-->

Paradigma Pendidikan Di Era Kegemilangan Islam

Oleh : Arifah Azkia N.H (Aktivis Mahasiswi Surabaya)

Penamabda.com - Pola pendidikan yang terterapkan akan senantiasa berdampak pada hasil yang dilahirkan dari kurikulum pembentuknya. Urgentistas pendidikan pada masa keemasan dan kegemilangan islam menjadi salah satu faktor penyebab kemajuan peradaban Islam (ilmu pengetahuan) pada masa dinasti Abbasiyah, khususnya pemerintahan Harun al-Rasyid sampai al-Ma’mun adalah adanya pendidikan sebagai sesuatu yang esensial bagi manusia. Pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang, diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktifitas seseorang. 

Urgensitas Pendidikan

Perhatian khusus terhadap pendidikan pada masa keemasan islam terbukti dengan berdirinya tempat-tempat pendidikan islam yang sempat berkembang adalah Majlis, Suffah, Kuttab/ Maktab, dan Masjid. Dari tempat pendidikan itulah lahir para ulama yang ahli dalam bidang keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Para pencari ilmu dari umat Islam terus bertambah sehingga tempat-tempat pendidikan di atas tidak mampu menampung masyarakat yang ingin mencari ilmu. Maka pada akhirnya digagaslah konsep pendidikan yang disebut Madrasah.

Begitupun tempat menempa pendidikan yang didirikan oleh sohabiyah Fatimah Al-fihri, pendiri Universitas pertama di dunia , Universitas Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko. Kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan diimbangi dengan berdirinya beradaban-peradaban islam tempat menuntut ilmu. Begitupun dengan sosok mulia Fatimah yang memiliki visi, misi, dan semangat yang sama, yakni memajuan masyarakat di kota tersebut. Ia  menyadari akan pentingnya menjaga pengetahuan Islam dan mengembangkan intelektual masyarakat dan kaum muslim di seluruh dunia.  Tahap awal yang dilakukannya adalah dengan membentuk komunitas studi. Universitas Al-Qarawiyyin ditempatkan sebagai universitas pertama dan tertua di dunia. Materi yang diajarkan dan dibahas bukan hanya prihal agama seperti studi Al Quran dan fikih, tetapi juga mengajarkan tata bahasa, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, musik, dan geografi. Bahkan dalam sejarahnya tercatat, Universitas ini juga dianggap berhasil mengumpulkan risalah penting kompilasi naskah yang disimpan di perpustakaan yang didirikan oleh Dinasti Sultan Abu Marinid, penguasa Annan.

Penunjang Pendidikan

Pendidikan di masa peradaban islam didukung pula dengan perpustakaan terbesar di dalam negara islam yang dibuka selebar-lebarnya dengan berbagi macam buku pengetahuan untuk siapapun yang ingin mendalami berbagai ilmu. Perpustakaan di buka 24 jam dan disediakan makanan, teh maupun kopi gratis bagi penuntut ilmu. Disamping itu terdapat pula para alim Ulama' dan jajaran Syeikh yang siap memberi ilmu bagi siapapun yang bertanya. Pendidikan gratis, bahkan bisa meminta pengajaran kepada seluruh Syeikh besar di masa kegemilangan islam. Tak ada pengharapan timbal balik karna nafsiyahnya telah ikhlas dan memahami urgensitas pendidikan sebagaimana sabda Nabi bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim, disamping diimbangi dengan suasana keimanan dalam sistem islam yang kuat. Sehingga banyak  melahirkan para intelektual dan ilmuan-ilmuan  muslim yang menjadikan tumbuhnya peradaban baru pendidikan islam di era kegemilangan. 

Ilmuan Muslim Pengukir Peradaban Pendidikan Islam

Islam pernah mengalami kejayaan pada era 780 M - 1258 M. Pada masa ini para ilmuwan memberikan banyak kontribusi di bidang ilmu pengetahuan. Banyak karya yang diciptakannya hasil dari sistem pendidikan islam yang terterapkan. Pada masa kejayaan Islam, terdapat pula  masjid tidak hanya jadi tempat beribadah. Di masjid, orang-orang dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Alquran. Banjirnya antusiasme tentang ilmu pengetahuan membuat banyak ilmuwan Islam lahir dengan karya terbaiknya. Bahkan karya tersebut masih berpengaruh hingga zaman modern ini. Sebagaimana Ibnu Sina, Ibu Haitham, Ibnu Khaldun, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, Abbas Ibn Firnas, Maryam Asturlabi, dan masih banyak lainnya. Berkat luasnya ilmu yang bisa dipelajari dan terbukanya para guru-guru besar yang siap menjadi pengajar tanpa pamrih dan biaya sedikitpun, diimbangi dengan penuh iklas dan semangat yang membara, menghasilkan ilmuan-ilmuan yang tidak hanya ahli di satu bidang tetapi juga seorang yang ahli ilmu dunia dan akhirat. Menjadi seorang dokter, astronom, ekonom, ahli tafsir, ahli hadits, sekaligus juga seorang ulama'. 

Pendidikan Era Kapitalisme

Melihat paradigma pendidikan islam dengan apa yang terjadi pada kurikulim pendidikan saat ini, begitu terlihat jelas akan buah dari kurikulum yang dilahirkan diatas sistem kapitalisme yang memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Sosok generasi yang di lahirkan begitu jauh dari kurikulum islam. Menyoroti dunia pendidikan saat ini nampak sangat memprihatinkan  dimana generasi yang notabene pelajar begitu jauh dari jiwa seorang pelajar. Pergaulan bebas dimana-mana, seks bebas, penyalagunaan Narkoba, kecanduan game akut, tawuran antar pelajar, bahkan jauhnya dari sopan santun murid terhadap guru. Terbukti tidak sedikit guru yang malah dikriminalisasi oleh murid. Ketika guru mencoba mengingatkan, murid dengan sistemnya yang menganut kebebasan malah menganggap gurunya jahat hingga seperti halnya berbuat kriminal. Padahal sejatinya, sosok guru tidak akan pernah melukai atau memarahi muridnya jika tidak ada kesalahan yang muncul dari ulah murid. Sehingga guru merasa takut dengan ancaman guru dan walimurid, maka tak heran jika pada akhirnya para guru membiarkan muridnya berlaku sebebas mungkin untuk menghindari pertikaian dengan murid. 

Yang Ber-Uang Yang Bisa Menempa Pendidikan

Teradopsinya sistem kapitalisme yang mengandalkan segalanya dengan uang, termasuk dalam hal pendidikan yang sangat jelas membutuhkan biaya yang besar. Mengakibatkan pendidikan bukanlah suatu urgensitas bagi rakyat. Yang kayak yang bisa mengenyam pendidikan dengan kualitas. Yang jelata hanya mengenyam pendidikan ala kadarnya dengan fasilitas nimimal. Bahkan yang tak beruang hanya bisa mengkhayalkan diri untuk mengenyam dunia pendidikan. 

Minimnya pendidikan yang mumpuni juga berimbas akan generasi yang serampangan tidak jelas akan tujuan hidup bahkan jauh dari islam dan moral yang baik. Maka tak heran dengan berbagai problematika diatas sistem kapitalisme semakin borok akan generasi disamping jauhnya dari pemahaman islam. 

Wallahu a'lam bissowab