-->

MUI Dituntut Bubar, Dimana Peran Muslim?

Oleh : Indah Kurniawati

Isu pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) makin marak beredar usai penangkapan salah satu anggotanya yang diduga terlibat jaringan terorisme oleh Densus 88. Munculnya isu pembubaran MUI membuat sejumlah pihak geram hingga membuat pernyataan.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menjelaskan pernyatannya di salah satu akun YouTube. Buya Anwar menekankan, pernyataannya melawan logika sesat  dari seruan 'Bubarkan MUI'. Dia mengibaratkan logika sesat 'Bubarkan MUI' dengan membakar lumbung padi karena ada seekor tikus.

Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Nasrullah Larada, menegaskan merupakan ide dan gagasan konyol jika muncul keinginan untuk membubarkan MUI. Bahkan, kemunuculan ide ini sangat terkesan berasal dari kelompok yang tidak senang kepada umat Muslim karena dendam masa lalu.

Ketua MUI Cholil Nafis juga menyebut bahwa pihak yang mengeluarkan isu soal pembubaran MUI adalah orang yang tidak bisa membedakan urusan personal dan lembaga.

Pendapat serupa juga datang dari pegamat politik, Rocky Gerung. Rocky Gerung mencium adanya upaya adu domba antara PGI (Persatuan Gereja Seluruh Indonesia) dengan MUI,
Pasalnya, PGI sempat dituding turut andil dalam upaya pembubaran MUI. Pihak PGI pun membantah tudingan tersebut.
Rocky Gerung menilai isu pembubaran MUI merupakan rumusan yang telah ada sejak zaman Orde Baru, yang digunakan untuk pengendalian politik dan merupakan isu mainan.

Munculnya ide “Bubarkan MUI” tak lepas dari isu terorisme yang sering dikaitkan dengan ide dan gagasan keislaman. Diketahui beberapa waktu lalu MUI telah mengeluarkan ijtima ulama mengenai jihad dan khilafah.

Dikutip dari DetikNews. "MUI menggunakan manhaj wasathiyah (berkeadilan dan berkeseimbangan) dalam memahami makna jihad dan khilafah. Oleh karena itu, MUI menolak pandangan yang dengan sengaja mengaburkan makna jihad dan khilafah, yang menyatakan bahwa jihad dan khilafah bukan bagian dari Islam." ujar Ketua Fatwa MUI Asrorum Niam Soleh. 

Seperti yang dipahami bahwa Jihad dan Khilafah selalu dikaitkan dengan ajaran radikal yang memicu teroris. Tentu pernyataan MUI ini seolah menjadi dalil kuat bagi para pembenci islam untuk menggoyahkan keyakinan umat dengan narasi terorisme.

Miris memang ide pembubaran lembaga keislaman yang penting seperti MUI sampai terdengar di negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti indonesia.

Apalagi mengingat pentingnya peran lembaga MUI dalam membimbing, mengayomi, dan membina urusan kaum muslimin. MUI merupakan wadah bagi para ulama, cendekia, dan zuamah dalam merumuskan urusan kaum muslimin.
Maka upaya pembubarkan MUI sama seperti melucuti kekuatan kaum muslimin dalam mejalannya perannya menjaga syariat islam. Sekaligus membungkam para tokoh dan ulama untuk menyuarakan ajaran islam yang lurus.

Lalu dimana peran kaum muslimin dalam membela kehormatan islam dan menepis tuduhan keji yang selalu menyudutkan syariat islam? Peristiwa ini seharusnya menyadarkan kaum muslimin betapa buruknya persatuan dan kesatuan kaum muslimin saat ini, sehinga mudah bagi para pembenci ajaran islam untuk merusak syariat islam. Seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW.
Dari Tsauban, ia berkata bahwa telah bersabda Rasulullah SAW: “Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.” Seseorang bertanya “apa saat itu kita sedikit?” jawab beliau “bahkan saat itu kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn dalam hatimu.” Seseorang bertanya “Ya Rasulullah apa itu wahn?” beliau menjawab “cinta dunia dan takut mati” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud). 

Seperti keadaan kaum muslim saat ini yang telah terpecah belah bahkan cenderung mengikuti narasi narasi jahat yang digelontorkan para penguasa dunia yang berusaha memisahkan peran agama dengan urusan politik. Sehingga sangat mempersulit keadaan umat islam dan mempersempit kiprahnya dalam menjalankan kewajibannya sebatas pada ibadah wajib saja.

Sehingga banyak dari umat muslim yang justru sibuk dengan urusannya masing – masing disaat para musuh  islam berlomba menghancurkan kekuatan umat muslim. Seperti orang kelaparan yang tengah bersiap menyantap hidangan di meja.

Maka penting bagi umat muslim untuk segera sadar dan menjalankan perannya dalam menyerukan kebaikan dan mencegah pada hal yang mungkar, seperti yang sudah di perintahkan Allah dalam firman-Nya.
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". (Q.S.Al-Imran:104].

Jadi permasalahan kaum muslim akan selesai, apabila kaum muslim telah sadar akan perannya dan bersatu dalam sebuah kepemimpinan yang berdasarkan syariat islam dan dipimpin oleh pemimimpin yang menerapkan syariat islam, sehingga mampu membentuk suatu kekuatan untuk menjaga stabilitas kehidupan dalam masyarakat.