-->

Mewaspadai Politik Devide et impera

Oleh : Binti Masruroh (Penulis adalah seorang Pendidik)

Untuk menanggulangi dan mencegahan tindakan ektrimisme yang mengarah pada Terorisme Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 6 Januari 2016 menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres). Perpres  tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).

"Bahwa dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, diperlukan suatu strategi komprehensif, untuk memastikan langkah yang sistematis, terencana, dan terpadu dengan melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan," demikian bunyi menimbang dalam Perpres tersebut seperti dikutip detikcom,(17/1/2021).

Istilah Terorisme muncul setelah peristiwa serangan menara kembar Woerd Trade Center (WTC) di New York 11 September 2001. Setelah peristiwa itu Amerika Serikat melalui presidennya George Walker Bush menyatakan hanya ada 2 pilihan untuk negara negara di dunia, bersama Amerika Serikat melawan terorisme atau bersama teroris melawan Aerika Serikat. Sejak saat itu Amerika Serikat melakukan kampanye global War on Terosrisme. Yang sejatinya bermakna War of Islam. Aerika Serikat pun memerangi  Afganistan denagn dalih mencari Osama bin Laden yang disebut dalang peristiwa 9/11 itu. Dengan dalih memerangi terorisme tak henti-hentinya memerangi negara-negara di Timur Tengah dan Asa Selatan. Padahal motif Amerika Serikat sejatinya memerangi Islam dan mencegah bangkitnya Peradaban Islam. 

Pada tahun 2003 lembaga think thank (gudang pemikiran)Amerika Serikat  Rend Corporation mengeluarkan kajian tertulis yang berjudun” Civil Democratik Islam” mereka membagi umat Islam menjadi empat kelompok yaitu fundamental, tradisionalis, modernis, sekuleris. Setelah melakukan pengelompokan kemudian mereka melakukan politik belah bambu, dengan mendukung satu kelompok dan menjatuhkan kserta membenturkan dengan kelompok lain.

Barat mendukunng kelompok modernis, trdisionalis dan sekuleris  dan memusuhi kelompok fundamentalis yang mereka sebut  sebagai kelompok  yang menolak nilai-nilai dan budaya barat serta menghendaki diterapkannya hukum-hukum Islam dalam negar. Barat merangkul kelompok modernis, tradisionalis dan sekuleris untuk bersama-sama memerangi kelompok fundamental.

Sejatinya Islam tidak mengenal istilah Islam fundamentalis, modernis , tradisionalis, maupun sekuleris. Istilah itu baru muncul seiring munculnya upaya barat memerangi terorisme. 

Umat Islam adalah umat yang satu. Yang semua diperintahkan oleh Allah untuk berpegang teguh kepada tali agama Allah dan dilarang bercerai berai. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imroh ayat 103 yang artinya “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah atas nikmat Allah ketika dahulu kamu bermusuh-musuhan, mak Allah mempersatukan hati kamu, lalu menjadika kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.”

Dikeluarkannya perpu tersebut  berpotensi terjadinya adu domba antar sesama anggota masyarakat. Antara kaum muslimin saling mencurigai dan memata-matai atau tajassus padahal Islam secara tegas melarang aktifitas tajassus . Para umama memasukkan tajassus termasuk dosa besar. 

Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurot ayat 12 yang artinya 

“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Karenan sesungguhnya sebagian dari tindakan prasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”

Rasulullah saw, juga bersabda yang artinya “Berhati-hatilah kalian dari tindakan prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”(HR. Bukhari)

Politik devide et imtera atau adu domba adalah salah satu politik busuk yang sejak dulu diterapkan oleh penjajah. Umat Islam harus mewaspadai dan tidak boleh terjebak oleh politik ini yang sejatinya bertujuan  untuk memecah belah uamt Islam dan mencegah kebangkitan  Islam.

Wallahu a’lam bi showab