-->

Harga Telur Naik, Rakyat Panik

Oleh : Henis Ummu Ahmad

Naiknya harga telur ayam beberapa saat ini telah membuat rakyat panik, betapa tidak pasalnya telur adalah salah satu kebutuhan pokok rakyat yang sangat penting untuk melengkapi kebutuhan gizi keluarga. Telur dianggap sebagai salah satu protein hewani yang murah ketimbang daging ayam atau daging sapi. Namun harga telur yang beberapa waktu ini mencapai kisaran Rp30 ribu/kg dirasakan sungguh memberatkan ekonomi rakyat. Dari beberapa sumber kenaikan harga telur yang signifikan ini dipicu berbagai faktor, di antaranya ialah pemangkasan populasi ternak yang berefek langsung pada menurunnya produksi telur.

Menurunnya produksi telur membuat stok telur di pasaran tak lagi mampu memenuhi pasar permintaan kata Eko Sugitno, peternak ayam petelur asal Desa Karangcengis, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah.

“Harga mahal itu terkait dengan populasi, supply and demand. Karena produksinya sedikit, permintaannya banyak, otomatis harganya mahal,” katanya. (Rabu, 24/08/2022).

Faktor Pemicu

Populasi terpaksa dipangkas oleh para peternak disebabkan selama periode September 2021 hingga April 2022 mereka mengalami kerugian yang tak sedikit. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Syailendra, bahkan mengatakan, salah satu penyebab harga telur ayam naik karena jumlah peternak ayam petelur turun sekitar 30 persen (Kompas.com, 30 Agustus 2022).

Turunnya jumlah peternak akibat para pemodal besar banyak bermunculan dan membuka ternak ayam petelur sehingga menyebabkan usaha peternak menjadi goyang. Bahkan sebagian besar peternak ayam petelur lokal gulung tikar karena biaya pakan dan biaya perawatan ternak yang tinggi. Banyaknya pemodal besar bahkan pengusaha asing yang sangat tertarik mengembangkan peternakan ayam petelur di Indonesia khususnya Pulau Jawa karena tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur yang sangat tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang bagi pemodal besar untuk memasarkan produksi telurnya. Adanya peluang pasar yang besar ini membuat pemodal besar dengan mudah mendapatkan keuntungan yang cukup menggiurkan.

Munculnya berbagai peternakan ayam petelur milik pemodal besar atau asing ini secara pelan mematikan usaha peternakan ayam lokal. Ini dikarenakan mereka tidak memiliki modal besar untuk membeli pakan ayam yang tinggi, pada akhirnya peternak lokal hanya akan menjadi penonton atau pekerja di peternakan milik pengusaha asing itu. Pemodal besar atau asing akan lebih leluasa untuk menguasai sektor peternakan di Indonesia sebab peternak lokal belum siap bersaing karena keterbatasan modal usaha, seiring biaya atau modal usaha peternakan yang semakin tinggi.

Meskipun pemerintah memberikan kebijakan untuk menggelontorkan bantuan sosial berupa bahan pangan kepada peternak lokal. Namun sayangnya kebijakan bantuan sosial pangan ini terhenti akibat berbagai persoalan. Na'asnya para peternak telanjur menambah populasi ayam mereka untuk memenuhi permintaan konsumen. Maka over populasi tak lagi terelakkan. Telur yang diproduksi melimpah ruah, namun minim terserap. Untuk menghadapi hal itu peternak terpaksa menjual telur mereka dengan harga sangat rendah agar tidak mendapatkan kerugian yang lebih besar akibat telur membusuk karena tak terserap pasar.

Kenaikan harga telur yang melambung tinggi ini tak lepas dari sistem kapitalis yang mengangkangi perekonomian negara. Berbagai kebijakan yang ada tak lagi memihak kepada rakyat kecil. Akan tetapi hanya mengutamakan untung rugi semata. Adanya praktik monopoli dan oligopoli di industri ternak ini sebenarnya sudah banyak dikeluhkan. Adanya dugaan praktik monopoli dan oligopoli yang dilakukan perusahaan terintegrasi dalam usaha budi daya ayam sudah dilaporkan oleh Asosiasi Peternak Ayam Rakyat Indonesia (Aspasi) kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Sayangnya negara hanya bertindak sebagai regulator, penghubung kepentingan swasta dan kebutuhan rakyat. Negara nampak tak memiliki keberanian untuk menindak praktik oligopoli ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa penguasa adalah para pemilik modal. Tengoklah berbagai kebijakan pemerintah kerap memberi karpet merah pada pemilik modal, seperti kebijakan peternakan yang kian hari malah berpihak pada korporasi.

Solusi Tuntas

Stabilnya harga kebutuhan pokok sangat penting demi terpenuhinya kebutuhan rakyat akan makanan bergizi, seperti telur yang mengandung protein, lebih murah dibanding harga protein hewani lain seperti daging ayam atau sapi. Telur juga menjadi bahan utama pada berbagai olahan makanan seperti jajanan pasar selain sebagai lauk utama bagi rakyat kecil disamping tahu dan tempe. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada termasuk kenaikan harga telur saat ini ternyata Islam sebagai sebuah sistem kehidupan memiliki resep jitu yang bisa menjadi solusi tuntas.

'Pertama', negara harus menjadi garda terdepan dalam mengatur pangan yang merupakan kebutuhan dasar rakyat. Dimulai dari proses produksi, distribusi, hingga impor, semua wajib diatur dan dikelola oleh negara. Selain itu negara wajib memiliki data yang terukur jelas untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Tatkala pakan ternak kurang, maka negara harus memberi solusi dengan menyediakan bahan pakan yang murah dan
menjaga agar produksi pakan masif sehingga bisa lepas dari ketergantungan pakan impor. 

Selain itu negara juga harus mengatur penyediaan bibit ayam umur sehari juga pertumbuhan ayam petelur agar terukur. Semua ini tidak boleh dilimpahkan kepada pemodal atau kapitalis yang menguasai rantai pasok di pasar. Yang perlu diperhatikan lagi adalah seberapa kuat daya beli masyarakat agar tetap kompetitif. Hal ini dilakukan dengan mengendalikan kondisi ekonomi yang baik bagi rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi seluruh rakyat sehingga mereka bisa mencukupi kebutuhannya. Sikap sinergi, saling menyokong antara keluarga dan masyarakat juga harus terus ditumbuhkan. Agar semua peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan pokok kerabat hingga tetangganya. Hal ini akan membantu menyelamatkan rakyat miskin yang tertimpa kelaparan akibat tak mampunya mereka membeli bahan pokok.

Rakyat yang tidak mampu akan tenang sebab negara tidak abai, negara akan turun memberikan bantuan langsung kepada setiap rakyat yang tak mampu sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kolaborasi antara individu, masyarakat, dan negara ini diharapkan mampu membuat daya beli di tengah rakyat tetap terjaga.

'Kedua', masuknya pemodal besar terutama asing ke sektor peternakan ayam petelur, akan dicegah oleh negara. Ini tentu akan berbeda dengan fakta saat ini dimana negara dikuasi oleh sistem kapitalisme yang pemodal besar bahkan asing menguasai industri peternakan dari hulu hingga hilir. Tak luput sektor produksi pakan ternak jugasudah dikuasai korporasi besar asing. Mereka tentu menjadi pemenang sebab memiliki modal besar dan daya saing tinggi. Dengan itu mereka menyerap serta menguasai bahan pakan ternak. Sehingga peternak lokal terpaksa harus membeli bahan pakan pada mereka. Tak tanggung-tanggung mereka juga ikut terjuan di bidang produksi sehingga mampu memproduksi dalam jumlah besar dan efisien.

Sistem Islam dan daulah Islam memiliki solusi terbaik untuk mengatur distribusi dan hasil produksi agar harga tetap terjaga dan dapat dinikmati rakyat secara merata. Daulah akan memastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik dan benar sehingga kondisi penawaran dan permintaan tak timpang. Dengannya barang atau jasa bisa berputar secara baik dan benar.

Daulah dengan tegas mengharamkan dan memberi sanksi tegas terhadap berbagai tindak keburukan seperti menimbun, menjadi mafia, kartel, penipuan, maupun riba. Meskipun demikian negara tak boleh menetapkan harga barang dan upah jasa. Jika daulah mendapati disebuah wilayah produksi telur melimpah, maka daulah akan membantu mendistribusikan ke wilayah yang kekurangan pasokan.

Selain itu daulah juga akan mendorong tumbuhnya industri yang mampu menyerap produksi telur, seperti industri roti, makanan, agar mampu berkembang. Daulah juga akan mendorong ekspor telur ke beebagai negara yang produksi telurnya kurang atau kebutuhan telurnya tinggi.

Inilah resep mujarab yang akan diberikan oleh sistem Islam terkait salah satu permasalahan dari banyaknya permasalahan yang dihadapi rakyat seperti naiknya harga telur. Tujuan pengaturan daulah ini murni untuk kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, bukan fokus pada pemilik modal sebab daulah bertugas mengurusi urusan umat secara menyeluruh dalam bingkai ketaatan kepada Allah SWT selaku Pencipta dan Pengatur kehidupan.

Hanya daulah dalam sistem Islam lah yang mampu mengatur segala urusan umat dengan menerapkan syariat Islam kafah tanpa memberatkan umat, ini dilakukan sebagai wujud Islam rahmatan lil ‘alamin sehingga kebaikan sistemnya dapat dirasakan semua tanpa pandang bulu. 

Wa'allahu 'alam bishowab.