-->

MOTOGP DISERIUSIN, URUSAN RAKYAT DILUPAIN!

Oleh : Indah Kania

GENDENG.. Ditengah pahitnya hidup rakyat yang sedang berjuang mencukupi kebutuhan hidup karena lonjakan harga yang tidak karuan dan belum mendapat penanganan yang solutif. Disisi lain justru pemerintah kelihatan kompak dan sangat serius dalam menyelenggarakan gelaran olahraga MotoGP, dengan gelontoran dana yang bikin rakyat melongo.

Dikutip dari JakBarNews.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati beberkan anggaran negara yang dihabiskan untuk perlehatan MotoGP 2022 di Indonesia. Gelaran MotoGP Mandalika 2022 tak lepas dari keseriusan Pemerintah Indonesia dengan menggelontorkan dana triliunan demi kesuksesan event olahraga internasional ini.

Sri Mulyani menyebut ajang balap motor kelas dunia ini bakal sulit terselenggara jika tanpa adanya kucuran dana dari negara melalui APBN. Alokasi dana triliunan Rupiah digelontorkan negara melalui skema penyertaan modal negara (PMN) BUMN, dana yang dialokasikan senilai Rp1,3 triliun.

Nilai tersebut dialokasikan pemerintah kepada PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).Tak sampai disitu, dana APBN juga mengalir melalui anggaran kementerian dan lembaga (K/L) yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaran MotoGP di Indonesia.

Hal ini diungkap Sri Mulyani melalui tulisan yang diunggah pada akun Instagram pribadi pada Sabtu (19/3/2022)."Uang kita (APBN) turut berkontribusi dalam mendukung perhelatan akbar ini antara lain melalui PMN dan dukungan kepada K/L terkait," tulis Sri Mulyani.

Ajang MotoGP dianggap membawa multiplier efek bagi pemerintah, pertamnina hingga pemda dan dunia usaha. Sehingga pemerintah tak senggan menggelontorkan dana yang cukup besar agar event ini dapat terselenggara. Namun faktanya, yang menikmati untung hanya industri pariwisata yang dimiliki para pemodal besar.

Konsultan properti Savills Indonesia menyebutkan, Indonesia sebagai tuan rumah balapan MotoGP di Mandalika berdampak positif bagi sektor properti dan pariwisata. Pemesanan hotel di Mandalika terus meningkat.

Director Research Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan, Indonesia sebagai tuan rumah ajang MotoGP telah menguntungkan sektor properti, hotel dan juga pariwisata di sekitar Mandalika dan Pulau Lombok pada umumnya.

 “Benar-benar MotoGP ini menjadi promosi wisata yang sangat besar bagi Mandalika, termasuk untuk ekonomi di Mandalika,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Podkabs (Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet), yang tayang perdana Jumat (18/03/2022) di kanal YouTube dan Spotify Sekretariat Kabinet (Setkab)

Terlihat cara berfikir para pemimimpin kapitalis yang cenderung memberikan keuntungan besar kepada para pemilik modal besar yang tak lain adalah kawan bisnis sendiri. Sedangkan rakyat kecil hanya menjadi simbol untuk mengeluarkan dana namun hanya menikmati sedikit manfaatnya.

Keseriusan dan kekompakan pemerintah dalam menangani ajang motogp ini juga membuat cemburu masyarakat. Pasalnya banyak urusan rakyat yang belum dituntaskan dan tak mendapat respon yang serius, padahal ini menyangkut kelangsungan hidup dan mati rakyat. Seperti masalah semakin melambungnya harga sembako yang makin hari makin mencekik masyarakat apalagi menjelang bulan suci ramadhan. Sebut saja harga minyak yang makin hari makin carut marut nasibnya.

Ketimpangan kebijakan seperti ini memang lumrah terjadi pada negara yang mengadopsi ideologi kapitalisme seperti yang diserap oleh para pengusa. Dalam ideologi ini, segala kebijakan hanya bertumpu pada untung dan rugi ekonomi, sehingga prioritas bukan masalah kepentingan rakyak yang mendasar namum pada hal yang dianggap lebih menguntungkan.

Sehingga urusan rakyat yang mendesak dan sudah pada taraf kebutuhan dasar masih bisa dianggap biasa dibanding dengan ajang perhelatan besar dan pembangunan pembangunan. 
Berbeda dengan ideologi islam yang mengemban pemikiran berdasarkan al qur’an dan as sunnah yang berasal dari Allah sebagai pencipta alam semesta.
Dalam islam punya cara tersendiri dalam menangani urusan rakyat. Penguasa islam punya skala prioritas dalam menentukan persoalan yang harus didahulukan penyelesaiannya. 

Apalagi sudah menyangkut hajatul udawiyyah( kelangsungan hidup) masyarakat, seperti masalah sembako dan makanan pokok.

Dalam islam penyelamatan nyawa merupakan urusan mutlak yang didahulukan karena sudah menyangkut hidup dan mati. Sehingga pemimpin islam akan mendahulukannya dari urusan yang lain, dan mengerahkan segala cara dan upaya untuk menuntaskannya.

Seperti yang dilakukan khalifah umar bin khattab. Pada suatu malam Khalifah Umar bin Khattab berkeliling melihat-lihat situasi kota Madinah. Dia tidak melihat seorang pun dari penduduknya yang tertawa atau bercengkrama seperti yang biasa mereka lakukan. Bahkan tidak ada satu pun yang bertanya atau meminta.

Saat itu wilayah Hijaz diliputi kekeringan dan paceklik. Semua orang mengalami masa yang sulit. Permukaan tanah menjadi gersang, hewan ternak banyak yang mati. Manusia pun menderita kelaparan. Binatang buas pun tampak berkeliaran di sekitar pemukiman karena tidak mendapatkan makanan di alam bebas.

Kemudian Umar mengirim surat ke beberapa gubernur di berbagai wilayah kekhilafahan Islam. Dia meminta mereka mengirimkan bantuan makanan dan pakaian untuk menutupi kebutuhan masyarakat Hijaz.

Surat Umar bin Khattab yang ditujukan pada Amr bin Ash berbunyi, "bismillahirrahmanirrahim, dari hamba Allah, Umar kepada Amr bin Ash. Ba'da salam apakah engkau membiarkan saya dan penduduk Hijaz binasa, sementara penduduk Anda di sana hidup senang. Kirimkanlah bantuan!

Para pegawai kekhalifahan pun segera membagikan bahan-bahan ke seluruh penduduk Madinah. Setiap harinya, pemerintah menyembelih 120 binatang untuk menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Pernah pada suatu malam, jamuan makan malam dihadiri 7.000 orang.

Umar pun ikut serta dalam mempersiapkan jamuan tersebut. Dia turut mengangkat bahan makanan untuk kaum wanita dan anak-anak yang tidak hadir dalam jamuan makan itu. Mereka dikirimi gandum, kurma, dan lauk-pauk. Semua makanan tersebut sampai ke tangan mereka di mana pun berada.

Umar bersumpah untuk tidak makan daging atau minyak samin sampai semua rakyatnya dapat hidup baik. Sahabat Anas menceritakan kala musibah tersebut, perut Umar berbunyi. Pada masa paceklik, dia hanya makan pakai minyak biasa. Dia mengharamkan atas dirinya menggunakan minyak Samin. Dia pun menekan perutnya dengan jari-jari seraya berkata, "berbunyilah, engkau tidak akan mendapatkan selain minyak ini sampai semua orang bisa hidup dengan baik."
Begitulah keseriusan pemimpin islam dalam menyelesaikan permasalahan umat terutama keberlangsungan hidup umat. Mereka mendahulukan dari segala kepentingan baik pribadi maupun golongannya, dan tak segan turun tangan langsung dalam menanganinya.