-->

Tanggungjawab Mewujudkan Umat Terbaik

Oleh : Binti Masruroh

Umat Islam sejatinya menyandang predikat sebagai umat terbaik. Sebagaimana firman Allah SWT dala Qur’an Surat Al Imron  ayat 110

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Namun fakta saat ini umat Islam jauh dari predikat sebagai umat terbaik. Diberbagai bidang kehidupan masalah mendera umat Islam. Di bidang ekonomi  diterapkan sistem ekonomi kapitalis, yang menjadikan kekayaan alam di negeri-negeri kaum muslimin dirampas oleh kaum kapitalis, sehingga banyak umat Islam hidup di bawah garis kemiskinan. 

Di bidang politik diterapkan sistem demokrasi, yang menjadikan manusia (dewan legislatif) sebagai pembuat hukum, sehingga lahir perundang-undangan yang menyengsarakan rakyat. Umat Islam hanya dimanfaatkan untuk meraup suara dalam pemilu. Sistem demokrasi juga mengakibatkan maraknya korupsi karena biaya politik dalam sistem demokrasi sangat mahal.

Di bidang sosial diterapkan aturan liberal yang merusak, sehingga semakin menjauhkan generasi muda Islam dari agamanya. Banyak pemuda Islam yang tidak mengenali jati dirinya sebagai muslim, mereka lebih bangga terhadap budaya barat. Banyak pemuda Islam yang terlibat kasus narkoba, miras, pergaulan bebas, LGBT, tawuran dan sebagainya.

Sebagaimana disebutkan Allah dalam Surat Ali Imron ayat 110 Untuk bisa keluar  dari keterpurukan, dan kembali mewujudkan predikat sebagai umat terbaik maka umat Islam harus melakukan amar ma’ruf nahi mungkar atau melakukan dakwah mengajak kepada kebaikan Islam, mencegah dari yang mungkar, serta beriman kepada Allah. 

Beriman kepada Allah berarti menerapkan Syari’at Islam secara kaffah. Allah berjanji apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, akan menurunkan berkahnya dari langit dan bumi sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-A’raf ayat 96

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“ Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Tanggung jawab mengembalikan predikat Umat Terbaik. 

Mengembalikan predikat Umat terbaik  menjadi tanggung jawab semua individu muslim masyarakat maupun negara. Sebelum terwujudnya Institusi Islam yaitu Khilafah maka individu muslim   mempunyai kewajiban untuk bergabung dalam jama’ah dakwah yang beraktivitas untuk menegakkan Syariat Islam  sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron ayat 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl : 125)

Allah SWT juga menyeru kdepada masyarakat untuk membela Islam,menerima dakwah Islam dan berjuang untuk mewujudkan tegaknya Islam

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “(QS Muhammad : 7)

Negara berfungsi sebai Raa’in dan Junnah . Makna raa‘in (penggembala/pemimpin) adalah “penjaga” dan “yang diberi amanah” atas bawahannya. Rasulullah saw memerintahkan mereka untuk memberi nasihat kepada setiap orang yang dipimpinnya dan memberi peringatan untuk tidak berkhianat.

Makna Junnah Nabi Muhammad SAW bersabda ”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Sehingga negara harus menjaga dan melindungi umat dari propaganda dan kriminalisasi. Negara harus mengambil hak-hak umat yang telah dirampas oleh sistem kapitalis sekuler.

Bagi para penjaga negara atau orang orang yang mempunyai kekuasaan mereka mempunyai peran yang sangat besar, karena dengan kekuasaannya mereka bisa mengambil keputusan untuk menolong agama Allah dengan kekuasaannya. 

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Said Alkhudry ra. “barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, lalu jika tidak bisa maka dengan lidahnya, lalu jika tidak bisa maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemah iman”

Para Penjaga Negara, Polisi dan Tentara, termasuk keluarganya juga bagian dari umat. Maka memiliki kewajiban yang sama untuk memperjuangkan  hadirnya kembali umat terbaik. Semua mempunyai kewajiban untuk bahu-membahu bersama umat untuk mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamiin.

Wallahu A’lam bishowaf