-->

TIGA SYARAT MENGEMBANGKAN EKONOMI

Oleh : War Yati
(Komunitas Pena Islam) 

Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia. Tentu saja ini menjadi peluang bisnis bagi para pemilik modal untuk membangun perbankan secara syariah. Terbukti banyak bermunculan bank-bank yang berbau syariah dengan alasan untuk lebih meningkatkan dan mengelola keuangan umat muslim.

Dalam upaya mengembangkan ekonomi syariah, Bank Syariah menggandeng lembaga riset dan perguruan tinggi untuk bekerjasama. Dengan perguruan tinggi misalnya, BSI melakukan kerjasama terkait implementasi kurikulum keuangan syariah, penelitian, dan pengembangan produk serta layanan bank syariah. Adapun untuk pengembangan bank syariah, BSI bekerjasama dengan MES dan Asbisindo melalui forum diskusi dan seminar.

Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan mengakui keunggulan sektor ekonomi dan keuangan syariah, sebagai lembaga keuangan yang tahan banting. Saat bank konvensional mengalami keterpurukan di situasi pandemi, bank syariah malah menunjukan sebaliknya.

Kondisi ini bisa dilihat dari kecukupan modal atau CAR perbankan syariah hingga kredit macet atau NON-performing loan (NPL). Sepanjang 2020 aset perbankan syariah mengalami peningkatan pesat. Pada Desember 2020 meningkat menjadi Rp 608,9 triliun atau naik dari Desember 2019 sebesar Rp 538,32 triliun. Tapi, meski dalam kondisi baik menurut Bu Menteri, sektor ekonomi dan keuangan syariah masih menghadapi tantangan yaitu dari sisi market share. Dilansir dari TEMPO.CO

Bukan soal mengakui atau tidak terkait keunggulan dan berkembangnya suatu lembaga ekonomi syariah. Dalam hal ini pemerintah sepatutnya mengkaji lebih dalam bagaimana cara mempertahankan dan tetap mengembangkan lembaga ekonomi supaya tetap eksis walau dalam situasi pandemi.

Sehebat-hebatnya lembaga ekonomi jika tidak berasal dari sistem Islam dan cara mengembangkannya masih menjalankan riba tentunya tetap memiliki nilai minus. Tak terlepas dengan lembaga ekonomi syariah, walau dari segi pengembangan dan keuntungan melaju secara signifikan tetap saja memiliki kekurangan.

Dalam Islam, ada tiga faktor yang menjadikan lembaga keuangan dapat bertahan dalam situasi segenting apapun. Pertama, tentunya lembaga ekonomi adalah bagian dari sebuah sistem. Maka, untuk mengelola keuangan negara dan masyarakatnya sudah tentu membutuhkan suatu lembaga ekonomi yang shohih. Sistem ekonomi harus lahir dari sistem yang sama, yaitu Islam.

Kedua, sistem ekonomi tangguh terwujud karena adanya dukungan dari sistem negara tersebut. Yang tentunya sistem yang bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah. Dalam sistem ekonomi Islam, perbankan dikelola untuk kemaslahatan umat dalam rangka mempermudah berbagai transaksi dan simpan pinjam tanpa riba.

Ketiga, dalam menjalankan roda pemerintahan, semua hukum yang ada dalam sebuah sistem hendaknya dijalankan tanpa memilah-milah dari segi kemanfaatannya saja. Alhasil, akan tercipta kemandirian ekonomi sebuah negara tanpa harus bergantung pada negara lain dan tidak terpengaruh oleh keadaan buruk seperti pandemi. Dengan demikian, dalam mengembangkan dan mempertahankan  ekonomi akan mampu terealisasi dengan sempurna dengan menerapkan Islam secara kaffah. 

Wallahua'lam.