Benarkah Masjid Sebagai Sarang Terorisme?
Oleh : Ummu Hamzah
BANDA ACEH – Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri Brigjen Umar Effendi mengaku bakal melakukan pemetaan terhadap masjid-masjid untuk mencegah penyebaran paham terorisme.
Hal itu ia sampaikan dalam agenda Halaqah Kebangsaan Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang digelar MUI disiarkan di kanal YouTube MUI, Rabu (26/1).
Isu paham terorisme dan radikalisme tetap menjadikan agenda para pendukung dari negara negara penjajah yang menginginkan agar mengkiblat terhadap mereka dan bahkan menjadi budaknya, padahal permasalahan negeri ini yang utama yang harus dicari solusinya, misalnya persoalan yang membelenggu bangsa ini di antaranya, utang yang menggunung, kasus megakorupsi, pencaplokan SDA oleh swasta dan asing, disintegrasi bangsa, kemiskinan dan pengangguran serta lainnya. Apalagi di masa pandemi, angka kemiskinan meningkat menjadi 27,54 juta jiwa di tahun 2021. Kemiskinan itu identik dengan kelaparan dan gizi buruk. Belum lagi masalah kesehatan. Artinya berbagai persoalan bangsa yang rumit begitu sangat membutuhkan solusi komprehensif.
Sebagai negeri yang mayoritasnya muslim sangat tidak layak melakukan intervensi, intimidasi dan membenci terhadap ajaran-ajaran Islam dan membuat muslim phobia terhadap Islam itu sendiri. Di dalam Islam terdapat berbagai kemaslahatan yang bisa dilahirkannya saat semua ajarannya dilaksanakan.
Walhasil, terorisme bukanlah masalah yang membelit bangsa ini. Termasuk memerangi terorisme bukanlah solusi mengatasi berbagai karut marut bangsa. Wajar saja klaim demikian. Munculnya tindakan teror itu hanyalah akibat dari sebuah sebab. Ketidakadilan negara menjadi sumbangsih banyaknya aksi-aksi teror.
Rencana pemetaan masjid dikaitkan dengan isu radikalisme, dan tuduhan terhadap ratusan pondok pesantren terkait terorisme, lagi-lagi menampakkan wajah islamophobia, dan menimbulkan dugaan adanya framing negatif dan tidak adil terhadap umat Islam. Masjid sebagai tempat kebangkitan peradapan akan dialih fungsikan hanya sebagai tempat shalat saja,dan hal ini adalah upaya upaya penjajah untuk membunuh potensi Islam sebagai rahmatan Lil alamin, dan Islam sebagai solusi atas persoalan persoalan yang membelenggu negeri ini maupun negeri negeri kaum muslim lainnya.
Di zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid sudah menjadi pusat berbagai aktifitas umat Islam pada waktu itu. Selain untuk pelaksanaan ibadah, masjid juga dijadikan tempat untuk melakukan berbagai bentuk aktifitas muamalah.
Sebagai tempat ibadah, selama hidupnya Rasulullah selalu melaksanakan shalat wajib lima waktu secara berjamaah dan menjadi imamnya di masjid di dekat rumahnya di Kota Madinah. Berbagai bentuk aktifitas muamalah yang bersifat sosial seperti pembagian zakat, penyembelihan qurban, pernikahan, dan sebagainya juga dilaksanakan di masjid.
Rasulullah juga menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan. Beliau mengajar para sahabat sehingga menghasilkan para pejuang yang ikhlas dan penuh pengorbanan memperjuangkan Islam, dan mampu membentuk keimanan yang sangat kuat serta para mujahid mujahid yang siap berperang menjemput surga.
Perguruan tinggi di dunia Islam juga pada awalnya menyatu dengan masjid. Universitas Al Qurawiyyin di Maroko dibangun tahun 859 M, yang bertahan dan terus berkembang sampai sekarang.
Universitas Al Azhar awal bahkan berada di dekat Pasar Khankhalili yang merupakan pasar terbesar di pusat kota tua Kairo. Setelah berkembang, perguruan tinggi yang sangat terkenal di dunia Islam sampai sekarang ini, kemudian membangun kampusnya di sejumlah tempat di kota Kairo dan banyak kota di Mesir.
Ketika Rasulullah menjadi kepala negara Madinah, masjid Madinah juga menjadi pusat pemerintahan untuk mengatur negara. Tradisi ini diteruskan oleh Khalifahu Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali).
Rasulullah juga menggunakan masjid sebagai tempat untuk aktivitas politik dimana masjid dijadikan ruang pertemuan dan tempat untuk memberikan pengarahan, tempat menyelesaikan sengketa atau pengadilan, serta mengatur pertahanan dan keamanan negara.
Sebagai seorang muslim yang mengimani bahwa Allah adalah pencipta dan sekaligus sebagai pengatur, mulai sadar bahwa dengan adanya pemetaan masjid ini kita akan dibawa terbang jauh dari peradaban Islam dan kita akan dibawa ke peradaban sekulerisme dan liberalisme, dibawa kejaman kejahilan lagi. Semoga umat tersadarkan dan mulai bangkit dari tidur yang berkepanjangan, pahamilah Islam secara kaffah maka nantinya akan didapati cahaya dari Islam yang akan membuat kagum seluruh ciptaanNya, dan hukum-hukumNya yang menentramkan jiwa serta memuaskan akal.
Wallahu a'lam bi as shawab
Posting Komentar