-->

TVRI selipkan ceramah Katolik di acara anak, orangtua: takut kristenisasi

Beberapa waktu lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui acara TVRI meluncurkan program “Belajar dari Rumah” sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Sayangnya tayangan TVRI itu dikritik masyarakat karena dugaan kristenisasi.

Mendikbud Nadiem Makarim menyebut program acara TVRI ini dimulai pada Senin, 13 April 2020 dan akan berjalan selama tiga bulan hingga Juli 2020. Namun baru satu hari berjalan, ternyata program yang melibatkan anak-anak sekolah dari tingkat Paud hingga SMA itu malah menuai pro dan kontra.

Sebuah pesan broadcast beredar di kalangan orangtua. Pesan itu menyebut ada dugaan kristenisasi dalam tayangan yang disediakan Kemendikbud tersebut.

“Assalamu’alaikum. Bpk ibu praktisi pendidikan, ada apa dengan program TVRI yang disiarkan mulai hari ini? Info dari teman-teman guru yang menonton TVRI setelah pembelajaran tadi pagi diselingi pendeta yang ceramah. Sepertinya ada misi terselubung kristenisasi. Kalau anak-anak tidak didampingi orangtua akan berpengaruh pada akidah anak-anak kita. Bagaimana kita menyikapinya? Mohon pencerahannya 🙏,” tulis pesan yang beredar itu.

“Waalaikumussalam wr wb. Memang benar ada imbauan untuk mengikuti pembelajaran melalui TVRI. Tapi ada jadwal sesuai dengan kelas masing-masing. Dan memang tadi saya sempat mengikuti dan selesai pembelajaran, saya kaget kok selanjutnya memang sepertinya ada misi dari agama kristen. Maka saya langsung memberikan pemberitahuan hal itu kepada orangtua peserta didik untuk menghentikan/tidak menonton kelanjutannya. Sangat pentung sekali harus ada orangtua yang mendampingi,” lanjut pesan tersebut.

Nadiem Makarim
Mendikbud, Nadiem Makarim. Photo: Instagram @nadiem_makarim__

Dilansir laman Hidayatullah, kronologi penayangan mimbar Katolik tersebut diungkapkan.

“Di hari yang ditunggu, pukul 08.00 segera chanel TV dialihkan ke TVRI. Sebagaimana terjadwal, ini waktunya belajar untuk anak PAUD,” kutipan tulisan atas nama Dewan Da’wah Islamiyyah Indonesia Karawang.

Ia menuliskan bahwa pembelajaran dikemas menarik dalam bentuk serial hiburan dengan tema ‘Jalan Sesama’. Kemudian pukul 08.30 tibalah waktunya pembelajaran untuk SD kelas 1-3. Pembelajaran untuk tingkat ini masih dikemas dalam bentuk hiburan edukatif menampilkan film animasi berjudul Sahabat Pelangi.

Kemudian, tepat pukul 09.00 waktunya jeda. Karena pembelajaran berikutnya, kelas 4-6 dan tingkat SMP akan dimulai pukul 10.00.

“Lalu apa acara jeda yang disiapkan TVRI pada saat jutaan orangtua dan anak-anak sedang menunggu program belajar berikutnya itu? Ternyata yang muncul pada pukul 09.00 adalah Mimbar Agama Katolik.”

Ditulisnya bahwa selama 30 menit tanyangan agama ini muncul di layar kaca. Sesekali diselingi iklan.

“Acara Mimbar Katolik menampilkan pemateri Romo Kristoforus Lucky Nikasius, Pastor Gereja Santa Maria Regina Bintaro Jaya dan Agus Handoyo, pewarta Gereja Santa Helena Curug, dengan dipandu pembawa acara Christina Marshellia. Adapun tema yang diangkat berjudul; Bijaksana Vs Bodoh.”

Setelah ditelusuri ke laman resmi TVRI, ternyata memang setiap hari ada acara Mimbar Agama. Senin, jadwalnya Agama Katolik, Selasa Protestan, Rabu Hindu, Kamis Budha dan Jum’at Konghucu.

Jadwal tersebut biasanya pukul 08.00. Lalu setelah ada program belajar di rumah yang dimulai hari ini, acara Mimbar Agama pindah menjadi pukul 09.00-09.30. Yaitu saat jeda menunggu pembelajaran kelas 4-6 yang dimulai pukul 10.00.

Meski bertujuan keberagaman, namun beberapa oranagtua mempertanyakan mengapa acara Mimbar Agama harus digeser menempati waktu jeda. Kenapa tidak dipindah menjadi lebih awal, pukul 07.30 misalnya.

“Kenapa pembelajaran dari kelas 1-3 SD ke kelas 4-6 SD harus ada jeda 1 jam,” tulisnya.

Hingga kini Hops masih menelusuri isu ini. Namun hingga kini belum ada tanggapan resmi dari TVRI terkait hal ini. [hops/suara]