PELARANGAN STUDY TOUR VS EKSISTENSI DESTINASI WISATA
Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang sering disebut KDM, lmengeluarkan kebijakan yang melarangan kegiatan study tour keluar kota bagi kalangan pelajar. Akhirnya ini berdampak besar pada pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bekasi, Jabar yang menjadi semakin lesu.
Ketua Perhimpunan Usaha Taman Kreasi Bekasi Zakky Afifi menyampaikan bahwa hal ini memukul aktivitas wisata yang tergolong destinasi edukatif. Ini karena mereka mengandalkan kunjungan pelajar. Terutama saat masa liburan. Akhirnya mereka terpaksa melakukan efisiensi pegawai (www.news.republika.co.id, Senin 2 Juni 2025) (1).
Study Tour selama ini dimanfaatkan sekolah sebagai sarana ajar bagi para pelajar agar bisa belajar lebih dalam di tengah lapangan, dengan melihat langsung obyek belajarnya. Tapi dengan berjalannya waktu, ini menjadi beban bagi wali murid dari segi pembiayaannya yang semakin membengkak. Belum lagi banyak kasus kecelakaan bis wisata yang mengangkut para murid peserta study tour.
Kapitalisme telah menjerat dunia pendidikan, yang menjadikan semua sarana di dalamnya sebagai alat untuk mencari keuntungan; termasuk problem di bidang pendidikan yang salah satunya study tour. Study tour dijadikan sebagai sarana meraup keuntungan; entah bagi oknum pihak sekolah, guru, maupun wali murid sebagai koordinator. Maka banyaknya keluhan masuk sehingga KDM melarang Study Tour. Ternyata hal ini berdampak pada melesunya destinasi wisata. Ini karena wisata untuk komersialisasi, bukan untuk pendidikan semata.
Destinasi wisata selama ini pendapatannya mengandalkan tiket pembelian dari pengunjung. Semakin banyak pengunjung, semakin untunglah mereka. Ini menunjukkan komersialisasi pariwisata. Tidaklah mengherankan. Karena beginilah sistem kapitalisme berjalan. Segalanya akan bertahan jika ada pemasukan. Tapi akhirnya rakyat yang jadi korban. Harus mengeluarkan uang untuk menikmati wisata. Padahal itu menjadi hak mereka.
Islam akan ada keberkahan jika diterapkan secara kafah, dimana yang bisa melakukannya hanya Khilafah. Karena berasal dari Allah Sang Pencipta, yang Maha Mengetahui yang terbaik untuk manusia sebagai makhluk yang diciptakanNya. Islam solusi semua problem. Termasuk problem tentang pengelolaan study tour dan destinasi wisata.
Study Tour sebetulnya tidak masalah selama tidak keluar dari koridor Syariat. Selama tidak ada unsur komersialisasi di dalamnya. Tujuannya harus jelas, untuk menambah ilmu bagi anak didik dalam rangka memperkuat iman mereka. Karenanya Khilafah akan mendukung study tour, selama tidak ada ikhtilat dan khalwat di dalamnya, serta tidak ada pelanggaran Syariat lainnya.
Pendanaan study tour akan ditanggung oleh Khilafah. Juga biaya sewa bis dan logistiknya. Sehingga tidak akan membebani wali murid. Tapi tidak menutup kemungkinan wali murid ikut menyumbang secara sukarela, bahkan ada yang menjadi sponsor. Tidak akan ada aturan wajib mengeluarkan ongkos untuk study tour sebagai persyaratan kelulusan. Yang ada hanyalah sumbangan sukarela. Jika ada sekolah yang masih melenceng dalam melaksanakan study tournya, Khilafah akan memberi sanksi yang tegas.
Obyek wisata, dalam Khilafah, tidak akan dikomersilkan. Semua digratiskan, dalam rangka peningkatan iman masyarakat. Maka kebutuhan masyarakat untuk mencari nafkah, akan dibukakan lowongan kerja di destinasi-destinasi wisata tersebut, juga peluang kerja dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), dan lain-lain. Tapi sistem pengajiannya dari Baitul Mal, bukan dari uang rakyat. Baitup Mal sangat banyak pemasukannya. Baik dari Sumber Daya Alsm (SDA), fai, ghanimah, rikaz, dan lain-lain.
Tentang kebutuhan transportasi bagi wisata, terutama pengadaan angkutan bis, ini akan diawasi secara ketat oleh Khilafah. Karena ini berkaitan dengan tanggung jawab Khilafah untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat, terutama terkait alat transportasi umum. Setiap perusahaan transportasi bis, akan dilakukan pengawadan uji emisi dan kondisi kelayakan bis secara berkala oleh Khilafah. Mereka harus menyediakan bis yang dalam kondisi prima, karena wajib servis berkala. Jika ada yang kekurangan dana, akan diberi bantuan oleh Khilafah. Sehingga tidak ada sering terjadi kecelakaan bis di jalan yang banyak menghiasi kegiatan study tour.
Hanya dalam naungan Khilafah, penangan study tour dan destinasi wisata, akan pasti berkah untuk masyarakat.
Wallahualam Bisawab
Catatan Kaki :
(1) https://news.republika.co.id/berita/sx88t8409/study-tour-dilarang-kdm-perhimpunan-usaha-taman-kreasi-bekasi-banyak-yang-kacau
Posting Komentar