-->

PINTU SURGA YANG DISIA-SIAKAN

Oleh : Erna Tristyawati (Pendidik)

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dibuat heboh dengan pemberitaan 3 orang anak yang menitipkan ibu kandungnya yang sudah lanjut usia ke panti wreda. Alasan mereka berbuat demikian lantaran faktor ekonomi dan sibuk bekerja sehingga tidak bisa merawat ibunya. Bahkan mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak panti untuk mengurus jenazah ibu mereka jika meninggal dengan membuat surat pernyataan. (tvOneNews.com 29/10/21). 

Kejadian ini mungkin sudah biasa terjadi di negara lain seperti Jepang dan Amerika, di mana seorang anak lebih memilih sibuk bekerja daripada sibuk mengurus orang tua. Faktor ekonomi atau tidak adanya waktu untuk mengurus orang tua seringkali dijadikan alasan bagi seorang anak tega menitipkan orang tuanya yang lanjut usia ke panti wreda. 

Berbakti pada kedua orang tua (Birrul walidain) merupakan amal baik yang memiliki tingkatan yang sangat tinggi. Karena orang tua-lah yang mengasuh, membesarkan, mendidik dan menghidupi anak- anaknya. Oleh  sebab  itu  seorang anak  tidak  mampu  membalas jasa kedua orang tuanya, baik itu dari segi materi maupun non materi. 

Salah satu usaha dalam memperoleh ridha Allah dan rahmat-Nya bagi  seorang  anak  yaitu  dengan  cara  berbakti  kepada  kedua  orang tuanya. Dengan ini dapat dipahami bahwa jika seorang anak ingin dicintai Allah, ingin mendapatkan ridha dan rahmat-Nya, maka  seorang anak berkewajiban berbuat baik kepada keduanya dengan menggembirakan hati keduanya.

Kewajiban berbakti kepada orang tua bisa kita jumpai dalam firmanNya
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S An-Nisa’: 36)

Dari terjemah surat di atas menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang tua. Orang tualah, terutama ibu yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik ketika masih bayi, sehingga kelelahan mereka berdua karena terhambatnya waktu istirahat, mengawasi semalaman sehingga berkurangnya waktu tidur. Sehingga sudah sepantasnya jika seorang anak menghormati, mencintai dan berbakti kepada kedua orang tua.

Rasullulah dalam haditsnya menyebut ibu sampai tiga kali berulang-ulang dan kemudian baru  menyebut  bapak.  Derajat  kemuliaan orang  tua  yang harus didahulukan untuk dimuliakan adalah ibu, setelah ibu kemudian bapak.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Suatu ketika seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw: Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik? Beliau menjawab: “Ibumu, kemudian  ibumu,  kemudian  ibumu”.  Aku  berkata:  Lalu  siapa  lagi? Beliau bersabda: “Kemudian bapakmu”. (H.R Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut dapat kita pahami, betapa besar jasa seorang ibu. Beliau mengandung buah hatinya selama sembilan bulan dalam kepayahan, melahirkannya dengan menahan kesakitan dan menyusuinya serta membesarkannya. Sehingga amat tidak pantas jika seorang anak menyakitinya, apalagi sampai tega menelantarkannya. 

Kewajiban merawat orang tua jika dilakukan dengan mengharap ridho Allah maka akan menjadi amal yang dapat membuka pintu surga sebagaimana terdapat dalam hadits Rasulullah SAW:
“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR Tirmidzi)

Amat sangat disayangkan jika Allah telah membuka pintu surga untuk kita masuki tetapi justru kita sia-siakan karena telah menelantarkan kewajiban kita dalam berbakti kepada orang tua. Allah sangat murka kepada hambaNya yang durhaka kepada orang tua, bahkan Allah akan segera memberikan balasannya di dunia kepada anak yang durhaka. 

Sayangnya di era kapitalisme saat ini, orang tua tidak dianggap penting. Banyak kita jumpai orang yang telah lanjut usia berada di panti wreda padahal mereka masih memiliki anak. Kita juga banyak menjumpai orang lanjut usia yang masih harus bekerja membanting tulang demi menghidupi diri dan keluarganya, bahkan ada beberapa di antara mereka yang terlantar di jalan karena tidak memiliki tempat tinggal. Yang lebih miris lagi, beberapa dari mereka bahkan sampai harus mencuri hanya demi sesuap nasi. Tubuh yang semakin renta dan tenaga yang semakin lemah membuat mereka sulit jika harus bekerja keras, sementara kebutuhan untuk makan sehari-hari harus tetap terpenuhi. Banyak anak yang memperlakukan orang tuanya dengan buruk, seperti berkata kasar, memerintahnya laksana seorang majikan kepada hamba sahayanya dan bahkan ada yang dengan tega membunuhnya. 

Berita tentang anak yang tega menelantarkan bahkan menghabisi nyawa orang tuanya sendiri hampir setiap hari kita dengar dan saksikan. Alasan warisan seringkali menjadi pemicu seorang anak tega menghabisi nyawa orang tuanya. Apapun alasannya, sungguh tidak bisa dibenarkan. Allah sangat murka terhadap perbuatan durhaka seorang anak. 

Padahal merawat orang tua akan mendatangkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, membuka pintu rezeki dan pintu surga bagi seorang anak. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan soal rezeki dalam merawat orang tua. Justru mereka lah yang menjadi penyebab seorang anak mendapatkan berbagai kemudahan dan keberkahan dalam hidupnya. 

Bagaimana Islam memandang kewajiban berbakti pada kedua orang tua? Dalam Islam merawat orang tua bukan hanya sekedar bukti cinta seorang anak tetapi merupakan kewajiban yang begitu agung dan mulia. Bahkan pada masa Rasullullah SAW, seorang pemuda diminta untuk membatalkan keinginannya dalam berjihad lantaran harus merawat orang tuanya. Negara pun memiliki kewajiban memberikan nafkah kepada orang tua manakala anaknya tidak memiliki kecukupan nafkah untuk orang tuanya. Tidak hanya memberikan nafkah, negara juga menyediakan tempat tinggal / panti jompo bagi mereka yang sudah tidak memiliki anak. Dan negara juga mendirikan rumah sakit untuk merawat kondisi kesehatan mereka. Demikian mulianya kedudukan orang tua dalam Islam sehingga negara langsung turun tangan dalam menangani masalah tersebut.

Demikianlah kewajiban berbakti kepada orang tua, begitu mulia dan agung. Semoga syariat Islam dapat ditegakkan di muka bumi, sehingga tidak lagi kita dengar dan kita jumpai seorang anak yang berbuat durhaka kepada orang tua. Tidak ada lagi orang lanjut usia yang dengan segala kelemahannya harus berjuang keras untuk hidupnya.

Wallahu ‘alam bisshowab