-->

Berbagai Bencana Mendera, Solusi Lamban dan Insendenta, Bagaimana Solusi dalam Islam?


Oleh : Nurul Hidayati (Aktivis Pendidikan)

Bencana mendera berbagai wilayah di Indonesia, longsor, Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra--Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) sejak beberapa waktu lalu. Jumlah korban jiwa di ketiga provinsi jiwa per 30 November tercatat sebanyak 442 orang. Sementara jumlah orang hilang saat ini dicatat sebanyak 402 jiwa., Berita terbaru hingga Jumat (12/12/2025) Posko Komando Tanggap Darurat di Aceh melaporkan total 415 meninggal dan 36 lainnya mash dinyatakan hilang (Serambinews.com, Banda Aceh). Sebelumnya banjr rob juga menerjang Kepulauan Seribu dan mnggenangi rumah waraga hingga aktivitas lumpuh (antaranews.com 21/11/2025.)
Longsor, banjir, hingga angin kencang dating silih berganti, tapi pola yang sama selalu terulang: korban terlambat dievakuasi. Banyak warga menjadi korban dan belum terevakuasi. BNPB dan BPBD kesulitan dalam proses evakuasi akibat kendala cuaca, medan, dan keterbatasan tim.

Bencana alam banyak terjadi akibat kesalahan tata kelola ruang hidup dan lingkungan. Penanganan bencana lamban menunjukan sistem mitigasi masih lemah dan tidak komprehensif, baik pada tataran individu, masyarakat dan negara.
Pemerintah sebagai penanggung jawab penanganan kebencanaan tidak serius menyiapkan kebijakan preventif dan kuratif dalam mitigasi bencana.
Paradigma Islam soal bencana memiliki 2 dimensi (ruhiyah dan siyasiyah). Dimensi ruhiyah, memaknai bencana sebagai tanda kekuasaan Allah. Dimensi siyasiyah terkait kebijakan tata kelola ruang dan mitigasi bencana.

Edukasi ruhiyah dengan memahamkan ayat-ayat dan hadits terkait bencana akibat ulah manusia, merusak alam itu dosa dan membahayakan kehidupan.
Negara dalam Islam akan melakukan mitigasi bencana secara serius dan komprehensif dalam rangka menjaga keselamatan jiwa rakyatnya. Saat bencana terjadi, pemerintah bertanggung jawab memberikan bantuan secara layak, pendampingan, hingga para penyitas mampu menjalani kehidupannya secara normal kembali pasca bencana.