-->

Pelajaran Dari Bumi Hindustan

Oleh : Ummu Farras (Aktivis Muslimah)

India bergejolak. Keadaan di wilayah timur laut New Delhi itu amat mencekam. Bentrokan dan kerusuhan antara umat Muslim dan Hindu memakan banyak korban jiwa. Mulanya, kekerasan meletus pada Minggu (23/2) malam, setelah kelompok Hindu keberatan dengan kelompok Muslim yang melakukan demonstrasi terkait aturan kewarganegaraan. Massa bersenjatakan pedang dan senjata membakar ribuan properti dan kendaraan. Warga mengeluhkan sikap polisi yang tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kekerasan.

Bentrokan itu berkaitan dengan Undang-Undang (UU) Kewarganegaraan yang menuai polemik. Sebab, regulasi tersebut memberikan kemudahan bagi imigran ilegal non-Muslim dari negara tetangga, untuk mendapatkan status warga negara India. UU kontroversial itu mengizinkan India memberi status kewarganegaraan terhadap imigran yang menerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan. Beleid itu disahkan oleh pemerintahan Narendra Modi yang beraliran sayap kanan. Partai pengusungnya, Bharatiya Janata (BJP), dituduh bersikap diskriminatif terhadap umat Muslim.

Pasalnya, UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim.(CNNIndonesia.com)

Korban pun terus bertambah. Teranyar Dilansir dari mediaindonesia.com, Jumlah korban tewas dalam bentrokan di India bertambah menjadi 32 orang, pada Kamis (27/2) waktu setempat. Ribuan polisi anti huru hara dan paramiliter berpatroli di pinggiran timur laut Ibu Kota India, untuk mencegah terjadinya letusan besar.

Radikalisme Dan Terorisme Yang Sesungguhnya

Kini amat jelas terlihat bahwa kaum muslimin adalah korban nyata dari tindak radikalisme dan terorisme. Segala narasi yang selalu memojokkan dan menstigmanegatifkan kaum muslimin sebagai radikal dan teroris seharusnya bercermin dari peristiwa tragis bumi hindustan ini. Tak hanya itu, di belahan bumi lainnya, kaum muslim selalu jadi korban kebrutalan rezim dan tirani. Sebut saja Muslim Uighur, Rohingnya, Kurdi, Suriah, Palestina, dan masih banyak kaum muslim di belahan dunia lain yang terus menerus ditindas. Tak usah jauh-jauh ke belahan dunia lain, di Indonesia pun yang notabene mayoritas penduduknya muslim, namun kaum muslim di negeri ini acapkali di fitnah, di persekusi, bahkan di kriminalisasi. Isu radikalisme dan terorisme terus menerus digulirkan bahkan dijadikan agenda penting bagi rezim untuk memberantas kaum muslim yang aktif menyuarakan syariat Islam. Makna radikalisme dan terorisme pun seakan telah disematkan secara permanen terhadap umat Islam, bukan umat lainnya. Maka, patut diduga rezim saat ini adalah rezim yang anti terhadap Islam.

Sungguh, Umat Islam Butuh Khilafah

Dari segala keterpurukan, ketertindasan dan ketidakberdayaan kaum muslim saat ini, semata-mata dikarenakan tidak adanya seorang pemimpin (Khalifah) yang menaungi seluruh umat muslim dalam satu naungan (Khilafah). Umat muslim kini terkotak kotak, dan tercerai berai bagai anak ayam kehilangan induknya. Maka mudah bagi serigala pemangsa untuk menerkam dan menghabisinya. Sungguh, Umat muslim di dunia ini butuh seorang Khalifah, sebagai Raa'in dan Junnah yang melindungi kehormatan, kemuliaan, dan darahnya.
Rasulullah SAW bersabda:

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Dan Nabi Muhammad Saw juga bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Dengan demikian, masihkah kita sebagai kaum muslim berdiam diri dan berpangku tangan sebagai penonton atas segala ketidakadilan dan kedzaliman bertubi-tubi yang dilakukan musuh-musuh Islam kepada saudara seakidah kita?
Bukankah telah terinternalisasi dalam diri bahwa kaum muslimin seluruhnya adalah bersaudara?
Maka, jika begitu, persiapkan segala hal yang terbaik untuk memperjuangkan tegaknya syariat Islam demi kemuliaan kaum muslimin, dalam naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu'alam bisshowwab