-->

Begal Tumbuh Subur di Sistem Kapitalisme



Oleh: Sri Bawani (Praktisi Pendidikan)


Penamabda.com - Seorang sopir truk pengangkut ayam potong tewas setelah dibegal usai mengantar pesanan ayam di Kabupaten Mesuji.


Korban bernama Anggi Prayitno (22) warga Moro Seneng, Kecamatan Mesuji Timur, tewas saat ditangani petugas medis rumah sakit. Ia diduga tewas karena kehabisan darah.


Kapolres Mesuji, AKBP Alim membenarkan peristiwa tersebut.


Kasus itu terjadi di Jalan Poros Desa Margojadi, Kecamatan Mesuji Timur, Sabtu (26/12/2020) sekitar pukul 22.00 WIB. (Sumber: kompas) 


Kasus memilukan kembali terjadi di penghujung tahun 2020, Anggi Prayitno warga kecamatan Mesuji Timur menjadi korban kebringasan pembegal. Kasus inipun menjadi penyumbang angka kriminalitas yang makin tinggi. 


Sungguh miris, pembegalan membuat resah dan khawatir banyak orang. Setiap orang merasa tertawan jiwanya saat hendak pergi keluar rumah karena pembegalan tumbuh subur di sistem kapitalisme. Dan yang menambah kengerian itu sendiri adalah pembegalan berujung pada pembunuhan. 


Beginilah, tatkala kehidupan diatur dengan sistem sekuler, agama terpinggirkan. Keimanan dan ketakwaan tergerus karena jauhnya manusia dari aturan agama. Alhasil, setiap hari kita disuguhi berita kriminal yang selalu mengintai. Nyawa seperti tak berharga di sistem ini. Pembunuhan keji, begal sadis, perampokan, pencurian, dan sebagainya seperti santapan sehari-hari yang tak pernah habis diberitakan.


Dari tempat terpencil hingga terpadat tidak lepas dari tindak kriminal. Rasa aman kian langka di kehidupan sekuler liberal. Harga nyawa manusia bagai barang murah.  Data dari Polri menunjukkan pada pekan ke-24 tahun 2020, angka kriminalitas meningkat sebanyak 38,45 persen. Dari  4.244 kasus kemudian meningkat menjadi 5.876 kasus. Dalam hitungan minggu kasus kriminalitas naik sebesar lebih dari 1.500 kasus.


Maraknya kriminalitas disebabkan karena tingkat pemahaman agama yang lemah, kondisi ekonomi yang rendah dan sistem negara yang bermutu rendah yang tidak bersumber kepada al qur'an dan as sunah.


Berbeda dengan Islam, Islam sebagai aqidah sistem negara menjamin rasa aman. Seperti, Islam membina individu beriman dan bertakwa dalam balutan akidah Islam. Keimanan inilah yang menjadi bekal bagi setiap insan dalam beramal. Ia akan memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Takut bermaksiat dan berbuat dosa. Dengan keimanan yang terjaga serta merasa selalu diawasi oleh Allah akan mencegahnya berbuat kriminal.


Dan Islam membina masyarakat agar membiasakan beramar makruf nahi mungkar. Manakala akidah Islam dijadikan landasan dalam kehidupan, terbentuklah kehidupan islami yang khas. Masyarakat terbiasa bertenggangrasa, saling menolong, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.


Sebab, mereka memiliki kesadaran dan pemahaman Islam yang utuh. Masyarakat juga akan terbiasa berdakwah dengan saling mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan. Dengan begitu, ketika ada tetangga atau kerabat dekat meminta bantuan, ia tak akan menutup mata atau berpura-pura tak mendengar.


Kemudian, penegak hukum dalam hal ini kepolisian berfungsi menjaga kemanan. Dalam negara khilafah, urusan keamanan ditangani oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri. Polisi di negara Khilafah akan siap siaga berkeliling untuk mencegah tindak kriminal di sekitar masyarakat. Hukum Islam akan ditegakkan secara adil tanpa pandang bulu. Pelaku pembunuhan, begal, pencurian, perampokan bisa ditindak dengan sistem sanksi yang berlaku dalam Islam.


Dengan penerapan syariat Islam menyeluruh inilah, keadilan dan rasa aman akan terwujud secara sempurna. Wallaahu a'lam [].