-->

Mustafa Kemal Bukan Pahlawan, Kenapa Dijadikan Nama Jalan?

Oleh : Puspita NT

Sebagaimana diwartakan di CNN Indonesia ( 17/10/2021), wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan terkait rencana penamaan salah satu ruas jalan di Ibu Kota dengan nama tokoh sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk, dan ini merupakan bagian dari kerja sama Indonesia dan Turki.

"Jadi sama-sama ini Insya Allah bagian dari kerja sama antara Indonesia dan pemerintah Turki," kata Riza di Jakarta, Minggu (17/10).

Tahukah kita Siapa Mustafa Kemal Ataturk?

Mustafa Kemal adalah sosok di balik keruntuhan Turki Utsmani (Khilafah Utsmani). Institusi Islam yang telah memberikan penjagaannya terhadap Islam dan kaum muslim. Institusi ini pula yang memiliki rentang waktu panjang dan kejayaan yang mengagumkan. Membebaskan Konstatinopel pada tahun 1453 M, menjadi kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur, serta perhatiannya terhadap Nusantara dengan mengutus wali Songo, mengirim bantuan, mengangkat Sultan, adalah bukti nyata kejayaan Utsmani sebelum akhirnya runtuh di tangan kafir Barat bersama kaki tangannya.

Atas rencana busuk Mustafa Kemal, Turki Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I (2 Agustus 1914) yang mengakibatkan Utsmani kehilangan segala-galanya saat militer penjajah memasuki Istanbul. Puncaknya, pada 1909 M, dengan dalih mogok massal, organisasi Persatuan dan Kesatuan berhasil masuk ke Istanbul, menyingkirkan Khalifah Abdul Hamid II dan melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan. 

Tinggallah Khilafah Utsmani sebagai simbol belaka, hingga kemudian benar-benar dibubarkan paksa pasca badan legislatif mengangkat Mustafa Kemal menjadi presiden Turki, pada 3 Maret 1924 M.

Sebagai Presiden Republik Turki, Mustafa Kemal bertindak radikal dan diktator. Awal berkuasa, Kemal telah menggantung tiga puluh ulama demi mewujudkan cita-citanya menerapkan paham sekuler dalam ideologi negara serta keleluasaan membangun negara Turki sekuler yang jauh dari khilafah Islam. Di antaranya: menghapus syariat Islam, meniadakan jabatan kekhalifahan, mengganti hukum Islam dengan hukum Barat (Italia, Jerman dan Swiss), menutup beberapa masjid dan madrasah, mengganti agama negara dengan sekularisme, mengubah azan ke dalam bahasa Turki, melarang pendidikan agama di sekolah umum, melarang wanita berkerudung, mengganti teks bahasa Arab dengan bahasa Roma, mengganti seluruh huruf Arab dengan latin dan mengenalkan kode hukum Barat, pakaian, kalender serta alfabet.

Kemal bukan hanya dikenal kejam, arogan, antiagama, pencetus sekularisme, tapi juga dikenal kezalimannya menghapus kekhalifahan Turki dan agama Islam.

Karena itulah rencana penamaan jalan dengan nama Mustafa Kemal ini mendapat penolakan dari beberapa pihak. Diantaranya muncul dari Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.

"Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu (17/10)  di cnnindonesia.com.

Sebagai seorang muslim yang bersaksi bahwa Allah sebagai Tuhannya, sudah menjadi keharusan mendukung pernyataan dari wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia tersebut. Menolak Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan.

Lagipula tidak pantas sosok pembunuh, penghianat,dan penolak syariat Allah ini  dihormati. Allah saja mengazabnya dengan memberinya penyakit dan disiksa kesakitan yang luar biasa sebelum nafas yang terakhir, dan tidak diterima jasadnya, sehingga ditanam ditanah dan bau  busuk disekitar nya sangat menyengat. 

Lantas, Cukupkah Membenci Sosok dan Perangai Mustafa Kemal Ataturk saja?

Jawabannya tentu tidak Cukup. Sesungguhnya penyebab dari munculnya sosok seperti Mustafa Kemal Ataturk adalah pemikiran Barat Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme. Ketiga pemikiran tersebut yang menjadi akar penghapusan penerapan Islam Kaffah di muka bumi ini. Sayangnya hingga hari ini sejak runtuhnya Kekhilafahan Turki, Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme ( Sipilis ) itu masih ada bahkan semakin menancap dengan terus diterapkannya Ideologi Kapitalisme di tengah-tengah kaum muslimin. 

Inilah yang harus menjadi fokus. Dengan segenap potensi yang dimiliki, generasi milenials akan mampu menghapus SIPILIS sampai ke akarnya. Dengan segenap daya juang yang dimiliki, akan mampu menggeser peradaban  yang di dalangi oleh Barat dengan agennya, salah satu nya Mustafa Kemal Attaturk, menjadi peradaban Islam yang sebenarnya sudah terbukti mampu berjaya berabad abad lama nya. 

Sosok Mustafa Kemal Attaturk harus nya dihapus bahkan dihinakan sebagaimana mesti nya dan digantikan sosok pahlawan Islam yang telah membawa kaum muslimin dan masyarakat dunia kepada kedamaian dan kesejahteraan.