-->

Pelecehan Seksual Makin Ngeri Di Negeri Demokrasi


Pelecehan Seksual Makin Ngeri Dinegeri Demokrasi 

Oleh : Maulli Azzura

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh I Wayan Agus Suartama atau yang dikenal sebagai Agus Buntung di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi sorotan. Hal itu ketika sifat asli pelaku terungkap di media sosial.

Dalam beberapa video yang beredar dipantau VIVA Senin, 9 Desember 2024 di beberapa media sosial. Ada beberapa sifat dan kelakuan Agus Buntung yang membuat warganet kaget. (viva.co.id 09/12/24)

Maraknya pelecehan seksual ditengah-tengah generasi muda, tidak luput dari Way of life nya. Jalan hidup yang mereka tempuh sangat jauh dari Islam. Sehingga pola pikir dan pola sikap mereka tidak lagi sejalan dengan prinsip Islam yang mengedepankan Syariat sebagai sandaran hidup. Sistem kenegaraan yang dianut  negeri yang mayoritas Islam ini, mengakibatkan dampak buruk bagi rakyat. Pun tak terkecuali semakin brutalnya tindakan pelecehan para remaja yang amoral.

Ketidak berhasil-an demokrasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini dipengaruhi oleh asas sistem hidup yang diterapkan. Yaitu sistem demokrasi yang berpijak pada kebebasan dan pemisahan agama dari kehidupan. Menjadikan standar manfaat dan materi sebagai penentu dilakukannya perbuatan. Melecehkan, dilecehkan orang lain akan dilakukan jika itu memberikan keuntungan pada dirinya. Berbuat berdasarkan hawa nafsu tanpa mempertimbangkan lagi hal itu halal atau haram. Berdosa atau berpahala di sisi Allah Swt.

Faktor internal jelas ditimbulkan karena lemahnya akidah seseorang. Padahal akidah hal yang sangat mendasari seseorang dalam berbuat. Yang mengikat setiap perbuatan harus tunduk pada apa yang disyariatkan oleh Allah SWT. Pemisahan kehidupan dengan Agama inilah yang membuat manusia bebas memilih tanpa didasari keimanan. Padahal sebagai seorang muslim harusnya ia senantiasa mengaitkan setiap perbuatan berdasar pada halal dan haram.

Faktor kedua dari eksternal, akibat diterapkannya ideologi kapitalis, membuat gaya hidup manusia meniru orang-orang kafir barat. Misalnya, dalam kebebasan yang disebarkan oleh kafir barat secara masif , membuat sebagian besar remaja terkontaminasi oleh gaya hidup mereka. Mulai dari segi pakaian, cara bergaul semuanya sejalan dengan semboyan kapitalis ( liberty , egalite, faternite ). Inilah yang sangat berpengaruh terhadap remaja. 

Lalu bagaimana untuk mencegah dan merehabilitasi para remaja khususnya dan masyarakat luas pada umumnya agar kembali berjalan dalam rel yang benar?.

Sudah pasti tentu untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif tersebut dengan merombak sistem yang ada di negri ini pada khususnya , dengan sistem Islam. Sistem yang saling terhubung dan terkait erat, baik hubungan dirinya dengan Al Khaliq, dengan kehidupan, dengan manusia lainnya serta dengan dirinya sendiri. Salah satu contoh misal dengan menerapkan sistem pendidikan berbasis Islam yang akan melahirkan individu yang Islami taat kepada Allah dan syariat. Serta pemberian dan penerapan sanksi yang berat atas segala bentuk kekerasan, untuk memberikan efek jera bagi pelakunya.

Dalam Daulah Khilafah, negara berperan vital sebagai Raa'in dan junnah bagi rakyatnya. Membina rakyat dan menjadi satu kesatuan, satu pemikiran, dan menjadi masyarakat yang bertakwa serta tunduk terhadap hukum syara'. Sangatlah besar peran seorang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan. Dan itu hanya akan terwujud dalam sistem Islam bukan yang lain.

Oleh karena itu, kita butuh segera meninggalkan sistem demokrasi dan beralih pada sistem lain. Dengan sistem hidup yang berasal dari Allah Swt. Zat yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini. Yaitu sistem Islam. Yang akan memberikan rahmat bagi seluruh alam. Baik muslim maupun non muslim, alam semesta hewan dan tumbuhan sekalipun seperti yang tertuang dalam firman Allah Swt:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia" (QS. Al Anbiya: 107)

Wallahu a'lam bishshowwab