-->

MENUNTUT ILMU KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM

Oleh : Anita Rahayu (Remaja Penyeru Islam)

Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman ini adalah rendahnya semangat dan motivasi untuk menuntut ilmu agama. Ilmu agama seakan menjadi suatu hal yang remeh dan terpinggirkan bagi mayoritas kaum muslimin. Berbeda halnya dengan semangat untuk mencari ilmu dunia. Seseorang bisa jadi mengorbankan apa saja untuk meraihnya. Kebanyakan dari kaum Muslim  begitu bersabar menempuh pendidikan mulai dari awal di sekolah dasar hingga puncaknya di perguruan tinggi demi mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak. 

Mayoritas umur, waktu dan harta dihabiskan untuk menuntut ilmu dunia di bangku sekolah. Bagi yang menuntut ilmu sampai ke luar negeri, mereka mengorbankan segala-galanya demi meraih ilmu dunia, jauh dari keluarga, jauh dari kampung halaman, dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan ilmu agama? Terlintas dalam benak  untuk serius mempelajarinya pun mungkin tidak ( Muslim.or.id, 08/11/13 ).

Mungkin semua orang saat ini menduga bahwa ustaz, kiai, ulama, dan habib merupakan sebuah profesi. Tentu saja mereka adalah orang-orang yang memahami serta mengajarkan ajaran Islam kepada siapa yang membutuhkan terutama kaum Muslim. Kebanyakan kaum Muslim saat ini, berkonsultasi masalah kehidupan mereka pada kiai, ustaz, habib atau ulama yang diyakini dapat memberikan informasi dan solusi yang terpercaya mengenai hukum Islam. 

Namun, sadarkah bahwa seharusnya para da'i tersebut tidak menyurutkan niat kaum Muslim untuk memahami Islam dengan mengambil kesimpulan praktis bahwa sudah ada di masyarakat para da'i yang akan memberikan solusi atas setiap pertanyaan mengenai hukum Islam. Seharusnya, semua profesi paham akan seluruh ajaran Islam bahkan seluruh aspek kehidupan. 

Bayangkan saja jika seluruh profesi kaum Muslim di dunia ini paham akan Islam, dokter paham akan Islam, pedagang paham akan Islam, hakim paham Islam, para ahli politik paham Islam, bukankah akan indah jika seluruh kaum Muslim paham akan Islam di luar profesi mereka? Bukankah pengaturan kehidupan akan mejadi lebih mudah ketika semua kaum Muslim tau bahwa tujuan tertinggi mereka adalah mencapai rida Allah Swt? 

Sudah saatnya kaum Muslim berbenah diri, mengingat kembali mana yang menjadi prioritas dalam tujuan hidupnya. Karir yang cemerlang tentu bukan sebuah larangan di dalam Islam, namun kembali lagi bahwa dunia ini fana, tidak ada yang kekal. Yang dibutuhkan saat ini  ialah ilmu yang dapat mengarahkan pada jalan yang Allah rahmati. Sebab menuntut ilmu ialah wajib hukumnya, di antara dalil menuntut ilmu ialah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah r.a.

 عْنْ اَنَسٍ اِبْنُ مَالِكٍ قَلَ قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه وسلـم  طَلَبُ الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ ووضِعً العِلْمِ عِنْدَ غَيْرُأهْلِهِ كَمُقِلِّدِ الْخَنَا زِيْرِ لْجَوْهَرَولَلؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah Saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas." (HR.Ibnu Majah). 

Jelas bahwa menuntut ilmu bukan hanya diwajibkan pada para ustaz, kiai, ulama ataupun habib saja, namun bagi seluruh kaum Muslim. Bahkan Allah memerintahkan sebagian kaum Muslim untuk tidak ikut berperang sebab keutamaan ilmu itu sendiri. Sebagaimana yang tercantum dalam QS. At-taubah ayat :122, 

وَمَا كَـانَ مِنَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُ كَافّةً فَلَوْلاَنَفَرَمِنْ كُلِّ فَرِقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةً لِيَتَفَقّهُوأ فِى الدّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمُهُمْ اِذأ رَجَعُوْ اِلَيْهِمْ لَعَلّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang, mengapa sebagian diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya." (QS. At-Taubah: 122). 

Masih sangat banyak dalil motivasi tentang menuntut ilmu, salah satunya ialah hadits Rasulullah Saw:

"Wahai Abu Zar, keluarmu dari rumah pada pagi hari untuk mempelajari satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik dari pada engkau mengerjakan sholat seratus rakaat." (HR.Ibnu Majah). 

Semoga motivasi ini dapat meningkatkan keinginan seluruh Muslim untuk terus menuntut ilmu dan Allah mudahkan pada jalan yang Allah ridhoi.

Wallahu a'lam.