-->

Penceramah Radikal, Ditakuti atau Dinanti?

Oleh : Ummu Hanan (Aktivis Muslimah)

Isu radikalisme kembali mencuat. Kali ini sematan radikal ditujukan kepada pada para da’i dan dai’yah dengen sebutan penceramah radikal. Dalam salah satu pernyataannya Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden  Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan bahwa paham radikal digunakan oleh para ekstrimisme  dan teroris untuk mengacaukan situasi politik dan sosial dengan trem agama (suara.com, 06/03/2022). Penceramah terindikasi radikal ketika cenderung untuk membandingkan antara nilai kebangsaan dengan Al Qur’an. Masyarakat dihimbau secara luas untuk tidak memberi kesempatan kepada penceramah radikal dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Sematan radikal pada sosok penceramah tentu tidak bebas nilai. Sematan ini tidak terlepas dari pandangan tertentu yang mengarah pada stigmatisasi ajaran Islam. JIka kita telaah lebih jauh istilah radikal nampaknya hanya ditujukan kepada penganjur agama Islam dan tidak ditujukan kepada penganjur agama lain. Radikal juga melekat kepada mereka yang lantang menyerukan penerapan syariat Islam dan perwujudan nilai-nilai Al Qur’an di tengah masyarakat. Terlebih apa yang disampaikan oleh para penceramah yang terkatagori radikal ini senantiasa beririsan dengan praktik kezhaliman yang dilakukan oleh penguasa. Lantas, haruskah penceramah radikal ditakuti?

Penceramah adalah sosok yang menjadikan dakwah sebagai poros aktivitas. Dalam melakukan dakwah seorang penceramah tentu tidak akan berpaling dari tuntunan syara’ yakni Al Qur’an dan As Sunnah. Syara’ secara jelas telah memberikan panduan tentang dakwah sebagai sebuah kewajiban, Allah SWT berfirman dalam QS Fushilat ayat 31 yang artinya, “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh aku termasuk orang yang berserah diri?” Bahkan dalam salah satu haditsnya Nabi SAW memperingatkan orang-orang yang enggan berdakwah dengan tidak terkabulnya doa mereka.

Dakwah yang dilakukan oleh para penceramah adalah bagian dari upaya menyebarkan kebaikan ke tengah umat. Aktivitas dakwah akan membuka kesadaran umat tentang pentingnya mereka kembali kepada pengaturan syariat Islam. Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk mewujudkan pengaturan Islam dalam kehidupan mereka, baik dalam perkara ritual maupun sosial politik. Dakwah juga menjadi jalan petunjuk bagi terurainya problematika umat dengan adanya upaya muhasabah atau koreksi terhadap penguasa. Dakwah yang dilakukan oleh para penceramah yang jujur pasti akan berbuah kebaikan bagi negeri dan penduduk yang ada di dalamnya. 

Penceramah yang jujur dan istikamah dalam menyuarakan Islam selayaknya dinanti oleh umat. Keberadaan mereka menggelorakan semangat amar makruf nahiy mungkar yang saat ini telah menjadi perkara langka. Ya, sistem kapitalisme menggerus sensistivitas umat manusia hingga mereka tidak peduli dengan kondisi sekitarnya kecuali jika itu bersinggungan dengan kepentingan pribadi mereka. Termasuk ketika sistem kehidupan hari ini berpotensi melahirkan kezhaliman dan penindasan, lebih berpihak pada kepentingan penguasa dan pengusaha. Alhasil dakwah Islam acapakali dipandang sebagai batu sandungan bagi bergulirnya kekuasaan yang menindas karena tidak merujuk kepada syara’. 

Penceramah radikal atau apapun sematan mereka adalah sosok yang sejatinya dinanti. Mereka telah berkontribusi besar bagi terciptanya gelombang besar kebangkitan umat. Sudah saatnya umat menyadari jauhnya kehidupan mereka dari apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Segala macam himpitan dan kesengsaraan muncul akibat penerapan ideologi kapitalisme yang sekular. Umat hari ini tidak dapat hidup sebagaimana mestinya sebab mereka terhalang untuk menjalankan syariat Allah SWT secara sempurna. Tidak hanya itu, berbagai simbol dan ajaran Islam juga dikriminalisasi dengan mengatasnamakan moderasi. 

Dakwah yang disampaikan oleh para penceramah adalah bagian dari ajaran Islam. Sematan radikal yang mengarah pada stigma negative dan memecah belah umat sungguh sangat tidak layak diberikan kepada penceramah. Umat seharusnya berterimakasih atas jasa para penceramah yang telah berperan menyadarkan mereka akan nyatanya praktik kezhaliman. Umat tidak boleh teralihkan dengan isu radikalisme namun semakin menguatkan arah perjuangan menuju teraihnya kebangkitan umat dengan syariat Islam kaffah.