-->

Vaksin TBC, Keselamatan Rakyat Dihargai 2,5 Triliun


Oleh : Maya Dhita 

Heboh masalah vaksin TBC milik konglomerat Bill Gates yang ternyata telah diuji klinis di Indonesia sejak September tahun lalu kepada 2.095 partisipan. Vaksin TBC yang didanai oleh yayasan Bill Gates tersebut diberi nama M72. Indonesia telah menerima dana hibah hingga Rp2.5 triliun dari Gates salah satunya untuk uji klinis fase ketiga (terakhir) sebelum nantinya disebarluaskan. (Tempo.co, 15-5-2025)

Dana Hibah 

Prabowo Subianto mengatakan bahwa Bill Gates, pendiri Bill & Melinda Gates Foundation,  telah memberikan dana hibah kepada Indonesia sebesar US$ 159 juta sejak 2009. (sekitar Rp 2,6 triliun untuk kurs Rp16.552 per dolar AS). Pendanaan tersebut sebagian besar digunakan untuk penelitian dan uji coba vaksin, termasuk tuberkulosis (TBC), polio, dan malaria. 

Adapun perinciannya untuk kesehatan US$ 119 juta, teknologi US$ 5 juta, pertanian US$ 5 juta, dan bantuan sosial lain lintas sektor lebih dari US$ 28 juta. Hal ini dijelaskan Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025. 

Kucuran dana hibah ini menunjukkan bahwa Gates sengaja membangun hubungan sejak lama dengan memberikan bantuan-bantuan dalam jumlah besar untuk mengikat Indonesia. 

Otak Kapitalis 

Tak dapat dimungkiri bahwa latar belakang Bill Gates sebagai pengusaha yang lahir di negara kapitalis pasti akan membentuk pola pikir kapitalis. Segala hal akan diukur dengan untung rugi. Tidak akan ada bantuan yang murni karena kepedulian. Bahkan yang berhubungan dengan kesehatan manusia pun akan dikomersilkan. 

Sama halnya dengan negara-negara penerima dana hibah untuk uji klinik vaksin TBC, polio, dan malaria. Mereka tidak memedulikan bagaimana dampaknya bagi rakyat yang bersedia jadi partisipan. Bahkan presiden dan jajarannya berusaha memframing baik program Gates dan cenderung overclaim atas vaksin M72.

BPOM pun menyetujui uji klinik vaksin TBC Bill Gates. Kepala BPOM Taruna Ikrar beralasan bahwa hasil evaluasi lembaga independen Komite Nasional Evaluasi Obat yang terdiri dari profesor ahli dari berbagai universitas terkemuka, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung menunjukkan tingkat keamanan vaksin di atas 50%. 
Bukankah tingkat keamanan ini cukup rendah untuk sebuah vaksin yang diujicobakan pada manusia?

Selain itu Taruna mengatakan bahwa vaksin ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun sehingga tentu mengalami perbaikan-perbaikan. Dan sebelumnya telah diujikan di Swiss tetapi belum tahu bagaimana keefektifan dan khasiatnya. 

Rekam Jejak

Bill & Melinda Gates Foundation mendanai uji coba HPV senilai $3,6 juta, oleh pada 24.777 gadis remaja di negara bagian Andhra Pradesh dan Gujarat, India. Program ini diluncurkan oleh Teknologi Tepat Guna dalam Kesehatan (PATH) yang merupakan sebuah lembaga nirlaba yang berpusat di Seattle, pada tahun 2009. Pemerintah menghentikan uji coba setelah media melaporkan kematian 7 gadis. Pemeriksaan postmortem terhadap ketujuhnya tidak berhasil dilakukan.

Kementerian Kesehatan India pada tahun 2010 mengungkap sejumlah kekurangan dan dugaan pelanggaran etika dalam uji coba vaksin tersebut. Laporannya pada tahun 2011 mencatat bahwa uji coba tersebut beberapa kali gagal memperoleh persetujuan yang tepat dari para peserta. Selain itu terungkap bahwa manajer uji coba tidak menyiapkan mekanisme untuk melaporkan efek samping apapun. Kurangnya kontrol dan persetujuan individu atas uji coba yang dilakukan pada anak perempuan dari komunitas suku yang dilindungi di India. (Science.org, 9-9-2013)

Dan masih ada beberapa lagi kasus-kasus uji vaksin di negara-negara berkembang yang penuh kontroversi.

Sudut Pandang Islam

Salah satu tujuan utama penerapan syariat Islam adalah terjaganya jiwa. Untuk itu Daulah Islam akan melindungi rakyatnya dari hal-hal yang mampu melukai jiwa hingga menghilangkan nyawa. Maka Daulah Islam tidak akan membiarkan rakyatnya berada dalam ancaman kematian. 

Berdasarkan hukum syarak, uji klinis vaksin bersifat mubah, tetapi penerapannya tidak sembarang. Substansi vaksin harus benar-benar dipastikan aman, memiliki resiko rendah, dan dipastikan bahwa partisipan uji coba vaksin adalah orang yang sehat dan dalam kondisi prima. Program kesehatan ini hanya akan dikelola pemerintah secara transparan dan dalam pengawasan ketat.

Selain itu, Daulah Khilafah tidak akan menjalin hubungan dengan negara nonmuslim yang jelas perlawanannya dengan Islam. Apalagi jika kerjasama itu memuat perkara yang menyangkut kebutuhan pokok umat seperti kesehatan. Khalifah tidak akan membuat keselamatan rakyatnya terancam dengan menjadi kelinci percobaan bagi vaksin dari negara lain. 

Selain itu negara Khilafah tidak akan menerima bantuan dana hibah atau pinjaman dalam bentuk apapapun. Hal ini untuk mempertahankan independensi Daulah Islam, sehingga tidak bisa dikontrol oleh negara lain.

Khatimah

Kesediaan negara ini dalam menerima uji klinis vaksin M72 merupakan efek dari hilangnya kedaulatan negara akibat bantuan atau dana hibah yang diterima dari asing. Hal ini juga menunjukkan betapa sistem kapitalisme mampu menghilangkan peran negara sebagai pelindung bagi rakyatnya. Rakyat pun jadi kelinci percobaan. Keselamatan rakyat pun dikorbankan hanya demi memperoleh kucuran dana yang berkesinambungan. Wallahualam bissawab. []