Kaderisasi Ideologis Islam Ibu dan Pemuda Dalam Menghadapi Tantangan Dakwah
Oleh : Dewi Poncowati
Aktivis Muslimah Peduli Generasi
Imbas dari derasnya penggunaan digital dikalangan generasi ternyata memberikan dampak yang sangat besar di kehidupan nyata. Paparan media sosial secara halus membentuk karakter generasi sekularisme. Platform Algoritma kapitalisme membersamai tumbuh kembang generasi. Generasi tumbuh dengan kebimbangan karena tidak memiliki visi jelas dalam hidupnya. Algoritma berhasil menggiring generasi muslim mengalami krisis identitas muslim sejati yang seharusnya memiliki andil dalam perubahan hakiki. Seperti hal nya kasus kasus yang terjadi perempuan khusus nya ibu dan generasi saat ini yang berhasil kami rangkum dari beberapa berita online dibawah ini.
Menyisiri berita online Kompas.id dan tempo.com pada tahun 2005 terjadi kasus kekerasan di dunia pendidikan melonjak. Kekerasan fisik, psikis dan seksual kerap terjadi bahkan mengarah pada kasus bunuh diri dan balas dendam karena dampak dari perundungan. Menurut data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dikemukakan pada acara Peringatan Hari HAM Sedunia pada hari Senin, 8 Desember 2025. Berhasil dirangkum dari Laporan Catatan Akhir Tahun bahwa pada tahun 2023 terdapat 15 kasus mengalami peningkatan pada tahun 2024 terdapat 36 kasus dan tahun 2025 menjadi 60 kasus. Menurut laporan 60 kasus ini, terdapat 126 pelaku dengan korban mencapai 358 orang. Pada posisi pertama kekerasan berujung kematian terjadi pada siswa SD diantarnya lima orang dari delapan korban. Posis kedua yaitu Kekerasan seksual terdapat 17 kasus.
Kasus kasus yang terjadi pada generasi saat ini tentulah sosok seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting sebagai pendidik utama di rumah. Kenyataan saat ini kondisi ibu sungguh memperihatinkan. Dampak dari sistem kapitalisme mewarnai degradasi peran ibu dalam membentuk karakter generasi muslim sejati. Nampak jelas kehidupan materialistis menggiring ibu memiliki peran ganda sekaligus mempertahankan perekonomian keluarga. Paparan media sosial menyasar juga pada perempuan sebagai objek kapitalisme. Seperti yang ditemukan laporan UN Women dan UNODC pada berita online beutynesia bahwa tahun 2024 sebanyak 50.000 perempuan dan anak pertahun menjadi korban pembunuhan dari pasangan intim dan anggota keluarga.
Jika dikalkulasikan korban femisida dalam sehari terdapat 137 perempuan. Beberapa Korban korban femisida dan hubungan intim yang berhasil dirangkum beautynesia sepanjang 2025 adalah:
Dalam hal ini suami yang membunuh istrinya antara lain adalah ditemukan potongan tubuh perempuan dalam korper. Sementara potongan tubuhnya dibuang kebeberapa tempat, yaitu Ngawi, Trenggalek dan Ponorogo.
Kemudian di Aceh tepatnya di Bener Meriah, Mayat perempuan berusia 35 tahun ditemukan dalam drum dalam keadaan masih hidup. Suami korban menyembunyikan jasad korban dalam drum dan dikubur di kebun kopi kemudian tanah dicor semen. Selanjutnya berhasil ditemukan karena terdengar suara meminta tolong dari warga setempat, berhasil dibongkar namun korban kehabisan nafas dan meninggal. (dilansir Detiksumut)
Kasus juga terjadi pada oknum TNI AL di Kalimantan seorang jurnalis yang awalnya berkenalan dengan anggota TNI AL. Selang waktu berkenalan lima hari jurnalis tersebut menjadi korban kekerasan seksual setelah di perkosa dan di bunuh di sebuah hotel. (dilansir Detik.com).
kasus mutilasi pada perempuan berusia 19 tahun juga terjadi di Serang. Perempuan yang tengah hamil menjadi korban mutilasi oleh pacarnya yang berusia 23 tahun. Kehamilan yang tidak direncanakan menjadi alasan terjadinya pembunuhan. Sebelum dimutilasi korban dicekik dengan jilbab korban dan membuang korban ke sungai (dilansir Detiknews)
Kasus kasus dikalangan generasi dan ibu adalah imbas penggunaan teknologi digital yang diciptakan hegemoni Kapitalisme. Pada platform algoritma menjadikan generasi dalam Kesehatan mental yang mencemaskan. Ibu dan Generasi tergiring menjadi korban bahkan pelaku kriminal serta menjadi objek komoditas ekonomi. Sejatinya informasi yang bermunculan adalah produksi platform sistem kapitalisme yang berorientasi keuntungan dan materi, secara perlahan dan pasti merubah pola pikir dan pola sikap yang batil. Secara sistemik negara membentuk generasi sekuler. Generasi yang didominasi muslim saat ini kehilangan jati dirinya dan menggerus akidah islam sebagai landasan berfikir. Generasi sekuler lebih menyukai konten hiburan yang lambat laun akan melumpuhkan akal, melemahkan proses berfikir kritis dan mengikis akhlak serta ketakwaan kepada Allah swt.
Kehidupan pada sistem kapitalisme yang diemban di negara ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh generasi dan ibu. Generasi dan ibu memiliki peranan yang sangat besar dalam perubahan hakiki. Perubahan hakiki hanya bisa diwujudkan dengan mengenal Islam secara menyeluruh. Islam sebagai solusi dalam hidup yang dapat memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan, Islam bukan sekedar ibadah ritual. Pengenalan Islam secara menyeluruh harus melalui pembinaan Islam secara kaffa dengan penanaman akidah Islam sebagai landasan berpikir. Dalam hal ini generasi dan ibu wajib berada dalam jama’ah dakwah Islam ideologi yang akan membentuk kepribadian Islam dengan pola pikir dan pola sikap Islam sehingga mampu dan siap melakukan perubahan hakiki menuju peradaban Islam yang mulia.
Dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 104, Allah Swt menyeru hendaknya ada segolongan umat atau jammah yang menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran, jelaslah bahwa kewajiban berdakwah adalah tugas mulia dan wajib. Allah swt memuji tergolong orang yang beruntung dan umat terbaik. Ayat ini dapat dijadikan hujjah dan metode dalam pembentukan jama’ah dakwah sebagaimana Rasulullah Saw melakukan tahapan awal dakwah di fase Mekkah. Setelah itu umat yang terbina dibimbing untuk melakukan interaksi pada umat dengan mengenalkan Islam sebagai agama dan solusi hidup. Kemudian penyebaran dakwah Islam berlanjut dan semakin meluas hingga umat memberikan kekuasaan kepada Rasulullah Saw untuk membentuk negara Daulah khilafah dan Menerapkan Aturan Islam.
Inilah pentingnya keberadaan negara dalam melindungi umat khususnya menjaga generasi. Dalam sistem Islam, upaya negara dalam menjaga generasi, negara menerapkan sistem Pendidikan Islam secara menyeluruh. Dengan memberlakukan kurikulum yang mengarahkan pembentukan karakter kepemimpinan pada generasi. Sistem Pendidikan yang berlandaskan akidah Islam yang melahirkan para peserta didik memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh serta memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban di yaumil akhir nanti.
Dalam sistem Islam negara memposisikan pemimpin sebagai Raain atau Pelindung bagi umat. Pemimpin yang bertakwa kepada Allah Swt. Mengutip sabda Rasulullah saw. riwayat Muslim, “Imam (khalifah) itu laksana perisai, di belakangnya umat berperang dan berlindung”. Dalam hal kebijakan digitalisasi negara menerapkan legitimasi hukum sesuai aturan Islam. Negara akan menutup akses konten berunsur maksiat yang merusak akal manusia dan memberikan sangsi yang menjerakan bagi pelaku yang melanggar aturan negara.
Pada ruang digital negara memberikan fasilitas dengan membuka peluang bagi generasi untuk meningkatkan kreatifitasnya. Hanya memberikan ruang pada konten yang berunsur Pendidikan, Kesehatan, perekonomian serta pengembangan dan peningkatan teknologi industri yang mandiri tidak tergantung pada negara lain. Keberadaan digitalisasi juga memberikan peluang penyebaran dakwah Islam kepenjuru dunia sebagai upaya menyadarkan umat secara global bahwa kesejahteraan akan terwujud sempurna dalam penerapan Syariah Islam dalam sebuah negara khilafah Islamiyah. Dengan demikian keberkahan Islam akan terpancar di belahan bumi manapun.

Posting Komentar