-->

Meletusnya Kerusuhan di Khazakhstan buruknya Riayah Kapitalis Oligarki

Oleh : Peni Sartika

Dilansir dari AFP, Senin (10/1/2022), portal informasi yang dikelola pemerintah pada hari Minggu (9/1) mengatakan 164 orang telah tewas dalam kerusuhan. Sebanyak 103 orang di antaranya dilaporkan tewas di Almaty yang merupakan kota terbesar di Kazakhstan.

Melansir dari BBC, sejumlah kerusuhan terjadi di Kazakhstan pada 2 Januari lalu. Hal tersebut diketahui karena harga bahan bakar gas cair yang melonjak naik.
Aksi demo itu kemudian membengkak menjadi gerakan luas melawan pemerintah Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev. Selain itu, mantan Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev yang merupakan presiden pertama Kazakhstan diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan harga bahan bakar tersebut.

Setelah pengunduran diri Nursultan Nazarbayev, yang menjabat sejak kemerdekaan hingga 2019, rakyat berharap pemimpin yang baru, Kassym-Jomart Tokayev akan membawa perubahan, Namun harapan tersebut kandas.

Tuntutan merekapun meluas. Mulai dari kekecewaan terhadap pemerintah karena dianggap otoriter, marak korupsi hingga kesenjangan sosial - ekonomi. Kondisi kota Almaty–kota terbesar di Kazakhstan–bagai medan perang, pemerintah setempat mengumumkan negara dalam keadaan darurat nasional dan menahan ribuan orang yang mereka sebut kelompok “ekstremis” dan militan Islam.

Krisis yang terjadi di salah satu negeri muslim akibat rusak dan buruknya kondisi ekonomi mereka akibat riayah negara kapitalisme oligarki. 

Negeri Kaya Rentan Krisis

Kazakhstan merupakan negara kaya minyak dan gas (migas) sehingga menjadikannya sebagai termasuk 15 negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. 

Negara ini memiliki potensi cadangan minyak mentah sebesar 30 miliar barel pada 2018. Kazakhstan juga menyimpan cadangan gas alam yang telah terbukti mencapai 3 triliun meter kubik dan proyeksi cadangan sebesar 5 triliun meter kubik. Negeri yang dijuluki “Virgin Lands” ini merupakan pemilik cadangan uranium terbesar kedua di dunia dengan cadangan sebesar 906,8 ribu ton.
Namun, sumber daya alam yang melimpah ini tidak mampu mencegah krisis di negeri tersebut. Yang ada justru menjadi pintu masuk para penjajah berkedok investasi. Ujungnya, kekayaan hilang dan kedaulatan negarapun terancam. 

Hal ini adalah sebuah keniscayaan sebab Kazakhstan di warnai kehidupan  liberal-kapitalis. Ciri khas sistem kapitalisme liberalisasi aset kekayaan milik umum liberalisasi ini membuat rakyat bukan lagi pemilik kekayaan yang seharusnya mampu menjamin kehidupan rakyat. Melainkan para oligarki menjadi pemilik sesungguhnya.

Kekuasaan kapitalisme terus mendatangkan nestapa dan penderitaan umat manusia berbagai krisis terus menimpa penerapan sistem ekonomi kapitalis telah melebarkan kesenjangan antar warga kekayaan suatu negeri hanya dikuasai segelintir pemilik modal mayoritas rakyat hidup dalam lingkaran kemiskinan yang amat parah.

Waspada Intervensi Asing

Negara-negara besar seperti Amerika, Rusia, dan Cina saling memperebutkan pengaruh di negara yang berada di kawasan Asia Tengah ini. Mereka berusaha menguasai Kazakhstan yang kaya akan sumber daya alam, seperti tembaga, timbal, seng, perak, tungsten, timah, kromit, nikel, kobalt, titanium, mangan ,antimon, vanadum ,uranium,dan emas. 

Tawaran bantuan negeri-negeri adidaya kapitalisme tidak lain adalah untuk menyelamatkan sumber kekayaan mereka di negara jarahan mereka. 
Sama keadaannya dengan negeri-negeri muslim yang lain dominasi asing yang memperparah kondisi meraka tenggelam dalam berbagai persoalan oligarki, korupsi dan krisis kepemimpinan. 

Islam Solusi Krisis

Sikap yang seharusnya muslimin pilih merangkul Islam sebagai solusi dan menerapkannya secara Kaffah. Syariah Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Sebagai mu'alajah musykillah, solusi bagi masalah kehidupan. 

Dalam firman-Nya 
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (QS. al -Anbiya :107).

Solusi yang diterapkan Islam akan dirasakan oleh seluruh rakyat baik muslim maupun non muslim manakala syariah diterapkan secara Kaffah oleh negara. 

Dalam firman-Nya
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu (QS al-Baqarah [2] : 208).

Islam bukan hanya sekedar agama melainkan ideologi yakni sistem kehidupan oleh karenanya jika kaum muslimin mengambil rekomendasi Islam sebagai ideologi bisa dipastikan kekuasaan kapitalisme beserta para pemimpin boneka mereka akan berakhir. Sebab, ideologi Islam menjadikan institusi negara yang disebut Khilafah sebagai pelayan dan pelindung kaum muslimin sekaligus.

Seperti Hadis Rasulullah SAW
"Imam Khalifah adalah ra'ain pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya" (Hadits Riwayat al-Bukhari)

Untuk mengamankan kekayaan Negeri muslimin Islam telah menetapkan sebagaimana hadis rasul berikut 
"Manusia berserikat dalam tiga hal yaitu; air, padang rumput, dan api" (Hadits Riwayat Abu Daud)

Konsekuensi hadis ini adalah bahwa kekayaan alam sebagai kepemilikan umum mutlak dikelola oleh negara tanpa campur tangan swasta sedikitpun. Hasil pengolahan tersebut dikembalikan 100% kepada rakyat secara langsung atau tidak langsung. Seperti pembiayaan pelayanan umum seperti kesehatan, pendidikan dan keamanan sehingga rakyat dapat menikmatinya secara gratis dan berkualitas. Inilah bentuk penjagaan harta umat dalam Khilafah agar tidak di eksploitasi oleh Negara kapitalis.

WalLahu a'lam bi ash-shawwab.

__________________________________________

Dukung terus Penamabda.com menjadi media rujukan umat. 

Dukung juga channel youtube dan IG Pena Mabda ya sahabat!