-->

Moderasi Terus Menyasar Pendidikan, Mau Sampai Kapan?

Oleh : Puspita NT ( Aktivis Muslimah )

Masih terngiang dalam ingatan, Maret lalu kontroversi hilangnya kata agama dalam draft peta jalan pendidikan. Walaupun berkelit bahwa peta jalan pendidikan yang alpa dari kata agama itu barulah sebatas draft, belum final, akan tetapi tanggapan kritis sudah banyak bermunculan dari kalangan tokoh masyarakat yang menganggap kata agama itu sangat penting dan sama sekali tidak boleh dihapus. Respon kritis ini tentu sudah diketahui sejak awal, namun kenapa tetap saja ada draft yang kontraversi terebut ?

Paradigma Kontra Islam

Pada dasarnya pemahaman akan sangat mempengaruhi tindakan. Disadari atau tidak, faktanya, kebijakan negeri ini sering sekali kontra terhadap Islam, atau menggunakan Islam hanya sebatas yang dianggap menguntungkan. Inilah paradigma sekulerisme ( memisahkan agama dari kehidupan ) yang menjadi akar masalah di negeri ini. Sekulerisme menolak Islam hadir di tengah-tengah kehidupan untuk menyelesaikan persoalan. Pada akhirnya pengaruh Islam terkikis. Masyarakat muslim jauh dari agamanya bahkan tanpa sadar memposisikan dirinya berseberangan dengan  agamanya sendiri yaitu Islam. 

Moderasi beragama sebagai contoh. Beragama versi tertentu baru dibolehkan. Sedangkan beragama versi yang dianggap ekstrim, masuk ke dalam tindak pidana. Sayangnya, standart boleh dan tidaknya versi beragama tersebut, disandarkan pada ketentuan Barat yang sejak awal memusuhi Islam. Dunia saat ini dipimpin oleh Barat, karena itulah setiap amanat Barat, walaupun untuk menyerang Islam, negeri-negeri muslim tetap harus mengambilnya. 

Rand Corp, sebuah lembaga pusat kajian strategis dan penelitian Islam di Timur Tengah yang langsung dibiayai oleh Smith Richardson Foundation. Sebuah lembaga think tank Amerika yang menunjukkan dengan jelas ada apa dibalik  proyek moderasi beragama. Tidak lain adalah untuk memecah belah kaum muslimin, dengan sebutan Islam toleran, Islam radikal, ekstrimis dll. 

Upaya ini akan diteruskan hingga generasi muslim jauh dari Islam bahkan menganggap agamanya bukan agama yang baik. Naudzubillah..Padahal Allah Swt telah menyampaikan bahwa agama yang baik ( diterima) disisi Allah Swt hanyalah Islam.

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam...." ( Al-Imran 19 )

Islam Tidak Boleh Dijauhkan

Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Selain itu Islam juga agama yang sempurna dengan perangkat kehidupan. Jadi tidak boleh syariat Islam yang menjadi bagian penting dalam Islam itu, ditinggalkan apalagi dilawan. Adanya moderasi agama dengan berbagai cara, salah satunya dengan menghapuskan kata agama di dalam draft pendidikan Islam, itu adalah bentuk upaya untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama. Allah Swt dengan tegas menyampaikan wajib untuk mengambil Islam secara sempurna. Hal ini termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 208.

“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” 

Jelas, bahwa seorang muslim, apalagi komunitas muslim terbesar seperti Indonesia ini, harus menggunakan Islam dalam tatanan kehidupan. Soal ibadah memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi bagaimana soal pergaulan dan ekonomi? Bagaimana soal politiknya? Apakah sudah menggunakan Islam? Inilah yang harus dievaluasi. Jika ternyata kebijakan-kebijakan yang ada justru mendukung kampanye global untuk memoderasikan islam dengan menggusur secara halus syariat Islam sedikit demi sedikit, maka sudah seharusnya kaum muslimin menolak. 

Sesungguhnya menerapkan Islam dalam kehidupan adalah konsekuensi keimanan. Jadi siapapun yang mengimani 6 rukum iman, sudah sepantasnya di beramal dan berhukum dengan hukum Islam. 

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." ( An-Nisa 65 )

__________________________________________

Dukung terus Penamabda.com menjadi media rujukan umat. 

Dukung juga channel youtube dan IG Pena Mabda ya sahabat!