-->

Negara Gagal Dalam Memberikan Jaminan Keamanan Obat Dan Pangan, Gagal Ginjal Pun Tak Kunjung Terselesaikan

Oleh: Wanti Yashbi

Kasus gagal ginjal akut pada anak mengalami lonjakan dalam tiga bulan terakhir. Per 24 Oktober, Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya 255 kasusnya tersebar di 26 provinsi Indonesia, dengan jumlah kematian 143 anak.

Kasus ini diduga berkaitan dengan tingginya cemaran dari pelarut obat sirup yang menyebabkan pembentukan kristal tajam di dalam ginjal.

Dalam perkembangannya, setidaknya per 5 Februari 2023, sudah terdapat 326 kasus gagal ginjal anak dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.

Dari kasus tersebut, saat itu dilaporkan total 204 anak meninggal dunia.

Sisanya sembuh, tetapi dilaporkan masih terdapat sejumlah pasien yang masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta pada awal 2023.

Safitri Puspa Rani, ibu dari Panghegar - bocah delapan tahun yang meninggal karena mengonsumsi obat batuk sirop beracun - tak bisa menyembunyikan amarahnya.

Dengan suara lantang, dia ingin semua orang yang tersangkut dalam peredaran obat di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diseret ke pengadilan.

Sebab menurutnya, mereka lalai mengawasi dan kalau dibiarkan persoalan yang sama kemungkinan akan terulang kembali lantaran tidak ada perbaikan sistem pengawasan.

"Mereka tidak menghargai nyawa anak kami... jadi kami harap mereka membusuk di penjara.

"Hukum secara maksimal sebagai efek jera agar ke depan pembuat kebijakan sadar berharganya nyawa manusia," ujar Safitri dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/12).

Safitri kehilangan anak laki-lakinya pada Oktober 2022 silam karena menderita gagal ginjal akut progresif atipikal. 

Safitri terang-terangan menyebut peristiwa ini sebagai "kejahatan besar" karena ada pihak-pihak yang disebutnya lalai.

"Di titik ini saya mau menyebut anak saya dibunuh oleh sistem."

Ada kesalahan negara dalam tata kelola kesehatan

Karena kesalahannya jelas tidak perlu orang dengan keilmuan tinggi melihat bagai mana kasus ini terjadi. Ingat kejadian ini akan berulang kalau sistem tidak diperbaiki. Dengan penomena gagal ginjal akut yang sudah jarak setahun terakhir ini, seharusnya menyadarkan penguasa dan masyarakat bahwa ada kesalahan dalam tata kesehatan di negeri ini. Sebab kesehatan sangat erat hubungannya dengan lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi, edukasi tentang pola hidup sehat, hingga pelindung ketat oleh negara dari penyakit menular. Namun penanganan terhadap kasus gagal ginjal akut ini sangat lamban pasalnya kesehatan di bawah pengelolaan sistem kapitalisme adalah objek sekulerisasi yang bisa di perdagangankan.

Sistem kapitalisme telah melahirkan kebajikan yang hanya berputar pada persoalan uang, bisnis dan keuntungan setiap tahun. Subsidi kesehatan terus dikurangi, negara hadir di tengah tengah umat bukan sebagai pengurus urusan  rakyat, tetapi regulator yang memuluskan para korporasi. Tak heran hingga gagal ginjal akut pada anak ini sangat lamban di tangani hingga menelan ratusan nyawa anak. Oleh karena itu kesehatan anak tidak akan pernah terwujud dalam kapitalisme. 

Akar masalahnya bukan pada teknis pelayanan melainkan pada kebajikan kebajikan yang disandarkan pada sistem kapitalisme, oleh karena itu selama sistem yang di terapkan dalam kapitalisme maka tidak akan terwujud dengan pelayanan kesehatan berkualitas.

Sistem Islam menjamin kebutuhan kesehatan umat

Berbeda dengan sistem islam, bagi islam adalah anak anak bukan sekedar aset masa depan tetapi adalah mereka bahagia dari masyarakat yang wajib di penuhi kebutuhannya. Dengan pemahaman itu negara akan berusaha sekuat tenaga melakukannya mulai dari penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai atau gratis, memenuhi Gizi yang tercukupi untuk kalangan kaya atau miskin, hingga pemberian pendidikan yang merata ke dalam kota maupun Desa.

Sistem ekonomi islam akan memberikan uang yang akan mencukupi segala kebutuhan rakyatnya termasuk anak anak.

Kekayaan negara di baitul mal diperoleh dari jizah khas, karena harta tak bertuan, pengelolaan sumber daya alam dan lain lain. Semua pendapatan itu semua bersifat tetap dan besar sehingga memampukan negara memberikan pelayanan kesehatan secara memadai dan berkualitas dan gratis untuk seluruh rakyat semua.

Bentuk pelayanan yang dibentuk negara bukan untuk mencari keuntungan tetapi semata mata untuk mengurusi kebutuhan seluruh rakyat, semua hal ini di lakukan atas dasar keimanan dan pertanggung jawaban terhadap Allah di akhirat kelak.

Yang sebagaimana Rosululloh bersabda yang artinya 

"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan di minta pertanggungjawaban "

Seorang imam atau pemimpin akan di minta petanggungjawabanya.

Atas dasar inilah seorang khalifah diwajibkan menerapkan seluruh syariat islam menyeluruh atau kaffah termasuk dalam bidang kesehatan. Sebab salah satu fungsi syariat adalah menjaga jiwa manusia dalam upaya menjaga jiwa manusia negara tidak hanya melakukan upaya kuratif tetapi juga upaya preventif di lakukan negara dengan menjaga peredaran makanan dan obat obatan yang disinyalir berbahaya. Apalagi dalam islam ada syariat yang memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan toyib saja yang tidak membawa pada keburukan ada tubuh manusia. Hal ini butuh monitoring oleh departmen untuk memaslahatkan bidang kesehatan.

Negara khilafah secara berkala atas setiap obat dan makanan yang beredar negara akan menetapkan  setandar obat yang boleh beredar di masyarakat  dan harus mendapatkan izin sebelum layak edar, dan negara harus memiliki riset yang melakukan riset tentang pengobatan instrumen dam obat obatan terbaik bagi kesembuhan dan keselamatan jiwa pasien.

Negara khilafah menyediakan sanksi tegas bagi pihak pikah yang berani mengedarkan makanan dan obat obatan yang memberikan dampak buruk bagi masyarakat bahkan negara tidak segan menarik makanan dan obat obatan tersebut dari peredaranya.

Inilah sistem terbaik yang menjamin terpeliharanya jiwa manusia dan terjadinya seluruh kebutuhan masyarakat semua.

Wallahu a'lam bish_sowab