-->

My Hijab, My Identity ; Menjadi Remaja Muslimah Bangga Berhijab

Oleh : Ummu Farras (Aktivis Muslimah) 

Sudah fitrahnya, setiap orang diberi naluri (gharizah) oleh Allah SWT. Diantaranya gharizatun nau'. Dalam kitab Nidhomul Islam karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan Gharizatun Nau' adalah naluri yang penampakannya akan mendorong manusia melestarikan jenis. Sebagai penampakan dari naluri ini, manusia memiliki kecenderungan seksual, rasa kebapakkan, rasa keibuan, cinta pada anak, orang tua, lawan jenis, dan orang lain. 

Saat remaja merupakan saat manusia merasakan naluri ini mulai bersemi. Maka, rentan bagi remaja untuk terjangkit virus merah jambu. Di negeri sekular yang memisahkan antara peranan Agama dari kehidupan saat ini, musuh-musuh Islam sangat gencar untuk menyerang generasi muda. Mereka membius generasi muda dengan racun racun yang memabukkan. Salah satunya racun berbalut fun dan fashion. Fun berarti berbagai kesenangan dan hiburan yang melenakan dan menjerat para remaja untuk melampiaskan hawa nafsu. Akhirnya tak sedikit para remaja yang terjerumus ke dalam jurang perzinaan dan berpacaran, akhirnya terjerumus pula kepada gaul bebas (free sex). Selain itu lewat fashion, para remaja muslimah dikenalkan pakaian kebarat baratan, seperti kaos t-shirt, celana jeans, rok mini, legging, dsb. Dan remaja muslimah pun dijauhkan dari pemahaman ajaran Islam yang mewajibkan untuk menutup aurat (berhijab). Padahal berhijab hukumnya wajib bagi setiap muslimah. Tidak ada ikhtilaf. Wanita Muslimah wajib berjilbab dan berkerudung manakala keluar dari rumah menuju kehidupan umum. Jilbab berbeda dengan kerudung (khimar).

Kewajiban mengenakan khimar didasarkan pada QS an-Nur [24] ayat 31 di atas. Menurut Imam Ibnu Mandzur di dalam kitab Lisan al-‘Arab: Al-Khimar li al-mar’ah: an-nashif (khimar bagi perempuan adalah an-nashif [penutup kepala]). Menurut Imam Ali ash-Shabuni, khimar (kerudung) adalah ghitha’ ar-ra’si ‘ala shudur (penutup kepala hingga mencapai dada) agar leher dan dadanya tidak tampak.

Adapun kewajiban berjilbab bagi Muslimah ditetapkan berdasarkan firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ…

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri kaum Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka…” (TQS al-Ahzab [33]: 59).

Di dalam Kamus Al-Muhith dinyatakan, jilbab itu seperti sirdab (terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutup pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung. Dalam Kamus Ash-Shahhah, al-Jauhari mengatakan, “Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut dengan mula’ah (baju kurung/gamis).”

Sebagai seorang muslimah, tentunya kita harus menampakkan identitas kita sebagai seorang muslimah dengan menutup aurat secara syar'i. Jangan terpedaya dengan bujuk rayu syaitan dan lebih bangga memakai pakaian yang berkiblat ke barat dengan dalih lagi ngetrend dan kekinian. 
Allah SWT berfirman :

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. [Fâthir/35:6]

Sebaliknya, kita harus bangga dengan identitas kita sebagai muslimah. Karena hanya dengan Islam, wanita akan mulia dan terjaga kehormatan serta harkat dan martabatnya. 

Mari kita menjadi muslimah yang bangga berhijab. 
Mari kita meraih pahala dan kebaikan untuk menjemput surga! 
My hijab, My identity. 

Wallahu'alam bisshowwab