-->

Khilafah dan Marwah

Oleh: Najah Ummu Salamah

Penamabda.com - Seruan perjuangan menegakkan kembali khilafah semakin bergema. Bahkan hal ini semakin gencar ketika Hagia Sophia berubah statusnya kembali menjadi masjid seperti pada masa kekhilafahan Turki Utsmaniyah. 

Hastag #Kagen Khilafah juga sempat menjadi trending topik di dunia Maya. Bahkan baru-baru ini para sineas muda juga akan memproduksi film berjudul Jejak Khilafah di Nusantara. Sebuah fenomena yang berbalik dengan beragam hujatan kebencian dan penolakan terhadap khilafah.

Ideologi Kapitalis Tak Mampu Memimpin Dunia

Tak bisa dipungkiri, kegagalan sistem kapitalis dalam menangani wabah sudah semakin nyata. Angka kematian akibat covid-19 semakin bertambah. Jumlah korban jiwa akibat Virus Corona COVID-19 telah mencapai setengah juta orang pada Minggu 28 Juni. Angka ini menjadi tonggak suram untuk pandemi global yang tampaknya bangkit kembali di beberapa negara bahkan ketika daerah lain masih bergulat dengan gelombang pertama. (Liputan6.com, 29/7/2020)

Dampak nyata selain kematian, adalah krisis ekonomi melanda banyak kawasan negara. Resesi dunia akibat penerapan ideologi Kapitalis semakin nampak jelas ketika dihantam wabah. Bahkan negara adidaya selevel Amerika Serikat menambah daftar negara-negara yang berada di jurang resesi pada kuartal II 2020. Hal ini terjadi karena pertumbuhan Negeri Paman Sam negatif dalam dua kuartal berturut-turut. (CNN Indonesia, 30/7/2020)

Penanganan wabah yang tidak cepat dan tanggap. Serta penguasa di berbagai negara kurang serius melakukan lockdown. Hal ini mengakibatkan penyebaran covid-19 semakin merata di seluruh penjuru dunia. Sangat disayangkan, pertimbangan ekonomi (kapital) selalu menjadi sandaran utama dalam setiap kebijakan penanganan wabah. Sehingga nyawa manusia menjadi taruhannya.

Inilah sejatinya ideologi kapitalis. Ideologi yang hanya mementingkan kapital bagi kaum kapitalis. Ideologi yang mengesampingkan keselamatan jiwa manusia dan menolak fitrah. Sebuah ideologi yang menjauhkan aturan Sang Pencipta dalam kehidupan dan negara.

Khilafah Kebutuhan Kita

Selain ketidakbecusan ideologi kapitalis dalam menghadapi wabah. Ideologi ini juga mengakibatkan penderitaan umat tak pernah sirna. Sejak runtuhnya Daulah Khilafah Turki Utsmaniyah pada 1924 M, umat Islam mengalami berbagai kezaliman. 

Umat di berbagai negri seakan tak punya kekuatan dan Marwah. Pada tahun 1995, tepatnya 25 tahun yang lalu pembantaian genosida terhadap etnis muslim di Srebrenica dan Bosnia terjadi. Aneksasi Palestina oleh Israil masih berlangsung hingga kini. Invasi USA dan sekutu ke negeri Afganistan dan Irak menelan banyak korban jiwa atas nama terorisme yang tak pernah terbukti hingga kini. Kekejian penguasa China atas Umat Islam Xinjiang masih menjadi luka yang menganga. Belum lagi nasib umat Islam Rohingnya manambah derita nestapa.

Benarlah sabda baginda Nabi Saw empat belas abad lalu:
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Umat Islam hari ini bagaikan buih di lautan. Tidak berdaya dan tanpa marwah. Orang-orang kafir penjajah telah merendahkan umat Islam hingga tak bernilai apa-apa. Sungguh nestapa umat ini akan selalu ada jika tanpa khilafah.

Kondisi kelam yang menyelimuti umat tak akan pernah ada habisnya. Jika umat masih mengambil kapitalisme sebagai ideologi dalam kehidupan pribadi dan bernegara.
Sudah saatnya umat kembali kepada firahnya. Fitrah yang membutuhkan aturan Sang Pencipta dalam Naungan Khilafah.

Khilafah adalah Daulah Junnah dan Marwah. Dengan khilafah umat Islam akan terlindungi dari kaum kafir penjajah. Nabi Muhammad Saw bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Khilafah akan menjaga Marwah Islam dan umat Islam. Orang-orang kafir tidak akan berani menginjak-injak kehormatan Islam dan umat Islam. Karena Khilafah akan melakukan penyebaran dakwah Islam  melalui futuhat dan jihad fisabilillah. Sehingga ideologi Islam yang akan memimpin dunia.

Khilafah adalah sebuah institusi yang menjaga ketinggian ajaran Islam dan umatnya. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
 َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya"(HR. Ad-Daruquthni)

Sudah saatnya umat menyadari akan pentingnya kembali pada sistem Islam. Sistem yang menerapkan Syariah, menjaga Marwah dalam naungan Khilafah. Mengambil bagian dalam perjuangan. Menjadi   ummat yang satu, yaitu warga negara Daulah Khilafah.

Sistem Khilafah sudah saatnya memimpin dunia, menggantikan ideologi kapitalis yang saat ini sedang menunggu kehancurannya. Khilafah adalah simbol kemenangan umat Islam menghadapi ideologi barat kapitalisme penjajah. 

Wallahu a'lam bi ash-showab