KEMERDEKAAN DUA NEGARA BUKAN SOLUSI UNTUK PALESTINA
Oleh : Bu'Rahmadani barus.
Presiden Prabowo Subianto membuat pernyataan mengejutkan saat melakukan go konferensi pers bersama presiden Perancis Emanuel macron di Istana Merdeka. Usai menggelar pertemuan bilateral dengan Immanuel macron presiden Prabowo Subianto menyatakan pengumuman mengejutkan ihwal Israel. Prabowo mengatakan Indonesia akan mengakui Israel kalau mereka mengakui kemerdekaan Palestina. (tempo.co 28/05/2025).
Dari pernyataan Prabowo tersebut jelas bahwa Presiden berpihak pada perdamaian dua negara yakni Israel dan Palestina. Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan Presiden sebelumnya bapak presiden Joko Widodo menyatakan tidak akan pernah menjalin hubungan diplomatik dengan negeri zionis Israel. Begitu juga dengan presiden presiden yang ke-6 RI bapak SBY sampai pada presiden RI yang pertama bapak Soekarno menolak untuk melakukan hubungan diplomatik dengan Israel. Statement Prabowo yang menyatakan siap mengakui kemerdekaan Israel jika Palestina diberi kemerdekaan adalah jebakan narasi solusi 2 negara buatan Inggris dan Amerika.
Namun sungguh maksud dari solusi dua negara yakni menyelesaikan konflik Palestina Israel dengan cara membagi tanah Palestina menjadi dua negara tentulah bukan solusi yang tepat. Satu-satunya solusi untuk mengusir penjajah adalah jihad di bawah komando Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah untuk membebaskan Palestina. Hal ini sesuai dengan sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam "sesungguhnya imam adalah perisai di belakangnya orang-orang berperang dan dengannya orang-orang berlindung".(HR Muslim).
Khilafah akan menggabungkan seluruh negeri-negeri Muslim termasuk di kawasan Timur Tengah.
Khilafah akan menyerahkan pasukan dari negeri-negeri tersebut dalam jumlah besar dengan persenjataan lengkap sehingga mampu melenyapkan entitas Yahudi dan mengusir orang-orangnya. Khilafah juga akan mampu menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya yang menjadi backing zionis Yahudi. Saat Amerika Serikat mengerahkan sekutunya untuk menyerang kaum Muslim Palestina. Khilafah akan mengerahkan tentara dari seluruh negeri Muslim untuk menghadapi hingga mengalahkan mereka.
Baitul maal Khilafah akan siap mendanai Jihad berapapun yang dibutuhkan, karena Jihad merupakan kewajiban sehingga harus diprioritaskan dalam anggaran. Jika dana Baitul maal habis Khilafah bisa mengumpulkan infak dari kaum Muslim dan memungut pajak sementara atau tempera temporal dari Muslim yang kaya hingga kebutuhan Jihad terpenuhi.
Keberhasilan Khilafah melaksanakan Jihad untuk membebaskan Palestina sudah terbukti dalam catatan sejarah. Pasukan Salahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Palestina dari cengkraman tentara salib pada 27 rajab 583 H atau 1187 M. Oleh karenanya agenda utama umat Islam hari ini adalah mewujudkan Khilafah Islamiyah yang akan memimpin Jihad untuk membebaskan Palestina. Jihad dan Khilafah adalah solusi hakiki generasi dan penjajahan Palestina.
WAllahu a'lam bishawab
Posting Komentar