sistem kapitalisme hanya memberi kesejahteraan bagi yang punya dana besar yang mampu membeli segalanya. Sedangkan rakyat kecil hanya gigit jari. Sementara, mengkaitkan stunting dengan kebiasaan kaum ibu yang ikut pengajian jelas alasan mengada-ada, justru dalam pengajian para ibu diajarkan untuk menjadi ibu dan istri yang baik yang tidak melalaikan tugas-tugas nya dalam rumah tangga dan bagian dari masyarakat.

Stigmatisasi buruk yang dilabelkan kepada ibu-ibu pengajian adalah bagian dari Islamophobia,yaitu  kekhawatiran  akan semakin pahamnya masyarakat terhadap agama Islam yang akan menjadikan mereka lebih pintar dan kritis terhadap kondisi yang ada, terutama segala problematika rakyat hari ini, yang disebabkan diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang merusak. Tidak jarang setelah mereka mengaji muncul ghirah kembali ke fitrah dengan kembali kepada aturan Allah SWT yakni dengan berislam secara kaffah.

Pengajian merupakan sarana bagi kaum ibu untuk memahami berbagai hukum Allah secara menyeluruh, ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan, termasuk dalam mendidik anak agar selalu dalam keridhaan Allah SWT. Karena ilmu agama yang merupakan ilmu wajib tidak didapatkan di bangku sekolah yang memiliki kurikulum sekuler. Ilmu agama bahkan dianggap tak penting sehingga hanya diberi waktu 2 jam /minggu, dan bahkan diwacanakan untuk dihapus dari kurikulum pendidikan.

Islam adalah agama yang sempurna, Islam memiliki solusi jitu atas semua problematika manusia. Setiap muslim harus menyadari bahwa mengkaji Islam dengan serius akan membuat mereka paham bahwa Islamlah satu-satunya sistem kehidupan terbaik dan wajib diperjuangkan. Dan bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk menerapkan aturan-Nya secara kaffah.Oleh karenanya, tentu saja mengkaji Islam harus kaffah atau menyeluruh, bahwa syariat Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Terbentuknya kepribadian Islam pada diri seseorang bisa berawal dari pembinaan dalam kajian rutin, hingga terlahir sosok-sosok muslimah dan ibu tangguh di tengah umat,untuk meraih kebangkitan umat yang hakiki.

Ibu tangguh tidak akan lahir dari sistem yang diterapkan dalam negeri saat ini,yaitu sistem yang berasaskan liberalisme (kebebasan),bebas melakukan apapun juga, termasuk kebebasan berekspresi dan berpendapat hingga dengan mudahnya mengkerdilkan makna dari pengajian.Oleh sebab itu, kita semua butuh ilmu Islam kaffah lewat pengajian dan pembinaan. Sehingga tidak akan mudah di pengaruhi oleh aturan yang rusak. Hanya aturan Islam yang mampu mengatasi semua masalah dalam kehidupan.

Wallahu a'lam bish shawwab.