-->

TV digital dan STB (Set Top Box) Bukti Cengkraman Kapitalisme

Oleh: Ai Hamzah

Kembali khalayak dihebohkan dengan beralihnya siaran TV analog menjadi TV digital. Saluran televisi kini hanya bisa dinikmati dengan sistem digital. Bagi rakyat yang memiliki televisi masa kini maka akan dengan mudah mendapatkan siaran televisi. Sedangkan bagi rakyat yang masih menggunakan televisi jadul maka harus menggunakan alat tertentu untuk memperoleh siaran televisi dengan gambar dan warna yang jernih.

Sontak rakyatpun mulai gelisah, pasalnya media televisi ini adalah sarana hiburan yang termurah yang bisa mereka nikmati kapan saja. Kini para orang tua mulai merah telinganya karena rengekan anak anak yang tidak bisa menikmati hiburan anak anak. Padahal alat digital ini harganya tidaklah murah. Saat ini bagi mereka untuk bertahan hidup saja harus berjibaku siang dan malam. Apalagi ditambah dengan media hiburan yang membutuhkan alat dengan sekian nominal.

Sebutlah STB dia adalah alat yang dibuat untuk saluran televisi digital. Dengan alat ini maka seluruh siaran televisi akan tertangkap dengan bagus dengan warna jernih. Saat ini pemerintah memberlakukan semua saluran televisi untuk beralih ke saluran digital dengan bantuan alat STB. Hanya saja alat ini dibuat tidak cuma cuma tapi mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Rakyat semakin tidak berdaya ditengah cengkraman kapitalisme. Pemerintah bersikap masa bodo dengan kondisi rakyat saat ini.

Padahal rakyat adalah amanah yang urusannya berada ditangan penguasa. Suara rakyat semestinya menjadi prioritas diatas segalanya. Tapi kini suara rakyat tidak lagi menjadi penentu kebijakan karena suara mereka sudah tersimpan di meja para wakil rakyat.  Baik-buruk nasib mereka ditentukan oleh kebijakan yang dilahirkan di sana. Diantaranya dilakukan lewat kesepakatan perundang-udangan yang sarat dengan pesanan para pengusaha.  Jadilah kebijakan diambil demi melanggengkan kepentingan mereka bukan untuk kesejahteraan rakyat.  

Rasulullah saw. bersabda:

فَاْلاِمَامُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam atas manusia adalah pengurus rakyat dan dia dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya (HR al-Bukhari). 

Imam Muslim juga meriwayatkan hadis sebagai berikut:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ الله رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَموُتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ الله عَلَيْهِ الْجَنَّةِ

Siapa saja yang diberi amanah oleh Allah untuk mengurus rakyat, lalu mati dalam keadaan menipu rakyatnya, niscaya Allah mengharamkan surga atas dirinya (HR Muslim). 

Betapa Rosulullah SAW dan para sahabat begitu memegang amanah ketika menjadi seorang Khalifah. Urusan rakyat menjadi prioritas utama. Bagaimana Rosulullah SAW memperlakukan seorang Yahudi yang tidak melihat dengan menyuapinya setiap makan, atau ketika sahabat Umar bin Khattab ra yang sering blusukan untuk memastikan rakyat hidup tanpa kekurangan, kebutuhannya senantiasa tercukupi, atau Ali bin Abi Thalib ra berkeliling Madinah untuk memastikan rakyatnya dalam keadaan aman dan nyaman.

Begitulah Islam mengatur dengan sempurna. Dan Rosulullah SAW dengan para sahabat nya sebagai contoh bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mengurusi urusan umat. Pemimpin yang senantiasa amanah, karena dalam dirinya selalu ada rasa ketakutan dan ketaatan  kepada Allah SWT. Amanah yang diembannya akan menjadi saksi kelak di hari akhir.

Wallahu alam