-->

Jalan Taubat Yang Hakiki

Oleh: Dhiyaul Haq (Pengajar di Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah Malang)

Penamabda.com - Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh kaum muslimin. dalam bulan Ramadhan  mengandung peluang emas untuk bertaubat kepada Allah ta’aala dan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan rangkaian ibadah dengan berharap hanya kepada Allah maka akan diampuni semua dosa-dosanya sampai-sampai diibaratkan seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Dalam hal ini rasulullah saw. bersabada:

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)

Momentum ramadhan ini seharusnya menjadi ajang muhasabah bagi kaum muslimin. sudahkah ketaatan kita hanya kepada Allah? Atau masih ada ilah ilah yang lainnya? Sehingga aktivitas kita pun jauh dari ketaatan terhadap Allah. 
Allah berfirman لِلَّهِ إِلَّا الْحُكْمُ إِنِ (Tidak ada hukum kecuali hanyalah kepunyaan Allah). 

Ayat ini menegaskan bahwa satu-satunya yang behak membuat hukum atau aturan adalah Allah. Berbeda hal nya dengan konsep demokrasi-kapitalisme yang menempatkan aturan tertinggi adalah di tangan manusia. Sehingga ketaatan manusia berpindah haluan dari ketaatan yang semestinya. Ayat di atas sangat bertentangan dengan sistem yang dijalankan di dunia saat ini. Kapitalis-demokrasi jelas bertentangan dengan aturan Allah. Na’udzu billah min dzalik
Salah satu janji Allah tertera di dalam firman-Nya bagi orang yang berpaling dari peringatan-Nya:

أَعْمَىٰ ٱلْقِيَٰمَةِ يَوْمَ وَنَحْشُرُهُۥ ضَنكًا مَعِيشَةً لَهُۥ فَإِنَّ ذِكْرِى عَن أَعْرَضَ وَمَنْ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha:124)

Sudah saatnya manusia secara kolektif kembali kepada seruan Allah untuk menjadi orang yang beriman dan berislam secara kaffah. Tidak hanya menjalankan ibadah mahdhah semata melainkan menjalankan ibadah secara totalitas dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam urusan bernegara. 

Sebagaimana firman Allah dalam al-quran:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)

Bertaubat dan taat kepada Allah dengan berusaha menjalankan islam secara kaffah serta berjuang dalam mewujudkannya akan menghantar pada solusi tuntas problem dunia dan membawa obat dalam berbagai problem termasuk solusi bagi pandemic covid 19. 

Allah berfirman di dalam alquran:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. al-A’raf: 96)

Pelaksaan islam secara sempurna membutuhkan kekuasaan (sulthah) Islam. Kekuasaan itu tiada lain adalah Khilafah. Sebagaimana yang dicontohkan oleh para khalifah sebelumnya. Khilafah adalah janji Allah yang dinanti-nanti kedatangannya sebagaimana bulan ramadhan. Dengan khilafah maka kewajiban-kewajiban kaum muslimin akan terjalankan secara menyeluruh tanpa terkecuali.

Wallahu a’lam bi ash-showab