-->

Bisakah Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung?

Oleh: Diana Ningrum

Kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (kemenPPPA) menyatakan bahwa selama 2023, perempuan semakin berdaya yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks pembangunan gender. "perempuan semakin berdaya mampu memberikan sumbangan pendapatan signifikan bagi keluarga, menduduki posisi strategis di tempat kerja, dan terlibat dalam politik pembangunan dengan meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. ini ditunjukkan dengan meningkatnya indeks pemberdayaan gender", kata deputi bidang kesetaraan gender KemenPPPA Lenny N Rosalin di Jakarta. ia pun menambahkan "semakin banyak perempuan menjadi pemimpin baik di desa sebagai kepala desa atau kepala daerah hingga pemimpin di kementerian atau lembaga menunjukkan perempuan semakin berdaya". menyongsong tahun 2024, komitmen kemenPPPA untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak akan terus ditingkatkan.

Rusaknya peran perempuan

Dunia telah berubah. yang awalnya didominasi oleh laki-laki, saat ini berganti haluan didominasi oleh perempuan. perempuan menjadi sangat penting di dunia. siapapun yang menguasai perempuan maka mereka menguasai dunia. orang-orang yang tidak menyukai islam berusaha untuk menghancurkan orang-orang yang disayangi perempuan. mereka merusak perempuan dengan berbagai cara melalui 3F (Food, fashion, Fun). ketika wanita rusak maka anak-anak akan rusak, suami-suami akan rusak, sehingga berakhir pada rusaknya rumah tangga. bukan hanya itu, kesetaraan gender juga menyengsarakan perempuan dengan mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan sejalan dengan cita-cita kartini, padahal kartini bukan penganut emansipasi wanita. bahkan ia menyampaikan bahwasannya islamlah yang menjunjung tinggi derajat perempuan. 

Berbagai ide yang diusung oleh PBB melalui konferensi-kenferensi untuk kesetaraan gender, merumuskan perempuan dan kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan, pendidikan perempuan, perempuan dalam keputusan dan pengangguran, serta dibuatnya UU dan kebijakan-kebijakan yang justru malah membuat perempuan semakin terpuruk. padahal, 40% PBB dan DPR diisi oleh perempuan. 

Saat ini 60% UMKM diserahkan kepada perempuan dan secara otomatis peran perempuan sebagai tulang rusuk berpindah menjadi tulang punggung. jika hilangnya sosok ibu dan sosok ayah, maka banyak anak menjadi yatim piatu secara budaya dan perlindungan. janji-janji yang selalu digaung-gaungkan untuk kesejahteraan perempuan dan anak hanyalah janji palsu. karena faktanya perempuan semakin menderita dengan dipaksanya perempuan untuk menyelesaikan sistem ekonomi keluarga, sitem politik kapitalis, sehingga diberi gelar pahlawan. akhirnya, tugas utama perempuan menjadi terabaikan dan melahirkan generasi yang juga rusak.

Sehingga muncul pertanyaan besar, apakah posisi perempuan dan laki-laki di dunia menjadi saingan dan bukan tolong menolong?

Solusi

Dalam sistem sekularisme kapitalis yang mengakibatkan syariat-syariat agama terkait perempuan tidak dijalankan oleh pemangku kebijkan seperti syariat penafkahan, kewajiban belajar, berdakwah, syariat suami istri. padahal Allah swt telah mengancam bila tidak menjalankan syariatnya, maka akan menjalani kehidupan yang sempit (QS. Taha :124). Umat harus menyadari bahwa jalan kemuliaan bukanlah di dapat dengan terwujudnya kesetaraan gender karena sitem sekularisme kapitalis membuat aturan sendiri dan memaksa menjalankannya padahal Allah telah menegaskan dalam QS. Al-An'am ayat 57, mereka memaksakan kita untuk syirik kepada Allah swt padahal syirik adalah dosa besar dan islam mengembalikan standart kemuliaan kepada Allah swt karna Allah swt yang menciptakan dan mengatur, memberikan peran kepada ibu sebagai ummu wa robbatul bait, mengatur rumah tangganya dibawah kepemimpinan suami sebagai pemimpin rumah tangga. suami wajib memimpin, melindungi dan memberi nafkah berdasarkan QS. An-Nisa ayat 34. Rasulullah saw juga bersabda "wanita (istri) adalah penanggung jawab dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah swt juga memberkahi perempuan sebagai madrasatul ula pendidik pertama dan utama anak-anaknya. kedua peran ini adalah peran strategis yang akan menjadi pondasi pembangun sebuah peradaban. semua peran tersebut tidak semudah untuk dijalankan. agar perempuan optimal dalam menjalan tugas, Allah swt menjelaskan sejumlah syariat-syariat yang hanya berlaku bagi perempuan. slaah satu diantaranya adalah masalah penafkahan, perempuan tidak wajib mencari nafkah baik untuk dirinya sendiri atau keluarganya. nafkah perempuan ditanggung walinya, seperti ayahnya, suaminya, saudara laki-lakinya, kakeknya, pamannya dan seterusnya. selain itu perempuan juga dilarang terlibat dalam kepemimpinan yang mengambil sebuah kebijakan seperti seorang khalifah. islam mensyariatkan kepemimpinan ditangan laki-laki berdasarkan QS. An-Nisa ayat 34. dengan pendekatan kaidah min baabi al-awla (keharusan yang lebih utama) ayat tersebut bisa dipahami jika pemimpin rumah tangga saja harus laki-laki apalagi rumah tangga yang besar yaitu negara. rasulullah saw juga bersabda "tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kekuasaannya) kepada perempuan" (HR Bukhari).

Seandainya ada yang menyamakan kepemimpinan Aisyah ra dalam perang jamal, beliau menyesali dan mengatakan "laytanii mittu qobla yaumil jamali bi 'isyriina sanatan" (andaikan (laytanii = nada penyesalan) aku mati 20 tahun sebelum perang jamal) (HR. Al-Bukhari).

Hanya saja meski diharamkan dalam jabatan kekuasaan bukan berarti perempuan tidak memiliki kesempatan diranah publik. islam mengatur ada aktivitas publik yang boleh diikuti bahkan wajib atas perempuan. adapun aktivitas wajib di ranah publik, yakni menuntun ilmu, amar ma'ruf nahi munkar, muhasabah (menasihati penguasa). kewajiban tersebut berlaku atas laki-laki dan perempuan, sedangkan aktivitas yang boleh dilakukan menjadi anggota majelis umat, menjadi Qadhi, baik itu Qadi hizbah atau qadi biasa. namun tidak boleh menjadi qadi madzolim karena mengambil keputusan. kemudian perempuan juga boleh bekerja dengan syarat pekerjaan tidak menghinakan fitrahnya sebagai perempuan, mengeksploitasi kecantikannya, menghalanginya melakukan kewajibannya dan bukan bukan untuk ekonomi. namun pekerjaan yang dilakukan memberikan kontribusi keilmuannya untuk umat dan kemuliaan islam. dengan demikian kemuliaan perempuan dalam islam dilihat dari keberhasilan dia menjalankan peran domestiknya sebagai al-umm warobbatul bait dan madrasah ula serta peran publiknya sebagai entitas masyarakat yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar. dan terbukti penerapan syariat perempuan ini ketika dijalankan oleh individu, masyarakat bahkan negara, yakni negara khilafah selama 1300 tahun perempuan hidup dalam kemuliaan. tidak serta perempuan hidup dalam kapitalisme saat ini, mereka dinistakan, dilecehkan, dihinakan dan direndahkan.