-->

BLT berbelit, Rakyat Makin Sulit; Islam Solusi

Oleh : Ismawati (Aktivis Dakwah Banyuasin)

Penamabda.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak beberapa bulan terakhir menuai krisis ekonomi di masyarakat. Badai PHK massal yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran dan kian berbuah kriminalitas. Bahkan kebutuhan pangan masyarakat kian mengancam lantaran banyak warga yang mengalami krisis kelaparan. Wajar saja, pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mengakibatkan masyarakat diminta berdiam diri dirumah untuk memutus penyebaran virus ini.

Untuk itu, pemerintah melalui kementrian melakukan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat. Hanya saja, pemberian BLT tersebut terbilang menyulitkan warga karena sistem administrasi yang berbelit dan ribet. Seperti dilansir situs media online detik.news pada Ahad (26/4) viral beredar sebuah video di media sosial seorang Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar yang geram karena mekanisme pembagian BLT yang sangat sulit.

Dalam video berdurasi 2:20 menit tersebut, Sehan sampai berkata-kata keras tentang mekanisme Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui transfer yang dikeluarkan menteri. Artinya, warga harus mengurus administrasi dan buka rekening bank untuk mendapatkan bantuan. Beliau menambahkan sementara perutnya perlu diisi sekarnag. “BLT-nya kapan? Masih mau buka-buka rekeninglah, inilah, kriteria macam-macam. Negeri sudah mau bangkrut menteri-menteri masih pada ngeyel semua,” Kata sehan dalam videonya. “Yang BLT ini lapar, dia yang paling miskin sekarang. Uangnya nggak tau mau kucur kapan?” tambahnya.

Berbelitnya administrasi penerima BLT membuka mata kita bagaimana watak kepemimpinan hari ini. Dengan berbagai alasan di kemukakan seperti masalah validasi data. Akhirnya bantuan pemerintah terkesan setengah hati. Padahal, masyarakat sudah banyak yang mengalami krisis kelaparan. Hingga ada yang viral karena kakak beradik di Muara Enim yang kurus kering karena tidak ada apapun yang bisa dimakan. Bahkan mirisnya ada satu keluarga yang gantung diri karena tak dapat mqkan. Apakah menunggu viral dahulu baru mendapatkan bantuan kebutuhan pokok? 

Rezim kapitalisme neoliberal saat ini kian memunculkan kebijakan yang tidak prorakyat. Lihat saja, betapa kaya raya alam Indonesia seharusnya dapat dikelola dan memberikan kesejahteraan bagi warga yang terdampak karantina wilayah/ PSBB karena virus corona ini, sehingga sulit memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktanya, kekayaan alam itu di berikan hak kuasa kepada Asing dan Aseng untuk mengelolanya. Sementara pribumi? Diambang krisis kelaparan yang kian mendera. 

Belum lagi setelah diribetkan dengan administrasi, masyarakat miskin juga belum tentu semua menerima bantuan ini karena bisa saja bermasalah karena alasan validasi data penerima bantuan. Alhasil, bantuan sosial di nilai tak tepat sasaran. Padahal mereka sudah merasakan kelaparan. Hanya saja, bantuan yang diharapkan tak kunjung datang. 

Berbanding terbalik dengan sistem pemerintahan islam. Pemimpin adalah yang bertanggung jawab atas rakyatnya. Meskipun tidak terjadi wabah, pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat menjadi tanggung jawab Khalifah (pemimpin). Karena keimanan seorang Khalifah memimpin, ia tidak akan berani bersikap dzolim karena adzab Allah sudah pasti ada. Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang diamanahi mengurusi umatk lalu menyusahkan mereka, maka baginya Bahlatullahi. Para sahabat bertanya apakah Bahlatullahi? Rasulullah menjawab, Laknat Allah” (HR Abu Awanah dalam Kitab Shahihnya”

Sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi islam. Maka, Khalifah tidak akan membiarkan Sumber Daya Alam diberikan kepada asing, akan dikelola untuk kemashlahatan umat negara Khilafah. Rakyat tidak akan dibiarkan kelaparan seperti halnya Khalifah Umar yang sangat merasa berdosa akibat ada rakyatnya yang kelaparan. Bahkan, kesehatan dan keamanan jiwa dalam Khilafah akan dijamin oleh negara.

Untuk itu para pembaca sekalian yang di rahmati Allah. Kedzoliman begitu terasa dalam sistem kapitalis liberal saat ini. Penguasa sudah menunjukkan watak aslinya enggan mengurusi rakyat dengan menerapkan kebijakan-kebijakan dzolim. Ditengah kemuliaan bulan Ramadhan yang istimewa saat ini. Mari berjuang dan berdoa agar tegaknya kembali sistem pemerintahan yang shohih yang dapat mengembalikan marwah dan kemuliaan bagi masyarakat yakni Daulah Khilafah Islamiyyah. Allahuakbar !!

Wallahu a’lam bishowab.