-->

Beratnya Ujian Kaum Muslimin di Tengah Pandemi

Oleh: Sandhi Indrat (Perawat, Tinggal di Depok) 

Penamabda.com - Saat ini kaum Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah dengan suasana yang berbeda. Pasalnya, berbarengan dengan kurva penyebaran Covid-19 yang kian meningkat serta perlakuan diskriminatif di beberapa wilayah di belahan dunia. Keduanya menambah beratnya ujian bagi kaum Muslimin di tengah pandemi.

Walaupun dalam keadaan pandemi, umat Islam di beberapa wilayah negara masih harus berseteru dengan derasnya hujaman peluru, seperti yang dirasakan umat Islam di Palestina (Kompas.com/ 29 Maret 2020). Wabah penyakit tak membedakan kehidupan mereka di sana yang diselimuti dengan kecemasan akan keselamatan diri dan keluarga mereka. Keadaan pun diperburuk dengan sulitnya mendapatkan bahan pangan, air layak minum serta tempat berteduh yang nyaman. 

Begitu juga yang dialami umat Islam yang menjadi penduduk minoritas lainnya seperti Myanmar serta Tiongkok, menjadikan Hari Raya Idul Fitri dirasakan sama seperti hari-hari lainnya, yang penuh dengan diskriminatif dan penderitaan. Mereka mengalami pembatasan dalam beribadah sesuai syariat Islam, bahkan mendapatkan ancaman ketika berupaya melaksanakan perintah Allah SWT. Misalnya tidak adanya jaminan kebebasan melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan serta penyiksaan bagi siapa yang mengerjakan shalat di tempat umum. Sungguh hal yang sangat memprihatinkan.

Keadaan umat Islam dalam negeri pun tak kalah mengharukan. Ramadhan 1441 Hijriyah dilalui umat Islam di Indonesia dengan pembatasan beribadah di masjid. Bahkan secara resmi diumumkan oleh pemerintah anjuran pelaksanaan shalat Ied kali ini diadakan di rumah masing- masing (detiknews/Jumat 22 Mei 2020). Padahal hari-hari sebelumnya masih dijumpai bebasnya masyarakat yang berkumpul di tempat-tempat umum seperti pasar serta pusat perbelanjaan.

Harusnya semua keadaan tersebut tidak terjadi apabila seluruh umat Islam menyadari akan pentingnya kehadiran pemimpin yang melindungi diri dan kehormatan umat Islam di mana pun berada. Pemimpin yang mampu menjamin kesejahteraan lahir batin seluruh umatnya, serta melindungi harta dan jiwa bagi siapa saja yang tinggal di wilayahnya. Pemimpin tersebut hanya bisa dijumpai ketika sistem yang gunakan dalam kehidupan bernegara adalah sistem Islam. 

Dalam sistem Islam, seorang pemimpin tentunya akan melaksanakan semua hukum-hukum Allah dalam penerapannya dan tentunya di semua bidang kehidupan termasuk bernegara. Kehidupan manusia pun akan sejahtera ketika umat Islam di seluruh dunia ini bersatu padu memperjuangkan kembali penerapan hukum-hukum Allah SWT dalam bingkai kehidupan negara Daulah Islamiyah di bawah kepemimpinan seorang khalifah. Sehingga tidak akan terjadi diskriminasi lagi terhadap Islam dan umat Islam. []