Berhari Raya Menggapai Kemenangan Hakiki
Oleh : Ida Nurchayati
Umat Islam bersuka cita merayakan Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Kurban) 1446 H dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT. Gema takbir dikumandangkan, shalat ied dua rekaat ditegakkan, darah hewan kurban dialirkan sebagai bentuk ketaatan pada Rabb-nya. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mengisi hari-harinya dengan mendekatkan diri pada Allah, memaksimalkan ketaatan pada- Nya agar bisa berjumpa dengan Rabb-nya membawa kemenangan yakni bisa memasuki jannah-Nya karena rahmat-Nya.
Hari Raya Kaum Muslim
Karunia dan keutamaan luar biasa bagi umat Islam, Allah memberikan hari-hari yang istimewa sebagai hari raya. Pertama dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah saw bersabda:
"Aku datang kepada kalian, sementara kalian talah mempunyai dua hari raya pada masa Jahiliyah, yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Hari Raya Kurban)." (HR an-Nasai dan Ahmad).
Kedua, Allah karuniakan Hari Jum'at sebagai sayyidul ayyam, hari kemenangan, sebagaimana sabda Rasulullah,
"Sesungguhnya hari ini (hari Jum'at) adalah hari raya yang Allah berikan kepada kaum muslimin"
Menurut Anas bin Malik, orang mukmin memiliki lima macam hari raya. Pertama, hari ketika seorang mukmin menjalani aktivitas kehidupannya tanpa berbuat dosa. Kedua, hari ketika seorang mukmin meninggal dunia dengan tetap membawa iman dan syahadat serta selamat dari tipu daya syaitan. Ketiga, hari dimana kelak di yaumil hisab bisa melewati shirat dengan aman dari kepayahan hari kiamat serta selamat dari malaikat Zabaniyah.
Keempat, hari dimana mukmin bisa masuk ke dalam surga, selamat dari neraka jahim. Kelima, hari dimana mukmin bisa berjumpa dan memandang wajah Allah SWT.
Berjamaah Berhari Raya
Sebagai seorang mukmin seharusnya bertakwa pada Allah, yakni melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya, sehingga dia bisa menggapai kemenangan hakiki. Namun sayang, hari ini ketika muslim hidup dalam tatanan sekulerisme, Umat Islam tidak terjaga agar senantiasa dalam ketaatan. Sebaliknya, Umat Islam terseret dalan suasana kehidupan yang serba bebas, hidup yang hanya memburu kesenangan fisik, mengejar manfaat tanpa peduli halal dan haram.
Riba merajalela bahkan menjadi sendi perekonomian negara. Pergaulan bebas kian marak, hamil diluar nikah hingga aborsi, jumlahnya semakin tinggi. Angka bunuh diri, kriminalitas kian tak terkendali. Korupsi, judol hingga pinjol tiap hari kian bertambah. Suasana kehidupan yang serba bebas membuat Umat Islam dalam jurang keterpurukan, bahkan setiap hari bergulat dengan kemaksiatan.
Maka sudah seharusnya, Umat Islam mencampakkan sistem sekuler kapitalisme sumber kerusakan dan kebatilan. Umat Islam seharusnya kembali pada habitatnya, hidup dalam sistem Islam dimana umat diatur dengan syariat yang berasal dari penciptanya. Dzat Yang Maha Baik dan terbaik aturannya, yang akan mengembalikan manusia pada fitrahnya, sehingga Umat Islam bisa menggapai kemenagan, berhari raya baik didunia maupun kelak di akhirat.
Kemenangan Hakiki
Hari Raya bukan bagi orang yang memakai baju dan kendaraan baru. Tapi, bagi siapa saja yang ketaatannya kian bertambah. Maka, saat seseorang tidak bermaksiat kepada Allah, saat itulah sesungguhnya dia merayakan hari raya, menggapai kemenangan
Kata Ibn Rajab, ketika seorang mukmin merayakan hari raya setiap hari di dunia, maka dia akan merayakan juga kelak di akhirat dengan mengunjungi dan memandang wajah Rabb nya.
Agar setiap muslim bisa berhari raya, meraih kemenangan maka harus mewujudkan ketakwaan secara berjamaah. Takwa tidak hanya pada tataran individu saja, namun juga masyarakat hingga level negara. Masyarakat yang memiliki pemikiran, perasaan dan aturan yang sama. Kelompok masyarakat yang memiliki kesadaran bersama akan visi misi hidup sebagai hamba Allah dan khalifah dimuka bumi. Didukung oleh negara yang menerapkan seluruh aturan yang datang dari Allah SWT. Negara yang akan mengembangkan dakwah dan jihad sehingga akan membebaskan seluruh manusia dari penghambaan dari selain Allah hanya menghamba pada Allah SWT.
Dakwah Berjamaah
Mewujudkan ketaatan berjamaah bukan hal yang mudah, butuh support sistem, baik individu bertakwa, masyarakat yang peduli amar makruf nahi munkar serta hadirnya negara sebagai penggembala. Dengan kata lain, umat akan menjadi baik ketika hidup dalam tatanam Islam.
Untuk mgembalikan kehidupan Islam harus dilakukan secara berjamaah, dalam gerbong jamaah ideologis politis yang bergerak dibidang pemikiran tanpa kekerasan. Jamaah dakwah ini akan berhasil ketika mengadopsi tariqah dakwah Rasulullah saw. Suri teladan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam berdakwah. Beliau telah berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat beradab yang mampu memimpin peradaban dunia menyatukan dua pertiga selama 13 abad. Peradaban yang mampu melahirkan individu-individu maupun secara berjamaah agar senantiasa dalam ketakwaan. Hingga umat Islam bisa merayakan kemenangan, berhari raya setiap hari. Umat secara berjamaah bisa memasuki surganya Allah yang penuh kenikmatan, serta bisa memandang wajah Allah dihari akhirat. Itulah makna kemenangan hakiki, hari raya yang sesungguhnya
Wallahu a'lam
Posting Komentar