-->

Kapitalisme Gagal Mewujudkan Kesejahteraan


Oleh : Mutia Syarif 
Blitar, Jawa Timur 

Dunia kerja sedang tak baik-baik saja. Masalah serius di sektor ketenagakerjaan terus menerus membayangi. Sejumlah negara besar melaporkan lonjakan angka pengangguran. Situasi ini menunjukkan rapuhnya pemulihan ekonomi global, di tengah tekanan inflasi, perlambatan pertumbuhan, hingga ketidakpastian politik.

Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, dan tentu juga membawa dampak sosial dan politik yang luas. Ketika kesempatan kerja semakin terbatas, ketidakstabilan di berbagai negara bisa saja terpicu.

Di Indonesia, meskipun secara nasional angka pengangguran menurun. Namun pengangguran masih didominasi oleh anak muda. Separuh dari pengangguran adalah anak muda usia produktif.

Sangat banyak kerusakan terjadi akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler. Terjadinya krisis tenaga kerja global membuktikan bahwa sistem ekonomi kapitalis gagal menyediakan lapangan pekerjaan. Artinya, kapitalisme tidak mampu mewujudkan kesejahteraan. Betapa tidak, sistem yang menjadikan manfaat sebagai tolak ukur, hanya berpihak kepada para pemilik modal. Akibat yang terpampang nyata adalah adanya ketimpangan kekayaan. Para pemilik modal yang kaya semakin kaya, sedangkan para pekerja dan pencari kerja semakin miskin dan kesulitan.

Menurut data dari Celios, kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang Indonesia. Sungguh jurang kesenjangan yang sangat nyata. Kemudian diperparah dengan berlepas tangannya negara dari tugasnya yakni menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga negaranya.

Upaya yang dilakukan pemerintah seakan tak berarti. Diantaranya yakni diadakannya jobfair, tidak memberikan solusi menyeluruh karena sektor industripun mengalami badai PHK. Sedangkan upaya yang dilakukan dengan pembukaan sekolah dan jurusan vokasi juga tidak menjamin lulusannya mudah mendapatkan pekerjaan. Buktinya banyak para lulusannya masih menganggur. Karena kerusakan ada pada sistemnya. Selama sistem kapitalisme yang rusak dan merusak masih diemban, maka pengangguran senantiasa akan menghantui negara berkembang seperti Indonesia.

Kapitalisme adalah sistem buatan manusia yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sekulerisme menjadi prinsip dasar dari sistem rusak ini. Dalam sekulerisme, agama tidak boleh mencampuri urusan kegidupan manusia. Maka tak heran, agama hanya dijalankan sebagai rutinitas ritual belaka. Ketika hal tersebut terjadi, kerusakan akan terus membayangi. Para pemimpin jadi lepas tanggung jawab dan tidak peduli akan kesulitan rakyat serta kurang serius dalam meriayah warganya. Pengangguran merupakan masalah serius karena akan mempengaruhi kesejahteraan hidup. Jika kesejahteraan ekonomi masyarakat tidak terwujud, kriminalitas akan marak disebabkan kebutuhan yang semakin meningkat sedangkan penghasilan sulit didapat. Selama sistem kapitalisme masih berkuasa di dunia, maka masalah seperti pengangguran akan senantiasa menghantui.

Dalam islam, penguasa berperan sebagai pelayan rakyat. Pemimpin negara akan senantiasa menjamin setiap individu warganya sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut maka pemerintah akan memastikan setiap laki-laki dewasa di umur produktif akan mendapatkan pekerjaan layak untuk memenuhi kewajibannya sebagai pencari nafkah.

Dengan menerapkan sistem ekonomi islam, maka distribusi kekayaan akan merata dan adil. Tidak dikuasai oleh segelintir pihak. Dengan pengelolaan SDA secara mandiri. Maka tidak akan ada jalan bagi pihak swasta dan asing untuk menguasai kekayaan negara. Ditambah lagi dengan dterapkannya sistem pendidikan Islam, maka negara akan memastikan setiap individu memiliki keahlian dan keterampilan sehingga siap untuk menghadapi dunia kerja.

Wallahu 'alam