-->

Berpisahnya Ruh dan Tubuh Umat Islam


Oleh : Fajri al-abqary, Politisi Islam Ideologis

Jika saudara Anda tanahnya diambil oleh pencuri, apakah Anda setuju solusinya tanah saudara Anda dibagi dua dengan pencuri? Ibaratkan saudara kita bernama Palestina dan pencurinya bernama Israel. Setiap hari Palestina mendapatkan pukulan dari Israel, tanpa ada perlawanan yang berarti, sehingga kondisinya babak belur menerima pukulan tersebut, dan sedikit demi sedikit tanah Palestina diambil Israel.

Kemudian datang saudara-saudara Palestina yang lainnya, sebut saja Indonesia dan Malaysia. Keduanya menolong Palestina dengan memberikan bantuan makanan dan obat-obatan. Setelah diberikan bantuan tersebut, Israel kembali melakukan penganiayaan terhadap Palestina. Begitu saja seterusnya tanpa ada yang bisa menghentikan tindakan Israel tersebut. Kedua negara tersebut diam seribu bahasa, membiarkan penganiayaan terus berlangsung. Sampai kapan Indonesia dan Malaysia membiarkan hal itu terjadi terhadap saudaranya Palestina?

Memang betul, Palestina membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan, tapi juga butuh bantuan untuk menghentikan tindakan Israel tersebut, yaitu dengan memberikan perlawanan dengan memerangi dan mengusirnya dari tanah Palestina. Hanya dengan cara seperti itu Palestina akan bahagia dan merdeka. 

Apalagi, Rasulullah SAW mengajarkan, perumpamaan persaudaraan kaum Muslimin bagaikan satu tubuh, jika satu anggota tubuh ada yang sakit maka seluruh bagian tubuh lainnya ikut merasakan sakit (demam). Begitu juga dengan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina merupakan penderitaan kaum Muslimin di seluruh dunia. 

Dan tentunya, saudara kita di Palestina dengan kaum Muslimin seluruh dunia seperti ruh di dalam tubuh manusia. Ruh dan tubuh manusia adalah satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tubuh manusia tanpa ruh akan menjadi jenazah, dan ruh tanpa tubuh akan menjadi sesuatu yang tidak ada artinya. 

Sebagaimana yang dijelaskan Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab mafahim menjelaskan tentang definisi ruh adalah kesadaran hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta.

Oleh karena itu, seharusnya kaum Muslimin harus punya kesadaran untuk berperang atau jihad fii sabilillah, menolong saudara-saudara kita di Palestina agar terbebas dari cengkeraman Zionis Yahudi laknatullah.

Faktanya, Israel itu sebuah institusi negara yang memiliki kekuatan militer. Seharusnya kekuatan militer negara Israel tidak dilawan dengan partai politik Hamas, tapi harus dilawan juga dengan kekuatan militer negara Palestina. Kenyataannya, Palestina adalah satu-satunya negara yang tidak memiliki kekuatan militer. Maka wajib bagi negara-negara Muslim lainnya membantu Palestina dengan mengirimkan kekuatan militer melawan dan mengusir entitas Zionis Yahudi dari bumi Palestina. 

Maka, jihad fii sabilillah merupakan ruhnya umat Islam, dan institusi negara Islam adalah tubuhnya. Tanpa institusi negara Islam, kaum Muslimin tidak akan mampu menolong saudara-saudara di palestina dengan jihad fii sabilillahnya, jangan pisahkan ruh dan tubuh umat Islam.[]