-->

Potret Buram Pendidikan Kapitalis Sekuler

Oleh: Icha (Aktivis Muslimah)

Pendidikan adalah hak setiap anak agar memperoleh ilmu. Dikutip dari TEMPO. CO, Jakarta-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan perayaan Hari Pendidikan Nasional 2024 di kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, pada Jum'at, 3 Mei 2024. Kemendikbudristek mengusung tema "Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar." Peringatan ini dijadikan sebagai bukti kepedulian Penguasa terhadap kepentingan Pendidikan. Sebagaimana telah di ketahui, Dikutip dari Jakarta, 27 Maret 2024-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerbitkan Peraturan Nomor 12 Tahun 2024, tentang kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Regulasi ini menjadi payung hukum bagi implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.

Sebelum disahkannya Kurikulum Merdeka Belajar sebagai Kurikulum Nasional, telah muncul beragam reaksi khususnya di kalangan guru, sebagai aktor utama yang memiliki tanggung jawab besar dalam proses pembelajaran. Pasalnya, kurikulum merdeka Belajar masih dianggap belum ada kejelasan. 

Pendidikan dalam sistem kapitalis, peserta didik hanya diarahkan sebagai kompetensi atau daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, sehingga melupakan aspek pembinaan agama atau mental. Akibat dari pemisahan agama di dalam kehidupan, di kalangan pelajar moral mereka makin terdegradasi, kehidupan pelajar diliputi berbagai kemaksiatan, seperti pergaulan bebas, menyontek, miras, narkoba, perundungan, hingga tawuran. Kondisi ini justru menimbulkan pertanyaan atas Kurikulum Pendidikan yang tengah diterapkan saat ini, apakah benar mengalami kemajuan atau malah sebaliknya. 

Berbagai fakta buruk yang terjadi saat ini, menjadi bukti kegagalan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan. Bahkan penyelenggaraan perubahan pendidikan menjadi kurikulum Merdeka Belajar, diduga akan memperkuat sekularisasi pendidikan di tanah air. Pendidikan hanya dirancang untuk menghasilkan peserta didik yang mumpuni di bidang ilmu teknologi, tetapi minim pada kepribadian Islamnya. Tak heran, Potensi para intelektual hari ini dibajak untuk menjadi buruh-buruh para kapital. Oleh karena itu sistem pendidikan saat ini justru akan menguatkan kapitalisme dan sekularisme dalam kehidupan, melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya dan menjadikan generasi terjajah budaya barat yang rusak dan merusak.

Pendidikan adalah salah satu aspek strategis yang menentukkan masa depan generasi dan bangsa. Oleh karena itu, perhatian Islam akan pendidikan sangatlah besar. Sebagai sebuah Ideologi, Islam memiliki aturan lengkap yang mampu memecahkan problematika manusia di dalam kehidupan. Salah satunya adalah dengan diterapkannya sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan kapitalis sangat berlawanan dengan sistem Islam. Pasalnya, sistem pendidikan Islam dibangun di atas akidah Islam yang memandang Allah sebagai Al-Khaliq (Sang Maha Pencipta) sekaligus Al-mudabbir (Sang Maha Pengatur) di dalam kehidupan manusia. Sistem pendidikan Islam bertujuan membentuk generasi berkualitas, beriman, bertakwa, terampil, dan berjiwa pemimpin.

Di dalam sistem Pendidikan Islam, ilmu di tempatkan pada posisi yang mulia. Allah Swt. memuliakan ilmu atau para ahli ilmu. Ilmu memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Rasullallah saw. mengibaratkan ilmu laksana air hujan, sebagaimana beliau bersabda:

"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya aku diutus Allah, seperti air hujan yang menyirami bumi." (HR. Bukhari)

Dalam Islam ilmu tidak berdiri sendiri, tetapi wajib disandingkan dengan iman. Ilmu dan iman adalah dua modal penting untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan yakni terbentuknya manusia yang berkepribadian Islam. Oleh karena itu, dalam menyusun Kurikulum Pendidikan sistem Islam penguasa akan mewajibkan pembelajaran ilmu (tsaqofah) secara menyeluruh dan ilmu-ilmu saintek yang membuat kemaslahatan di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmunya, para pelajar atau intelektual akan hadir memberi solusi. 

Dengan keimanannya mereka faham ilmunya wajib berdimensi akhirat, ilmu yang mereka miliki tidak akan dibiarkan dikuasai harta dan diabdikan untuk kepentingan segelintir orang. Dengan ilmu yang didapatkan, pelajar sudah selayaknya menjadi penerang bagi gelapnya kebodohan, pemberi solusi berbagai permasalahan masyarakat. Akan tetapi, semua ini dapat terwujud apabila diterapkannya sistem pendidikan Islamiyah oleh penguasa, karena hanya dengan sistem Islam akan menciptakan peserta didik yang berkualitas.

Wallahhualam bisshawab.