-->

Pemberdayaan Perempuan Dalam Perspektif Islam

Oleh : Tri Setiawati, S.Si
(Penulis adalah Pemerhati Masalah Perempuan dan Generasi) 

Atas dukungan terhadap pengembangan kewirausahaan dalam Program Jadi Pengusaha mandiri (Japri), melalui 6 progam hingga sukses mencetak ratusan pengusaha baru Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar meraih penghargaan USAID.  Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah menerima penghargaan atas  komitmennya mendukung Program USAID Jadi Pengusaha mandiri (Japri), apresiasi ini diserahkan USAID Indonesia Mission Director, Jeffery P Cohen, didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak pada Acara Penutupan Proyek USAID JAPRI di Hotel Mercure Mirama Surabaya. 

Apresiasi penghargaan dari USAID atas dukungan Program USAID Japri ini, di Jawa Timur hanya diberikan pada 3 daerah yaitu Kabupaten Blitar, Kota Kediri dan Kabupaten Trenggalek.  Dalam sambutannya, USAID Indonesia Mission Director, Jeffery P Cohen, mengatakan Amerika Serikat ingin membangun negara yang makmur dan damai, salah satunya dengan menciptakan kewirausahaan untuk perempuan dan penyandang disabilitas. “Agar mempunyai kesempatan yang sama dalam ekonomi, serta memberikan kesejahteraan untuk diri sendiri dan keluarganya,” kata Jeffery.  (indonesiatoday.co.id, 09/02/2022)

Program JAPRI (Jadi Pengusaha Mandiri adalah bagian dari program USAID yang lebih menitikberatkan kepada menciptakan kewirausahaan untuk perempuan dan penyandang disabilitas agar mempunyai kesempatan yang sama dalam ekonomi serta memberikan kesejahteraan untuk diri sendiri dan keluarga juga bisa memberikan pekerjaan orang di sekitarnya dan mempunyai penghasilan sendiri. Sepintas program ini terlihat sangat bagus dan peduli serta membela nasib perempuan tapi dibalik itu semua disadari atau tidak kental dengan upaya mengalihkan perempuan dari tugas utamanya sebagai Ummu warobatul bait. 

Program ini juga terlihat memberi peluang pengalihan tugas utama negara dalam menjamin kesejahteraan seluruh rakyat,  sebab seharusnya negaralah yang bertanggungjawab memulihkan ekonomi dan menjamin kesejahteraan rakyat bukan malah membebankan hal tersebut di pundak rakyat terlebih kaum perempuan.

Sesungguhnya program pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan perpanjangan tangan dari sistem sekuler kapitalisme dimana mengukur produktivitas seseorang berdasarkan materi termasuk kaum perempuan, perempuan produktif dihargai atau dihormati dengan sejumlah nominal. Padahal orientasi perempuan  adalah Ummu warobatul bait. 

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan adalah jargon-jargon yang di propagandakan barat kepada negeri-negeri muslim di dunia termasuk Indonesia. Dengan tujuan melibatkan perempuan dalam menggerakkan roda perekonomian. Perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki, selain mereka bisa mengurusi keluarga, mereka juga bisa bekerja diluar rumah menjadi wanita karir untuk membantu perekonomian keluarga.

Dan dahsyatnya banyak perempuan negeri ini yang terhipnotis dengan jargon-jargon barat ini. Hampir seluruh perempuan Negeri ini lebih memilih bekerja di luar rumah menjadi wanita karir. Diparlemen, perkantoran, pasar-pasar, pabrik industri kebanyakkan pekerjaan perempuan dari pada laki-laki. 

Perempuan memilih menjadi wanita pekerja dengan alasan membantu perekonomian keluarga, akhirnya mereka disibukkan dengan pekerjaan, waktu mereka lebih banyak habis diluar rumah untuk bekerja.

Mereka melupakan kewajiban utamanya menjadi seorang ibu dan istri mengurusi anak dan suaminya, sehingga muncullah masalah dalam rumah tangga, suami marah karena kurang diperhatikan istri akhirnya memantik pertengkaran diantara mereka berkurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap anak akhirnya berdampak pada kenakalan remaja, anak-anak terseret arus pergaulan bebas, seks tanpa ikatan, narkoba dll.

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan adalah kedok mengokohkan hegemoni Kapitalisme di dalam negeri-negeri kaum muslimin. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (perempuan bekerja secara masif), adalah tumbal kebangkrutan Ekonomi Kapitalisme.

Perempuan di giring menjadi pemutar roda industri kapitalisme sekaligus target pasar, perempuan dijauhkan dari peran politik dan strategisnya sebagai ibu generasi pencetak peradaban Islam. Jika seorang ibu sudah kehilangan fungsi utamanya maka sudah bisa dibuktikan akan membawa kehancuran pada sebuah bangsa.

Perempuan adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai andil dalam perjuangan penegakan sistem Islam. Islam tidak akan menyia-nyiakan upaya yang dilakukan perempuan, karena ia juga manusia sama dengan laki-laki yang oleh Allah telah di beri kewajiban yang sama untuk berjuang meninggikan agamanya.

Program pemberdayaan perempuan berpeluang besar menggiring perempuan menjadi pemutar roda industri kapitalisme, hal ini tentu tidak boleh dibiarkan harus kita bendung agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar, sudah waktunya meninggalkan konsep pemberdayaan perempuan ala kapitalisme dan kembali kepada Islam. Dalam Islam pemberdayaan perempuan tidak hanya mengatur peran perempuan melainkan juga menjamin peran tersebut dapat terealisasi sempurna melalui serangkaian hukum praktis, lebih dari itu Islam menjamin hak-hak dan kesejahteraan rakyat sesuai tuntunan syariat.

Pemberdayaan perempuan perspektif Islam adalah upaya pencerdasan muslimah hingga mampu berperan menyempurnakan seluruh kewajiban dari Allah SWT, baik diranah domestik maupun publik. Kesanalah aktivitas perempuan diarahkan.

Menjadi perempuan unggul sebagai Ummun wa robbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) dalam ke sakinahan. Sebagai mitra laki-laki demi melahirkan generasi cerdas, taqwa dan berkualitas. Melahirkan perempuan sebagai mitra laki-laki dalam rumah tangga dan perjuangan di masyarakat. Melahirkan peran Ibu sebagai pendidik dan pencetak generasi pemimpin bagi peradaban bangsa.

Sementara itu kesuksesan wanita di sektor publik, ditandai dengan mampunya ia berperan menjadi bagian dari masyarakat yang berkontribusi besar bagi kemajuan masyarakat. Bekerjasama dengan laki -laki untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera berdasarkan tatanan Islam. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :

"Dan orang - orang yang beriman laki - laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh ( mengerjakan ) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. At-Taubah :71 ).

Sungguh begitu mulianya kedudukan seorang perempuan di dalam Islam, bila langkah - langkah strategis ini dilakukan, Insyaallah visi dan misi kaum perempuan sesuai syariat Islam akan tercapai. Dan akan membawa pada kebangkitan Kehidupan Islam yang mulia.