-->

Pecah di Natuna, Jokowi-Xi Jinping Tetap 'Mesra' di Investasi

Kapal-kapal asal China yang melintasi perairan Natuna di Kepulauan Riau dalam beberapa waktu terakhir kembali memanaskan hubungan Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu itu. Apalagi, kapal itu diduga mencuri ikan di wilayah Indonesia. 

Kendati tengah berkonflik di Natuna, namun hubungan Indonesia dan China sejatinya cukup mesra di sektor ekonomi. Khususnya di bidang investasi. 

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), ada banyak proyek nasional yang mendapat aliran investasi dari China. Bahkan, China merupakan penghuni tetap tiga besar negara yang getol mengalirkan investasi ke dalam negeri bersama Singapura dan Jepang. 
Misalnya, sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014, China mengalirkan investasi sebesar US$800,02 juta ke Indonesia. Dana itu masuk ke 501 proyek. 

Namun, aliran investasi negara yang dipimpin Xi Jinping itu sempat seret pada 2015. Tercatat, jumlah investasi hanya sekitar US$628,33 juta pada tahun itu, padahal proyek yang mendapat kucuran dana meningkat jadi 1.234 proyek. 

Selang setahun, Indonesia bisa kembali mendapat kepercayaan investasi dari China. Bahkan bisa menyulap aliran investasi hingga tiga kali lipat. 

Nilai investasi meningkat jadi US$2,66 miliar ke 1.234 proyek pada 2016. Aliran investasi bahkan bertambah deras pada 2017. 

Kala itu, aliran modal dari para pengusaha China meningkat 26 persen menjadi US$3,36 miliar ke 1.977 proyek. Sayangnya, investasi berbalik turun sekitar 29 persen pada 2018. 

Tercatat, pundi-pundi investasi cuma terisi US$2,37 miliar dari China ke Indonesia melalui 1.562 proyek. Pemerintah pun akhirnya 'putar otak' meracik berbagai kebijakan untuk mendongrak investasi China. 

Jokowi bahkan pernah mengusulkan untuk membentuk pendanaan khusus untuk perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan usul ini khususnya untuk hubungan kerja sama yang telah dijalin kedua negara melalui The Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra Modern. 

"Ini konteksnya tetap business to business (b-to-b). Jadi bagaimana mau buat dana murah tanpa menambah beban utang pemerintah," ungkap Luhut pada Juli 2019. 

Tak hanya itu, Indonesia pun rajin menawarkan berbagai proyek ke China. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Belt and Road Initiative misalnya, Indonesia menyodorkan 30 proyek infrastruktur, di mana sembilan diantaranya berhasil dilirik China. 

Hasilnya, Indonesia berhasil mengerek kembali aliran investasi dari China pada 2019. Tercatat, dana yang mengalir ke Indonesia mencapai US$3,31 miliar ke 1.888 proyek.

_________
Sumber : CNNIndonesia.com