-->

Minim Edukasi Membuat Pandemi Semakin Meninggi

Oleh : Deny Rahma (Anggota Komunitas Setajam Pena)

Penamabda.com - Penerapan new normal yang diambil oleh pemerintah, telah terlihat tak membuahkan hasil sama sekali. Jumlah kasus terkonfirmasi akibat covid-19 berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Jumat (19/6/2020) 12.00 WIB, ada 1.041 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Pasalnya kebijakan new normal yang diterapkan di masyarakat tidak tepat sama sekali, karena  tidak dibarengi dengan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat. Terlihat di media sosial beredar video yang memperlihatkan ratusan pedagang dan pengunjung pasar mengusir petugas COVID-19 dari Gugus Tugas Kabupaten Bogor. Insiden itu terjadi Rabu (10/6). Padahal pasar adalah tempat yang sangat rawan dan berpotensi besar menjadi tempat penyebaran virus korona dengan kluster baru. Hal ini dikarenakan  Sebaran virus di pasar diduga karena pedagang tidak mematuhi protocol kesehatan dan karena pemerintah melakukan pendekatan yang salah tidak pesuasif dan tes dilakukan di pasar sehingga ditolak warga.

Menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra mengingatkan bahwa "Pendekatan penanganan pasar beda dengan pendekatan penanganan sekolah, perkantoran, dan juga kawasan industri. Pasar itu ada karakter yang berbeda. Pertama itu ada penjual dan pembeli. Jadi ada orang, ada barang, dan ada uang," ujar Hermawan (Okezone.com, 14/6/2020).

Hermawan juga mengingatkan Dinas Kesehatan untuk melakukan pendekatan yang berbeda kepada para pedagang dan pembeli dalam memastikan pencegahan Covid-19.  "Pembeli itu tidak terdata, dan cara melakukan mitigasi kepada penjual jangan mendatanginya di pasar. Periksalah di rumahnya dan juga lakukan secara persuasif untuk melakukan protokol kesehatan." 

Hal ini menegaskan bahwa, pemerintah tak cukup menyediakan sarana tes dan himbauan agar patuh, tapi juga butuh pendekatan agar sadar protocol kesehatan. Juga pemberian jaminan pemenuhan kebutuhan, sehingga rakyat tidak memaksakan untuk berjualan yang berisiko besar terhadap sebaran, serta masyarakat tak akan merasa takut dan was-was untuk menjalani tes. Maka harus ada sanksi tegas yang dijalankan oleh aparat setelah edukasi kepada masyarakat memadai. Namun kenyataannya pemerintah kurang tanggap dengan masalah yang menerpa negerinya, mereka mengambil kebijakan tanpa memikirkan resiko yang akan ditanggung masyarakatnya. Mengambil jalan tengah dan tak bertanggung jawab atas keputusannya. Dan inilah buah hasil dari didikan sistem kapitalis.

Islam punya solusi yang lebih nyata untuk menangani kasus seperti ini, karena sistem Islam berasal dari Rabb pencipta manusia. Islam memberi solusi tanpa menyakiti, Islam memberi jalan keluar tanpa ada yang tertinggal. Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan kepada umatnya, agar selalu menjaga kebersihan. Hal ini dijelaskan dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa, "Seorang mukmin yang kuat fisik, mental, jiwa dan raga lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan." 

Tujuannya agar umat mengerti dan menjadi orang yang sehat baik jasmani maupun rohani serta selalu menjaga kebersihan, hal ini bagian dari edukasi. Dalam pandangan Islam, negara juga harus memenuhi sarana dan prasarana kesehatan. Melengkapi peralatan medis, menjamin kesejahteraan hidup tenaga medis, mengkarantina wilayah yang terdampak wabah dan juga memberikan pemenuhan kebutuhan hidup kepada masyarakat yang terdampak. Maka inilah Islam dengan segala kelebihannya.  

Wallahua'lam bish-showab.