-->

Hubungan Netanyahu-Trump Pecah, Rapuhnya Persatuan Musuh Islam


Oleh : Rima, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok 

Terdengar kabar, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutus hubungan dengan PM Zionis Benyamin Netanyahu. Menurut Trump, Netanyahu memanipulasinya. Sebagaimana yang dilansir BBCnews, (11/5/2025), hubungan yang memanas antara keduanya disebabkan salah satunya karena kegagalan Zionis menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan kelompok pemberontakan Houthi Yaman. Netanyahu melihat peluang untuk penghancuran fasilitas nuklir, sedangkan Trump melihat peluang untuk menghilangkan ancaman Iran memperoleh senjata nuklir. 

Dilaman yang sama, Trump juga menyoroti, pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal mengenai Gaza. Israel menyerang Gaza dengan serangan militer sedangkan Trump mendorong gencatan senjata dan berupaya untuk melaksanakan rencana pasca perangnya untuk membangun kembali wilayah tersebut menjadi ‘Rivieranya Timur Tengah’. Perbedaan pendapat mengenai strategi menempatkan Trump dan Netanyahu di persimpangan jalan dan saling kesal. Informasi tersebut disampaikan dua pejabat Amerika Serikat, dua diplomat Timur Tengah, dan dua orang lain yang mengetahui ketegangan tersebut. 

Demikian gambaran persatuan musuh-musuh Islam. Mereka terikat pada kepentingan mereka masing-masing meski mereka bersatu dalam memusuhi Islam dan kaum Muslim. Namun mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya. 

Keduanya sangat mudah untuk diceraiberaikan karena terpecah belahnya tujuan mereka. Karena yang menjadikan tujuan mereka adalah kepentingan. Permusuhan di antara mereka sangat dahsyat, walaupun mereka berkumpul sehingga orang mengira mereka bersatu padu, padahal mereka itu dalam perpecahan yang amat sangat. 

Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT surah al-Hasyr ayat 14 yang artinya, "Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal.” 

Ibnu Katsir menjelaskan, mereka (kafir) tidak akan memerangi kamu dalam bersatu padu kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok yakni mereka bersifat pengecut dan gundah hati mereka. Mereka tidak berani memerangi tentara Islam dengan perang tanding atau berhadapan langsung, mereka berperang karena terpaksa guna mempertahankan diri. 

Oleh karena itu, umat Islam harus menyadari, umat sejatinya memiliki kekuatan yang besar jika dibangun di atas akidah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat serta umat Islam terdahulu. Ketika umat Islam bersatu di atas akidah yang sama, mereka akan memiliki kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai tantangan baik tantangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Kekuatan itu meliputi kekuatan spiritual, kekuatan intelektual, kekuatan sosial, kekuatan politik. 

Umat harus disadarkan pula tentang modal besar yang dimiliki, yakni bersatunya kaum Muslimin akan mampu menghancurkan musuh-musuh Islam. Itu harus disadari betul, kekuatan umat Islam terletak pada akidah yang benar dipersatukan hatinya atas dasar keimanan, dan ukhuwah islamiyah. Persatuan dan kesatuan seluruh kaum Muslimin merupakan syarat mencapai kemenangan betapa pun kuatnya persenjataan dan perlengkapan tidak akan ada artinya jika tidak bersatu. 

Penyadaran tersebut perlu kerja jemaah dakwah Islam ideologis yang menjadikan akidah Islam sebagai pengikat. Jemaah ini juga memiliki peranan penting dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar yaitu mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan. Mereka juga harus menapaki jalan perjuangan yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW, dan mengarahkan umat pada pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam, sehingga mereka sadar betul akan persatuan dan kesatuan seluruh kaum Muslimin.

Kesadaran umat Islam ini adalah kunci membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, penindasan dan ketidakadilan yang terus dialami sampai saat ini. Ketika umat memiliki pemahaman yang benar terkait hal tersebut, akan mendorong umat untuk bangkit dan berjuang. 

Persatuan umat Islam inilah yang akan menghantarkan tegaknya kepemimpinan Islam, yakni tegaknya Khilafah Islam, sebagai puncak kemuliaan Islam dan umat Islam akan kembali memimpin dunia dengan kebenaran. Khilafah Islam akan menjadi negara adidaya yang akan meninggikan umat Islam semuanya dan akan mampu mengalahkan Amerika Serikat dan kroni-kroninya termasuk membebaskan Palestina dengan jihad. Perjuangan ini bukan hanya mimpi, tetapi tujuan nyata yang dapat dicapai jika umat Islam bersatu dan bergerak dalam satu arah. []