-->

Balada Bansos Menjelang Pemilu

Oleh: Siti Maryam

(Pendidik Generasi)

Bantuan sosial (bansos) terlihat tersebar di hampir seluruh wilayah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan simpati dari masyarakat. Upaya mendapatkan suara rakyat dilakukan melalui pembagian sembako dan uang dengan metode yang dikenal sebagai serangan fajar, di mana rakyat diberi harapan dengan diberi bansos berupa sembako sebagai imbalan atas dukungan mereka.

Bisnis.com melaporkan bahwa Presiden Joko Widodo merespon kritik yang menyebutkan bahwa bantuan sosial (Bansos) yang diberikan kepada masyarakat sebelum pemilu 2024 memiliki muatan politis. Jokowi menyatakan bahwa tidak mengherankan jika sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab mencoba mengaitkan bansos pemerintah dengan politisasi. Menurutnya, setiap tindakan pemerintah sering kali menjadi bahan politisasi oleh beberapa oknum, terutama sejak memasuki tahun politik. Pernyataan ini diberikannya setelah menghadiri acara peresmian pembukaan Kongres XVI Gerakan Pemuda Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat, 2 Februari 2024.

Dalam sistem demokrasi kapitalis hasrat untuk memperoleh kekuasaan menjadi target yang akan dikejar dengan berbagai cara. Oleh karena itu, setiap peluang akan dimanfaatkan. Hal ini wajar karena dalam sistem demokrasi, kebebasan bertindak sangat ditekankan. Terlebih lagi, sistem ini secara jelas mengabaikan norma-norma agama dalam kehidupan.

Hal tersebut menunjukkan kerusakan dalam sistem demokrasi kapitalis yang hanya berfokus pada perolehan kekuasaan guna mengumpulkan kekayaan pribadi, tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Mereka bersaing untuk mendapatkan posisi kekuasaan. Demokrasi kapitalis merupakan sistem yang cacat karena tidak berasal dari prinsip-prinsip hukum Allah Swt. Sistem ini adalah sistem hukum buatan manusia yang lemah dan memiliki keterbatasan. Demokrasi yang diyakini sebagai pembawa aspirasi rakyat justru menciptakan tirani minoritas terhadap rakyat itu sendiri, rakyat dipaksa menghidupi diri mereka sendiri dari melambungnya harga sembako salah satu diantaranya yang sudah dirasakan oleh masyarakat yaitu harga beras yang terus melonjak naik.

Negara seharusnya menangani kemiskinan secara menyeluruh dan bermuara pada akar permasalahan, bukan hanya melalui bantuan sosial berulang, terutama saat mendekati pemilihan umum. Di sisi lain, dengan tingkat kesadaran politik yang rendah, pendidikan yang kurang, dan mewabahnya kemiskinan, menjadi masalah kronis bagi negara.

Sedangkan dalam perspektif Islam, negara memiliki kewajiban untuk menjamin kesejahteraan setiap individu secara menyeluruh, dan Islam menyediakan berbagai mekanisme untuk mencapai hal ini. Islam juga menegaskan bahwa kekuasaan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt. sehingga para penguasa diharapkan mengurus rakyat sesuai dengan hukum syariah. Selain itu, Islam mendorong pembentukan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian Islami, termasuk sifat amanah dan jujur.

Di dalam Islam, negara diamanahi untuk mendidik rakyat dengan nilai-nilai Islam, termasuk dalam memilih pemimpin, sehingga umat memiliki kesadaran akan kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin muslim diharapkan memiliki kualitas yang baik karena iman dan takwa kepada Allah Swt. serta memiliki kompetensi, tanpa perlu melakukan pencitraan agar disukai oleh rakyat.

Maka, sudah seharusnya kita kembali menerapkan sistem Islam. Karena, hanya Islamlah sistem yang hakiki, yang berasal dari Sang Pencipta. Wallahu'alam bissawab