-->

Heboh "Nasi Anjing" Saat Ramadhan

Oleh : Helda Apriliyanti (Aktivis Muslimah)

Penamabda.com - Warga Tanjung Priok geger setelah menerima bantuan nasi anjing. Nasi anjing diberikan pada masa PSBB virus corona covid-19, kebetulan tepat di awal bulan Ramadan. Sejumlah warga muslim di sekitar tempat itu sempat merasa dilecehkan oleh adanya bantuan tersebut lantaran diberi bantuan makanan siap santap dengan bungkus berlogo kepala anjing disertai tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting'.

Pemilik akun Twitter @IwanSumule, menerangkan filosofi mengapa bungkusan makanan siap santap itu diberi nama naji anjing. "Kenapa kita pakai nama nasi anjing karena anjing itu binatang yang setia. Makanya yang pertama kita perlu setia sama Allah yang di atas, perlu setia sama pemerintah, perlu setia sama Pancasila dan UUD 45," tambahnya.
Lebih lanjut, pria itu lalu menyinggung mengenai porsi nasi anjing yang lebih besar dibandingkan nasi kucing. Ia menyebutkan, porsi tersebut berguna bagi warga untuk bertahan hidup. Suara.com, Senin (27/4/2020).

Tak mengherankan jika masyarakat marah dan merasa dilecehkan, dimasa yang serba sulit seperti ini. Untuk makan saja bisa jadi masyarakat bingung dikarenakan keadaan wabah yang mana pendapatan sedikit atau bahkan tidak ada pekerjaan dan membutuhkan bantuan, namun malah bantuan yang diberikan tak sepantasnya.
Saat ini seolah rakyat yang berada digaris kemiskinan atau yang rentan miskin merasakan sekali sulitnya menyambung hidup, jaminan kebutuhan pokok sulit sekali didapatkan selain harganya mahal ditambah keuangan yang tidak mencukupi. Pemerintah seolah menutup mata dan telinga terhadap apa yang dialami rakyat ini. Rasa empati pemerintah sepertinya mati hingga rakyat sendiri yang harus memikirkan nasibnya.

Wajarlah hal tersebut terjadi karena sistem kapitalis memandang bahwa standar hidup hanya mengumpulkan materi, dan memberi keutungan bagi para penguasa dan pengusaha. Rakyat di nomor duakan daripada kepentingan mereka. Sulitnya penghidupan rakyat saat sebelum pandemi atau saat pandemi tak heran dialamai. Core Indonesia menyebut pandemi corona berpotensi menambah 5,1 juta hingga 12,3 juta orang miskin di Indonesia pada kuartal II 2020. (Katadata.co.id)

Kemiskinan seolah menjadi cerita yang tidak ada habisnya di negeri ini. kebutuhan sandang, pangan dan papan yang tidak terpenuh oleh seluruh rakyat. Saat ini bukannya pemerintah sibuk untuk menyelesaikan masalah rakyat namun sebaliknya, penguasa sibuk membuat kebijakan yang malah membuat kesengsaraan pada rakyat.

Dalam Islam, kebutuhan sandang pangan dan papan merupakan kebutuhan pokok yang harus didapatkan rakyat dan diberikan oleh penguasa. Penguasa adalah pelayan rakyat, dia bertanggung jawab memastikan semua rakyat hidup sejahtera dan tidak kurang apapun, termasuk juga tidak ada yang kelaparan.
 
Amanah berat tersebut harus dipikul penguasa. Sebagaimana Khalifah Umar yang takut ketika menerima kepemimpinan dari Khalifah Abu Bakar. Khalifah Umar sangat berhati-hati dengan kepemimpinanya dan berupaya menjalankan sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Beliau sangat takut jika kepemimpinanya menjerumuskan kepada Kezhaliman terhadap rakyat.

Bahkan sepanjang sejarah kepemimpinannya, Para khalifah sangat  serius memenuhi kebutuhan rakyat, baik di masa lapang maupun sulit, sampai-sampai mereka akhirkan seluruh kepentingan diri dan keluarganya. semua ini terjadi karena tujuan hidup semata untuk meraih Ridha Allah, bukan yang lainnya. 

Sungguh umat saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya dan mengutamakan kepentingan rakyatnya, menjadi pelayan terbaik yang terdepan dalam melindungi mereka. Semua ini akan terwujud jika kembali mewujudkan kepempinan Islam karena kepemimpinan Islam tegak atas paradigma sahih tentang hakikat amanah dan pertanggungjawaban.

Wallahu a'lam.