Butuh Sinergi Elemen Umat Untuk Mewujudkan Generasi Bertakwa
Oleh : Zalfa
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Tak terasa seolah waktu begitu cepat berlalu. Anak yang kemarin baru saja lahir sekarang sudah berseragam putih merah, putih biru hingga putih abu-abu. Harapan ada di setiap langkah mereka. Sayangnya kian hari kian banyak fakta yang kita temukan. Ada berita seorang guru yang dilaporkan karena telah menegur siswa yang merokok, ada berita seorang anak yang melaporkan ibu kandungnya hanya karena ditegur selalu bermain gawai. Ada juga berita anak yang baru mengenyam pendidikan SMA namun telah menjadi pelaku pembunuhan terhadap anaknya sendiri. Selain itu ada berita anak yang gantung diri karena tidak dibelikan gawai oleh orang tuanya dan bunuh diri karena merasa tertekan dengan masalah di kampusnya. Fakta-fakta tersebut semakin membuat kita merasa miris terhadap generasi kini. Sosok yang diharapkan menjadi generasi masa depan yang cemerlang malah rusak sejak dini dan menjadi pribadi yang tertatih-tatih menjalani kehidupan.
Setiap ibu punya harapan atas anaknya, setiap negara punya harapan atas generasinya. Maka dibutuhkan generasi yang bertakwa dan tangguh agar mampu memenuhi harapan tersebut. Menurut KBBI, takwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun tangguh berarti kuat, kukuh, tidak mudah goyah, tabah dan ulet dalam menghadapi kesulitan. Maka generasi bertakwa dan tangguh adalah pribadi yang kuat dan tidak mudah goyah terhadap masalah yang menimpanya serta senantiasa menjadikan syariat Islam sebagai solusi atas setiap permasalahannya atau menjadikan halal haram sebagai asas perbuatannya.
Usaha telah dikerahkan, aturan telah dibuat, tapi fakta kebobrokan generasi masih tumbuh mengisi tiap bagian wilayah baik yang tampak maupun tersembunyi. Inilah yang terjadi jika pembinaan generasi hanya dilakukan secara parsial. Saat keluarga berusaha mengokohkan iman anaknya, ada lingkungan yang membuatnya menjadi pribadi yang suka berkata kasar. Saat sekolah ingin mendidik siswanya, ada orang tua yang malah melaporkan gurunya karena membuat anaknya tak bahagia. Begitu pula saat negara mengeluarkan peraturan, namun hanya dianggap sekadar tulisan di atas kertas tanpa banyak perubahan saat pola pikir masyarakatnya bermasalah. Maka dari fakta tersebut, tak cukup dengan usaha parsial saja tapi butuh sinergi dari setiap elemen umat untuk menciptakan generasi sesuai yang diharapkan.
Elemen umat dapat dibagi menjadi elemen pribadi (individu), masyarakat dan negara. Pada elemen individu yaitu penjagaan keimanan dan ketaatan kepada Allah dalam melakukan tiap perbuatan. Hal ini akan menjadi peran keluarga khususnya orang tua untuk menanamkan aqidah kepada anak sejak dini. Selain itu orang tua juga berperan menjadi teladan bagi anak-anaknya, tentunya teladan berbasis pada syariat Islam. Pada elemen masyarakat yaitu menciptakan lingkungan yang senantiasa menjaga nilai agama dengan saling beramar makruf nahi munkar. Dari sini tidak akan kita dapati masyarakat yang individual dan tidak peduli terhadap masalah yang menimpa sekitarnya. Selanjutnya pada elemen negara yang mempunyai pengaruh paling besar dibanding elemen individu dan masyarakat. Negara akan menjadi penentu sistem dan pihak yang menjaga serta melindungi akidah moral dan masa depan generasi.
Sayangnya sistem sekular yang mendominasi pola pikir masyarakat dan menjadi sistem yang dianut negara menjadikan aturan agama seolah kantong kresek bekas yang tak bernilai dan tak layak pakai. Mereka bahkan rela direpotkan dengan pembuatan aturan baru yang memakan waktu dan tenaga. Hasilnya pun seringkali tak sesuai harapan dan tak jarang memicu bentrok dari masyarakat. Disisi lain materi dan manfaat menjadi tujuan utama setiap perbuatan. Kejahatan dimana-mana, kemaksiatan merajalela juga tak lain karena manfaat berupa materi, kesenanangan sesaat dan kepuasan nafsu belaka sebagai sesuatu yang begitu dijunjung tinggi. Maka dari sini perlunya membangun sinergi berbasis Islam Kaffah sebagai solusi dari cita-cita yang hampir pupus. Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 208: “Wahai orang-orang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.” Selain itu juga pada al-Quran surah al-Anbiya ayat 107: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Dengan syariat Islam yang diterapkan secara menyeluruh, tiap elemen baik individu, masyarakat dan negara bisa menjalankan perannya masing-masing dengan optimal. Individu akan menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa, masyarakat akan senantiasa beramar makruf nahi munkar sebagai implementasi keimanan. Begitupun negara yang pada dasarnya memang bertugas menjaga penerapan syariat Islam termasuk didalamnya yaitu mengurusi urusan rakyatnya. Ditambah lagi pola pikir di luar Islam akan sulit berkembang bahkan telah dicegah masuknya oleh negara dengan mengatur media agar sesuai dengan syariat Islam dan bernafaskan dakwah Islam. Dengan demikian generasi bertakwa dan tangguh hanya bisa dihasilkan dengan sinergi tiap elemen umat melalui penerapan atau pengembalian kehidupan Islam yang sempat hilang dari peradaban. Wallahua’lam bishshawaab.

Posting Komentar