Sisi Gelap Magang Bagi Pelajar dan Mahasiswa di Era Kapitalisme
Oleh : Henise
Magang kini menjadi komponen penting dalam kurikulum pendidikan, terutama di tingkat perguruan tinggi. Namun, di era kapitalisme, program magang sering kali menjadi sarana eksploitasi tenaga kerja murah di bawah kedok pendidikan. Program ini seharusnya memberikan pengalaman berharga, tetapi malah kerap merugikan peserta secara mental, fisik, dan finansial.
Eksploitasi dalam Program Magang
Di era kapitalisme, program magang sering dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai sumber tenaga kerja murah tanpa memberikan upah layak. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dan pelajar sering dipaksa bekerja dalam jam panjang tanpa perlindungan yang memadai, sementara institusi pendidikan lebih fokus pada reputasi daripada kesejahteraan peserta didik. Program ini terkadang lebih mementingkan kebutuhan industri dibanding pengembangan keterampilan mahasiswa.
Fenomena eksploitasi terlihat nyata dalam program seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Indonesia. Sistem ini sering dijalankan di bawah pengaruh neoliberalisme, yang menjadikan pendidikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan industri. Banyak mahasiswa terjebak dalam kondisi kerja yang tidak adil, dengan tugas yang berat namun minim manfaat pendidikan.
Dampak Negatif pada Peserta
Eksploitasi ini berdampak serius pada mahasiswa, baik secara langsung maupun jangka panjang. Beberapa dampaknya adalah:
1. Kesehatan Mental dan Fisik
Tekanan kerja yang tinggi tanpa bimbingan memadai dapat memicu stres, kelelahan, dan bahkan trauma psikologis.
2. Minimnya Pengalaman Berharga
Banyak peserta magang yang tidak mendapatkan pembelajaran nyata karena hanya dimanfaatkan untuk pekerjaan administratif sederhana.
3. Ketidaksetaraan Ekonomi
Mahasiswa dari keluarga kurang mampu lebih rentan terhadap eksploitasi karena tekanan finansial untuk menerima kesempatan magang apa pun.
Pandangan Islam terhadap Pendidikan dan Magang
Islam memandang pendidikan sebagai hak dasar setiap individu dan tanggung jawab negara untuk menyediakannya. Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia berkepribadian Islam, unggul dalam ilmu, dan mampu membangun peradaban. Dalam konteks magang, Islam menekankan keadilan dan kemanfaatan bagi semua pihak.
1. Negara Bertanggung Jawab Penuh
Dalam sistem Islam, negara menyediakan fasilitas pendidikan berkualitas tanpa bergantung pada perusahaan swasta. Jika ada kerja sama dengan sektor swasta, negara memastikan tidak ada eksploitasi peserta didik.
2. Program Magang Berbasis Syariah
Magang dirancang untuk memberikan pengalaman kerja yang bermakna, bukan sekadar memenuhi kebutuhan industri. Peserta magang dijamin hak-haknya, termasuk upah yang layak, perlindungan kerja, dan waktu kerja manusiawi.
3. Ekonomi yang Berkeadilan
Dalam ekonomi Islam, hubungan kerja didasarkan pada keadilan dan kemitraan, bukan eksploitasi. Negara mengawasi implementasi program agar sesuai dengan syariah, memastikan mahasiswa benar-benar belajar dan berkembang.
Kesimpulan
Program magang yang ada saat ini sering menjadi cerminan ketidakadilan sistem kapitalisme, di mana tenaga kerja murah diprioritaskan daripada pendidikan peserta. Dalam sistem Islam, pendidikan dan pelatihan didesain untuk membangun manusia yang kompeten sekaligus menjunjung tinggi keadilan. Dengan kembali kepada sistem Islam, eksploitasi dalam pendidikan dapat diminimalkan, menciptakan generasi penerus yang lebih tangguh dan berintegritas.
Perubahan ini memerlukan komitmen dari masyarakat untuk meninggalkan sistem kapitalisme dan menuju penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Hanya dengan cara ini, pendidikan dan pelatihan kerja dapat benar-benar menjadi sarana membangun peradaban yang lebih baik.
Wallahu a'lam
Posting Komentar