-->

Rice Cooker Gratis dan Konversi ke Motor Listrik Ditengah krisis, perlukah?

Oleh: Susi Ummu Musa (Aktivis muslimah)

Sebenarnya jika kita mendengar kata "gratis" siapa sih yang tidak semangat ,semua orang pasti akan senang jika ada yang memberi secara cuma cuma alias gratis,

Tapi apakah semua yang gratis bisa kita nikmati?

Atau sudah tepatkah dan bermanfaat?

Tentu semua kembali pada aturannya dan fungsinya.

 jika kita berharap ada sesuatu yang cukup melegakan minimal rumah sakit gratis atau sekolah gratis tapi kali ini agak berbeda. Ya! Rice cooker gratis yang diwacanakan pemerintah ,

Kira kira wacana ini tepat atau tidak ya?

Seperti apa kata pengamat?

Dilansir dari JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi menyebut bagi-bagi rice cooker gratis sebagai program mubazir dan tidak efektif sama sekali. Ia menggangap alasan memberikan kontribusi energi bersih tidak signifikan dan kontribusinya kecil.

“Penghematan elpiji tiga kilogram dengan bagi-bagi rice cooker gratis berbeda dengan kompor listrik, sebab rice cooker hanya untuk menanak nasi, padahal memasak masih pakai elpiji tiga kilogram,” ujarnya, Sabtu (3/12/2022).

Ia ingin sebelum ada uji coba Kementerian ESDM melakukan perhitungan yang matang. Pengurangan penyerapan listrik dengan memakai rice cooker tidak signifikan jika bertujuan untuk mengatasi over supply listrik.

Ia tidak menampik belum melakukan survei tetapi punya dugaan masyarakat penerima manfaat sebagian besar punya rice cooker sehingga duplikasi anggaran menjadi mubazir.

“Sebagian besar sudah punya kenapa harus dibagi-bagi, jangan-jangan ini proyek perusahaan untuk dibagi-bagi,” ucapnya.

Dan tidak hanya program bagi bagi rice cooker saja tapi konversi ke motor listrik juga turut diwacanakan dan menurut Luhut Binsar Panjaitan itu sesuatu yang tepat Untuk mengejar target peralihan energi, pemerintah siap mengeluarkan peraturan baru terkait subsidi pembelian motor listrik. Pemberian subsidi itu akan dilaksanakan pada tahun 2023.

Dan Pemerintah Indonesia berencana memberikan subsidi Rp6,5 juta terhadap pembelian motor listrik tahun depan, namun pengamat transportasi menilai subsidi itu lebih tepat diberikan untuk pembangunan dan perbaikan transportasi publik sehingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor.

Di sisi lain, asosiasi ojek online meminta pemerintah untuk tidak sekadar memberi subsidi pembelian motor listrik, namun juga fokus membangun fasilitas penunjangnya, mulai dari stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hingga asuransi kendaraan dan keselamatan pengendara.

Sedangkan anggota DPR Komisi VII bidang energi melihat, rencana subsidi itu "terlalu mengada-ada dan hanya akan menguntungkan pengusaha.

Jika Konversi ke motor listrik , sebagaimana mobil listrik,  dianggap lebih menguntungkan secara keuangan bagi negara dan masyarakat, serta pro-lingkungan .  Demikian juga pembagian rice cooker  dianggap akan menghemat penggunaan LPG 3 kilogram sehingga mengurangi impor LPG dan meningkatkan  konsumsi listrik domestik,

Namun kebijakan tersebut tidak sejalan dengan  realita di lapangan.  Fasilitas penunjang untuk pengisian listrik belum banyak tersedia, sementara penghematan atas pengurangan  penggunaan gas juga tidak signifikan.  Dan yang pasti,   program tersebut  jelas akan menguntungkan pengusaha.

Sungguh! sudah bisa kita duga apa tujuan para politikus dinegri ini hanya memanfaatkan kondisi.

Mereka sangat tidak peka bagaimana nasib dan keadaan rakyat yang hari ini dalam kesulitan dan kondisi krisis ekonomi.

Banyak nya PHK massal,harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi dan masih banyak hal lain yang kini dirasakan Sulit oleh masyarakat.

Inilah potret buruk wajah sistem demokrasi sekuler yang hanya mementingkan kepentingan mereka tanpa melihat mana yang  lebih utama ataupun tidak.

Maka jelas sekali terlihat bahwa sudah saatnya kita campakkan sistem kufur ini dan kembali pada sistem Islam yang berasal dari yang maha Agung yaitu Allah SWT.

Karena sistem Islam adalah satu satunya sistem yang paling adil dan bijaksana dalam menentukan keputusan ditengah umat.

Wallahu a'lam ini