-->

Agar Takwa Tak Sekedar Retorika

Oleh : Siti Muslikhah (Aktivis Dakwah Musi Banyuasin) 

Penamabda.com - Para pejabat negara termasuk presiden dan wakil presiden menyampaikan ucapan idul fitri dengan mendorong terwujudnya takwa. Pesan ini disampaikan pada acara Takbir Virtual Nasional dari Masjid Istiqlal, Jakarta Sabtu, 23 Mei 2020.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan " Ramadan adalah bulan ketakwaan. Seorang hamba dianggap lulus, ketika dapat menjadi lebih baik dan lebih bertakwa setelah menjalani puasa di bulan yang suci ini. Kita perlu istiqomah dalam menjalankan amaliyah Ramadan dan melanjutkan amaliyah Ramadan di bulan-bulan berikutnya".

Senada dengan pesan tersebut wakil presiden Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengingatkan bahwa momen idul fitri harus dimanfaatkan untuk memperkuat iman dan takwa. "Idul Fitri kali ini kita rayakan dalam suasana pandemi, oleh karena itu mari kita rayakan dengan tetap memegang aturan-aturan kesehatan dan marilah kita perkuat iman dan ketakwaan kita karena Allah janji kalau kita beriman dan bertakwa akan diberikan keberkahan ".

Penting bagi kita untuk memahami apa makna takwa. Kata takwa berasal dari kata waqo'.  Artinya, melindungi. Kata tersebut digunakan untuk menunjuk pada sikap dan tindakan untuk melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Caranya tentu dengan menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. 

Pengertian takwa tersebut sebagaimana dikatakan Thalq bin Habib, seorang Tabi'in salah satu murid Ibnu Abbas ra. Dikatakan, " Takwa adalah mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT berdasarkan cahaya-Nya dan mengharap pahala-Nya dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah SWT berdasarkan cahaya-Nya karena takut terhadap azab-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, I/2440). 

Dengan demikian takwa haruslah total. Harus mewujud dalam segala aspek kehidupan. Takwa juga bukan hanya ada pada tataran individual saja. Takwapun harus ada dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 
Itulah makna takwa. 

Takwa bukan hanya sekedar retorika dalam sebuah pidato atau sambutan. Takwa itu wujud dari keimanan seorang muslim kepada Allah SWT. Maka patutlah kita melakukan instropeksi, sudahkah takwa mewujud dalam seluruh aspek kehidupan kita?. Sudahkah kita menggunakan al-Qur'an dan Assunnah sebagai pedoman bermasyarakat dan bernegara?. Sudahkah kebijakan yang dibuat untuk mengurusi urusan rakyat mengunakan petunjuk yang Allah tetapkan dalam al-Qur'an dan Sunnah?. 

Setiap muslim yang mengaku beriman tapi lalai mengamalkan perintah Allah dan RasulNya belum dikatakan bertakwa. Sebab muara iman adalah takwa. Jika benar-benar muslim beriman, seharusnya ketaatan total kepada Allah benar-benar diamalkan. 

Beriman tapi menyalahi aturan Allah, tidak bisa mencapai derajat takwa. Beriman tapi menzalimi rakyat dengan kebijakan, juga tidak bisa meraih sebenar-benar takwa. Beriman harus disertai beramal. Karena itulah indikasi ketaatan total yang menghantarkan pada ketakwaan.

Bagaimana mungkin kita bisa mewujudkan ketakwaan dalam bermasyarakat dan bernegara jika sistem yang diambil dan diterapkan di negeri ini adalah sistem kapitalis? 

Sistem yang berdiri diatas pemikiran sekuler, yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Sistem yang membatasi agama hanya mengatur ranah ibadah ritual saja dan melarang aturan agama dipakai untuk mengatur urusan masyarakat dan negara. Agama harus dijauhkan dari urusan politik. Bagaimana mungkin kita kita akan meraih keberkahan yang dijanjikan oleh Allah SWT?. 

Dalam Surat Al-A'raf ayat 96 Allah SWT berfirman "Dan jika penduduk negeri beriman dan bertakwa (kepada Allah sesungguhnya Kami (Allah) bukakan kepada mereka (pintu-pintu) berkah dari langit dan bumi, Tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa lantaran apa yang telah mereka kerjakan". 

Ayat tersebut memberi petunjuk bagaimana sebuah negeri mendapat berkah dari langit dan bumi. Kuncinya adalah iman dan takwa. Bukti iman bagi muslim adalah ketundukan total kepada syariat Allah SWT. Tidak pilih-pilih terhadap hukum Allah. Tidak bertingkah seolah manusia yang berhak membuat aturan dalam kehidupan. 

Tidak ada jalan lain agar ketakwaan terwujud dalam kehidupan bermayarakat dan bernegara sehingga keberkahan dari langit dan bumi segera Allah limpahkan, kecuali dengan megambil dan menerapkan sistem islam. Sistem terbaik yang datang dari pencipta langit dan bumi, pemilik seluruh negeri. Sistem yang akan menerapkan aturan Allah secara kaffah (total) yang mampu menyelesaikan seluruh masalah kehidupan.