-->

Kebijakan Asimilasi Berakibat Kriminalitas Terinkubasi

Oleh : Rut Sri Wahyuningsih

Penamabda.com - Kebijakan Asimilasi Menteri Hukum dan HAM menuai kecaman sekaligus gugatan.  Sebab semenjak Napi bebas menghirup udara bebas, masyarakat justru tak bebas merasakan rasa aman. Napi itu berkeliaran tanpa arah, pulang ke rumah tak makan, keluarpun tak punya pekerjaan.

Di DKi Jakarta,  Kriminalitas selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  mengalami tren peningkatan. Secara nasional, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mencatat ada kenaikan kasus kriminalitas sebesar 11,80 persen dari pekan ke-15 hingga pekan ke-16 di 2020.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus, mengatakan tingkat kejahatan saat PSBB Jakarta memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Menurut dia, ada pergeseran kejahatan dimana aksi pencurian minimarket jadi lebih dominan (TEMPO.CO, 24/4/2020).

Tak hanya di DKI Jakarta, daerah-daerah lainpun tak beda, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan kota-kota lain di Indonesia mengalami hal yang sama, sebab juga sama-sama melaksanakan kebijakan asimilasi. Kriminalitasnya pun beragam, mulai dari pembunuhan, tawuran, penjambretan, hingga bunuh diri.  Betapa beratnya hidup ini mesti ditanggung oleh rakyat, janji penguasa akan mendatangkan kesejahteraan tak kunjung nyata. 

Pembagian sembako pun dibagi di wilayah tertentu dan rakyat harus berlari disamping sebuah mobil, yang notabene di dalamnya adalah kepala negara Indonesia. Negara yang terkenal dengan sebutan gemah Ripah loh jinawi, negeri seribu pulau, menjunjung tinggi adab dan budaya . Namun rakyat bak pengemis ketika ingin sekantong sembako saja.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat total pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan per 16 April 2020 mencapai 1,94 juta pekerja. Mayoritas masih berasal dari sektor formal. Sedang Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menuturkan jumlah pekerja dari sektor formal yang terkena PHK dan dirumahkan tembus 1,5 juta orang. Kemudian, khusus di sektor informal jumlahnya sebanyak 443 ribu pekerja.

"Kalau dibandingkan antara pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan ini lebih banyak yang dirumahkan. Saya berharap memang PHK merupakan jalan terakhir," ujar Ida dalam keterangan resmi  (CNN, 20/4/2020). Dan memang kenyataan menjadi jalan terakhir bagi perusahaan, sebab jalan pertama atau kedua pun tak ada. Produktivitas perusahaan jauh menurun, pasar lesu, jelas berat jika masih harus memberi gaji pada pegawai. 

Sejak Corona resmi di umumkan masuk Indonesia, tak butuh waktu lama untuk menjadikan Indonesia seperti negara-negara lain di dunia , luluh lantak, kehilangan  banyak jumlah rakyatnya berikut dana guna penangannya. Dampak lain dari lambatnya pemerintah merespon berakibat kerusakan sosial. Ini sekaligus menjadi bukti  pemerintah tak punya rumusan yang benar guna menghadapi bencana ini.

Ini karena pijakan pengambilan kebijakan yang sekuler dan berorientasi menyelesaikan dampak fisik semata. Masyarakat membutuhkan penanganan komprehensif . Baik secara fisik maupun non fisik. 

Dan Islam mampu menghadirkan masyarakat yang kuat iman dan memiliki ketahanan mental dan  fisik untuk menjalani hidup saat kondisi pandemik ini. Bagaimana Khalifah Umar bin Khattab meyakinkan masyarakat bahwa ikhtiar keluar dari pandemi ini perlu dilakukan. Inilah upaya yang berada pada ranah manusia, yaitu beralih dari qadha ( ketentuan Allah)  satu kepada qadha yang lain. 

Ketika itu Abu Ubaidah bin Jarrah, seorang panglima kaum Muslim saat itu bertanya kepada Umat “Apakah engkau melarikan diri dari ketentuan Allah?” . Khalifah Umar menjawab, memang dirinya dan rombongannya melarikan diri dari ketentuan Allah namun untuk menuju ketentuan-Nya yang lain.  Keluar dari pandemi butuh strategi yang lebih dari sekedar pembagian sembako, pelepasan napi, berbagai kartu bansos dan lain sebagainya.

Namun juga kepastian jaminan dari negara, terhadap nasib rakyat ke depannya. Terutama rakyat yang tinggal di wilayah zona merah yang mereka harus tetap tinggal di rumah hingga wabah hilang samasekali.  Maka tak ada jalan lain sebagai solusi yang sudah terbukti mampu mengeluarkan manusia dari kesulitan secara lahir batin kecuali Islam. 

Wallahu a' lam bish showab.