-->

Menjegal Dakwah Pejuang Khilafah, Bagai Memadamkan Cahaya Matahari Dengan Tiupan

Oleh: Najah Ummu Salamah

Penamabda.com - Akhir-akhir ini upaya persekusi terjadi kepada pengemban dakwah dan pejuang khilafah.

Salah satu bentuk persekusi yang dilakukan dengan aksi menggeruduk seorang ustadz kampung di Pasuruan. Beliau diklaim terkait dengan ormas Islam yang intensif menyampaikan ide khilafah. Videonya pun sempat viral di sosial media. Dalam video tersebut sang ustadz santai dan kalem menanggapi bentakan dan teriakan oknum ormas Islam tersebut. Justru yang nampak adalah su'ul adab dari oknum ormas Islam itu.

Kabar berikutnya juga datang dari ustadz Ismail Yusanto yang dilaporkan salah seorang pengurus ormas Islam ke pihak berwenang. Dalam laporannya ustadz santun tersebut dinilai telah melanggar undang-undang karena masih aktif berbicara atas nama jubir HTI. Padahal HTI telah dicabut badan hukumnya oleh penguasa. Bahkan pihak pelapor mencatut atas nama masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan atas dakwah ustadz Ismail Yusanto tersebut. Publik memang mengetahui bahwa beliau sangat dekat dengan perjuangan khilafah.

Sontak pencatutan atas nama masyarakat Indonesia membuat pelaporan tersebut sangat ambigu. Mengingat masyarakat Indonesia yang mana yang mewakili pihak yang dirugikan oleh sang ustadz. Beliau tidak terlibat KKN, tindakan kekerasan ataupun ujaran kebencian. Beliau dilaporkan semata hanya karena memperjuangkan Islam dalam bingkai khilafah. 

Khilafah Ajaran Islam

Khilafah sendiri adalah ajaran Islam. Sebuah sistem yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk diterapkan. Khilafah bukanlah ideologi. Seperti yang ditudingkan beberapa kalangan. 

Khilafah adalah sebuah sistem pemerintahan yang diwariskan Baginda Nabi Muhammad SAW. Setelah wafatnya beliau, kepemimpinan kaum muslimin diberikan umat kepada Khulafaur Rasyidin. Kemudian dilanjutkan dengan kekhilafahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah dan Bani Utsmaniyah. Hingga akhirnya runtuh pada 1924 M oleh tangan penjajah.

Wajibnya menegakkan khilafah adalah fardhu kifayah. Tidak ada perbedaan di kalangan imam empat mahzab. Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah SWT agar umat manusia diatur dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, hukum, dan politik. Allah SWT berfirman: 
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi Khalifah…” [TQS al-Baqarah [2]: 30].

Dalam suatu hadits Nabi bersabda:

“Bani Israil dahulu telah diurus urusan mereka oleh para Nabi. Ketika seorang Nabi [Bani Israil] wafat, maka akan digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya, tidak seorang Nabi pun setelahku. Akan ada para Khalifah, sehingga jumlah mereka banyak.” [HR Muslim]

Menegakkan khilafah adalah sebuah konsekuensi dari ketauhidan. Allah SWT memerintahkan manusia masuk ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh). Artinya Allah SWT memerintahkan umat Islam menerapkan semua syari'atNya. Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)

Maka, hari ini proyek menegakkan khilafah bukanlah proyek manusia. Melainkan proyek dari Allah SWT. Kalaupun semua kekuatan orang-orang kafir dan antek-anteknya dikumpulkan untuk menjegal para pejuang khilafah. Hal itu akan sia-sia. Karena Maha Besar adalah sifat Allah SWT. 

Saat para pejuang khilafah mati di jalan dakwah. Maka hal itu tidak akan menghentikan ketetapan dan janji Allah SWT kepada hambanya. Semakin kuat kezaliman pada pejuang Islam, maka pertanda pertolongan Allah SWT semakin dekat.

Kita ingat saat kezaliman orang-orang kafir Quraisy semakin kuat dengan penyiksaan , pembunuhan dan pemboikotan. Maka pertolongan Allah SWT datang dengan dibukakan Nushroh dari kaum Anshar di Madinah.

Upaya para penjegal dakwah khilafah telah siap menabuh genderang dengan sang pemilik Jagad Raya. Ibarat memadamkan cahaya matahari dengan tiupan mulut saja. Tentu hal itu akan sia-sia. Di antaranya Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (7) يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [الصف : 7 ، 8]

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.(QS. Ash-Shaff [61] : 7-8)

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala menegaskan pula:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة : 32]

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 32)

Demikianlah Allah SWT Maha Kuasa atas segala ketetapanNya. 

Wallahu a'lam bi ash-showab