Siswi SMP Dibunuh dan Diperkosa 4 Remaja, Sistem Sekuler Kapitalisme Biang Keroknya
Oleh : Erna Ummu Azizah
Sungguh malang nasib seorang siswi SMP di Palembang. Ia dibunuh dan diperkosa oleh 4 remaja. Hasrat seksual akibat kecanduan video porno telah membuat para pelaku tega membekap korban hingga tewas lalu memperkosa korban secara bergilir di dua tempat berbeda.
Sebagaimana dikutip dari laman berita online, "Seorang siswi SMP berinisial AA (13) menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh empat remaja di bawah umur. Jasad korban ditemukan di kuburan Cina di Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan." (CNN Indonesia, 5/9/2024)
Berawal dari perkenalan korban dengan pelaku di facebook selama 2 pekan, lalu berlanjut bertemu untuk menonton kuda lumping. Dengan modus mengajak jalan-jalan, korban dibawa ke TKP, dibujuk untuk melakukan hubungan intim, namun karena menolak akhirnya korban dibekap hingga tewas lalu diperkosa secara bergilir.
Setelah itu keempat pelaku membopong jasad korban ke TKP kedua yang berjarak 30 menit dari TKP pertama. Di tempat kedua, jasad korban kembali diperkosa untuk kedua kalinya oleh para pelaku. Sungguh tak masuk akal, bagaimana bisa remaja di bawah umur melakukan perbuatan yang begitu keji dan biadab. Astaghfirullahal 'adziim..
Dampak Penerapan Sistem Sekuler Kapitalisme
Kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja di bawah umur ini bukanlah kali pertama. Entah berapa banyak kasus serupa diberitakan setiap harinya yang begitu menyesakkan dada. Tentu hati orang tua mana yang tidak terluka melihat anaknya menjadi korban maupun pelaku tindak pidana.
Inilah dampak buruk penerapan sistem sekuler kapitalisme. Peran agama dikerdilkan hanya dalam ranah pribadi. Sedangkan dalam ranah publik, agama tidak boleh dijadikan aturan kehidupan, baik dalam masyarakat maupun negara. Akhirnya sistem pendidikan pun terkena imbasnya. Tujuan mencetak generasi berakhlak mulia, pupus sudah. Sebaliknya, lahir generasi rusak, liar dan barbar.
Peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama pun sulit terlaksana. Himpitan ekonomi telah memaksa para orang tua sibuk di luaran sana, hingga abai terhadap penanaman akidah dan akhlak sang anak. Terlebih penguasa yang seharusnya berperan sebagai penjaga generasi, justru disibukkan oleh harta dan tahta. Ditambah media yang kian merusak dan sanksi hukum yang tak membuat jera, semakin membuat kasus kejahatan kian menyeramkan.
Sistem Islam Sebagai Solusi
Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna sesungguhnya telah hadir dengan seperangkat aturan yang akan membawa manusia hidup bahagia dan sesuai fitrahnya. Dengan 3 pilarnya, yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan negara yang menerapkan aturan Islam, akan menjadikan generasi terjaga.
Dalam keluarga, peran orang tua terutama ibu sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) wajib dilaksanakan dengan sebaiknya. Ibu akan fokus merawat dan mendidik generasi dengan penuh cinta, sedangkan ayah bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah untuk keluarga.
Masyarakat pun akan saling menjaga dengan menegakkan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Tentunya sekolah dengan penerapan sistem pendidikan Islam, akan menjadikan generasi berkepribadian Islam yang taat dan jauh dari maksiat. Generasi yang sibuk berperan untuk kemaslahatan umat dalam menghasilkan karya-karya hebat.
Dan tentunya negara yang berperan dengan menerapkan aturan Islam. Aturan yang akan membawa kebaikan dan menjadikan rahmat bagi semesta alam. Media pun menjadi sarana dakwah dan edukasi bagi generasi. Juga penerapan sanksi tegas yang berfungsi sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus). Sehingga mencegah kasus serupa terjadi kembali.
Wallahu a'lam bish-shawab.[]
Posting Komentar