-->

Ajang Transgender Diminati, Bukti Kebebasan Makin Ngeri!

Oleh : Puspita NT

Kampanye LGBT semakin bebas, berharap masyarakat makin ‘toleran’ terhadap penyimpangan tersebut. Terlihat juga warganet tengah ramai memberi dukungan pada pemenang untuk tampil di ajang sejenis di tingkat dunia. Kenapa negara membiarkan dan tidak menutup semua pintu penyebaran ide dan perilaku menyimpang LGBT tersebut ? 

Sebagaimana dilansir oleh portal makassar.terkini.id tanggal 2 oktober 2021, ajang yang dikhususkan untuk para transgender itu memang telah diadakan di Bali. Sebagaimana ajang- ajang serupa lainnya, akan di pilih pemenang untuk menjadi kandidat Indonesia di ajang Internasional. 

Walapun pro kontra, ajang ini  sukses menunjukkan bahwa mereka yang minoritas LGBT, juga bisa berprestasi dan layak diakui. Apa yang dilarang agama perlahan di maklumi sebagai pluralitas yang juga butuh eksistensi.

Sadarkah  kita, ini adalah kampanye terselubung untuk melawan ajaran Islam yang telah sempurna 1400 tahun lalu ?

Sayangnya, kampanye ini dipastikan akan terus berlanjut jika negara tidak tegas melarang dengan kebijakannya. Dan jika terus berlanjut, maka generasi mendatanglah yang akan menjadi taruhan. Jika tokoh-tokoh transgender itu menjadi idola, mau jadi apa anak bangsa ini ?

Disinilah peran negara sangat berarti. Kontrol penuh harus dilakukan terhadap ajang ajang yang diadakan di tengah publik, apakah sesuai hukum Islam dan membawa kemajuan bangsa atau tidak. Atau sekedar hiburan bahkan suatu penyimpangan yang sengaja dipertontonkan, negara harus tegas melarang hal ini.

Begitulah  negara yang peduli. Namun tampaknya, negara ini justru mendukung, atau setidaknya membiarkan kampanye tersebut  dilakukan di negeri mayoritas muslim 
Ini. 

Semua ini terjadi karena ide kebebasan berperilaku masih diminati bahkan dijunjung tinggi. Tidak lagi mempedulikan halal haram, asalkan menghasilkan cuan, bablas semua dilakukan. Hingga kini, kampanye kebebasan digaungkan untuk mempertahankan kapitalisme sekuler dan mencegah kebangkitan Islam.

Padahal jika Islam bangkit, kebutuhan dan ekspresi setiap manusia akan terpenuhi. Tidak perlu lagi ada kebebasan untuk menuangkannya. Apalagi kebebasan menyimpang yang merusak seperti ajang transgender atau yang lainnya.

Sejarah Islam telah membuktikan, baik laki-laki maupun perempuan, mereka yang hidup dalam naungan Islam dipenuhi kebutuhan dan naluri eksistensi diri nya. 
Yang berprofesi sebagai guru mendapat fee yang layak, mereka yang menulis buku mendapatkan imbalan yang bombastis, mereka sebagai dokter juga mendapatkan setara dengan pengorbanannya. Tidakkah kita rindu dengan penerapan Islam yang seperti ini ? 

Wallahu a'lam Bi Showab